Ketika Halloween sudah makin dekat, dan kunjungan mereka ke Hogsmeade juga makin dekat, semua siswa kelas tiga tampak sudah tak sabar, kecuali Harry. Temannya itu, setelah tidak diperbolehkan ikut ke Hogsmeade karena kerabat Muggle-nya tidak mau menanda-tangani surat ijin, merasa sangat sedih dan kesal karena tidak bisa ikut bersenang-senang. Draco tentu saja tidak bisa menyalahkannya. Dia sendiri sering sekali terpisah dengan teman-temannya karena mereka tidak satu asrama, jadi Draco paham bagaimana sedihnya harus ditinggal sendirian.
Draco sebenarnya tidak terlalu senang harus menghabiskan sepanjang siang tanpa Harry. Hermione dan Weasley masih saja sering bertengkar sejak awal masuk sekolah, dan Draco bisa membayangkan aktivitas lain yang lebih berguna daripada ikut jalan-jalan dengan mereka berdua yang pasti akan bertengkar lagi. Malahan, Draco tergoda untuk menemani Harry dan tidak ikut ke Hogsmeade. Tapi Draco tahu Harry pasti menolak tawaran itu, jadi Draco tidak menyuarakannya.
Alih-alih, dia menghabiskan siang hari di Hogsmeade sambil membeli banyak sekali oleh-oleh untuk Harry, seperti banyak permen dari Honeydukes dan beberapa barang dari Toko Lelucon Zonko, berharap bahwa semua oleh-oleh itu dapat membuat Harry ceria kembali. Harusnya Hermione dan Weasley bisa membantu, kalau saja mereka berhenti bertengkar dan sadar apa yang sedang Draco lakukan.
Saat akhirnya mereka kembali ke sekolah, Draco langsung memberikan semuanya pada Hermione untuk diberikan pada Harry sebelum mereka berpisah ke Ruang Rekreasi masing-masing. Draco baru bertemu Harry lagi saat dirinya dalam perjalanan untuk menuju perayaan Halloween di Aula Utama.
"Makasih oleh-olehnya," ujar Harry, sambil tersenyum lembut pada Draco. "Aku dengar kalian bersenang-senang di sana ya? Ron tidak bisa berhenti bicara soal Hogsmeade sejak dia kembali tadi."
"Ya lumayan sih," kata Draco sambil mengernyitkan dahi. "Lebih menyenangkan kalau kamu ada di sana. Aku tidak paham kenapa kamu bisa tahan sendirian bersama mereka," tambahnya, memelankan suaranya agar kedua teman Gryffindor-nya yang lain tidak dapat mendengarnya. "Pernah tidak sih mereka ngobrol dengan normal? Aku juga tidak bisa menyalahkan Hermione sih, tapi..."
Harry mendengus. "Ayolah," katanya, menggelengkan kepalanya geli. "Mereka tidak separah itu kok."
"Enak saja," jawab Draco, lalu memutar matanya. "Mungkin aku beruntung karena tidak satu asrama dengan mereka berdua."
"Lebih baik daripada Nott kan," Harry mendebat, sambil menyeringai.
"Ugh," Draco mengerang, "Itu sih benar."
Mereka memasuki Aula Utama yang sudah didekorasi dengan heboh, meski setelahnya harus berpisah ke meja asrama masing-masing.
Dengan Halloween di tahun pertama, dimana Quirrell berhasil memasukkan Troll ke kastil, dan tahun kedua, dengan serangan Basilisk terhadap Mrs. Norris, membuat hari Halloween menjadi sebuah hari yang sarat akan bencana. Mengingat semua itu, membuat Draco jadi merasa tidak nyaman di sepanjang makan malam. Tidak hanya karena Nott, Crabbe dan Goyle yang duduk di dekatnya sambil mengolok-olok Draco dengan suara yang amat keras, tapi entah kenapa ada hal lain yang membuatnya gelisah, seolah Draco punya firasat bahwa tiba-tiba pintu Aula akan terbuka dan sebuah kabar buruk akan diumumkan.
Sementara itu, perayaan Halloween-nya berjalan lancar-lancar saja sampai akhir. Namun, ternyata ketakutan Draco terbukti karena begitu mereka akan masuk ke Asrama Slytherin, Snape memanggil mereka dengan tubuh yang tegang dan sorot mata waspada.
"Semuanya, silakan ikuti aku ke Auta Utama secepatnya," perintahnya dengan suara yang begitu tegas. "Berbaris dengan rapi dan jangan ribut, atau aku pastikan kalian kembali ke London naik kereta api malam ini juga ditemani oleh Dementor. Kalian paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...