[Year 2] Chapter 3. Peri Rumah dan Ayah yang Gila

2.3K 421 36
                                    

Hermione berhasil mendapatkan buku yang berisi instruksi membuat ramuan Polyjuice dari area terlarang perpustakaan karena Lockhart cukup bodoh dan percaya bahwa Hermione membutuhkannya untuk riset dari buku-buku yang ditulis Lockhart. Ramuannya, seperti yang sudah Draco perkirakan, sangatlah rumit untuk dibuat, membuat mereka terpaksa harus mencuri beberapa bahan dari gudang pribadi Snape, yang tentu saja makin membuat Draco gelisah. Satu-satunya yang dia harapkan adalah selama sebulan mereka mencoba membuat ramuannya, si Keturunan Slytherin akan ketahuan, jadi interogasi pada Nott tidak akan diperlukan lagi.

Draco juga tidak tahu harus senang atau tidak dengan kenyataan bahwa pertandingan Quidditch pertamanya yang kini semakin dekat, adalah Slytherin lawan Gryffindor. Di satu sisi, Harry jadi tidak terlalu fokus melanggar banyak peraturan sekolah dan membuat mereka semua dalam masalah, namun di sisi lain, Draco harus menghadapi Harry di lapangan, dan jujur saja, Draco sedikit takut saat membayangkannya.

Akan berbeda kalau Draco bermain pada tim Hufflepuff atau Ravenclaw. Kalau begitu, Draco pasti bisa menjadi rival namun tetap dengan ramah, dan mereka pasti bisa keluar dari lapangan dengan rukun. Namun ketika Draco berada di Slytherin, itu berarti dia adalah seorang prajurit yang akan pergi dalam perang yang tidak diinginkannya untuk terjadi. Slytherin dan Gryffindor saling membenci satu sama lain, yang kini semakin memanas karena Ayahnya menyuap tim Slytherin dengan sapu terbang terbaru. Jadi apapun hasil pertandingannya, namanya pasti akan tetap menjadi buruk. Jika timnya menang, maka semua Gryffindor pasti akan menyalahkan sapu terbang baru milik Slytherin dan menuduh mereka curang, dan walaupun Harry berkali-kali meyakinkan bahwa dia tidak menyalahkan Draco, kalau timnya kalah, Harry pasti setidaknya akan sedikit kesal atau kecewa. Tapi kalau Tim Draco kalah, maka Slytherin lah yang akan membencinya dan menyalahkan Draco karena tidak sungguh-sungguh. Mereka akan menuduh Draco karena Draco berteman dekat dengan Gryffindor, terutama Harry. Apapun hasilnya, Draco tidak akan menang, dan dia sadar atas fakta itu.

Hari minggu saat pertandingannya berlangsung, cuaca sedang mendung, dengan hujan yang bisa tiba-tiba turun. Harry tersenyum padanya dari meja makan Gryffindor di seberang aula saat sarapan, namun mereka belum berbicara. Mereka juga berjalan ke lapangan secara terpisah, dengan tim masing-masing.

"Dengar ya, Malfoy," kata Flint mendekat ke arah Draco saat mereka sedang berganti baju ke seragam hijau Quidditch. "Aku tidak peduli kalau Potter itu teman baikmu atau apa. Tapi kalau yang kamu butuhkan untuk menang adalah dengan menendangnya sampai dia jatuh dari sapu terbang, maka itulah yang harus kamu lakukan."

Draco membuka mulutnya untuk protes, namun menutupnya lagi. Dia tahu bahwa melawan perintahnya sama sekali tidak akan berakhir baik untuknya. Jadi dia hanya mengangguk, sambil menghindari pandangan Flint untuk mencegahnya tahu bahwa Draco tidak bersungguh-sungguh.

Saat mereka berjalan ke Lapangan, mereka disambut dengan olokan dari arah penonton. Ravenclaw dan Hufflepuff, seperti biasanya, mendukung Gryffindor dan bukannya Slytherin. Beberapa dari mereka tampak begitu marah saat melihat sapu terbang baru yang dibelikan oleh Ayah Draco untuk seluruh Tim Slytherin. Draco juga melihat beberapa orang di bangku penonton yang mengangkat jari tengahnya pada Timnya, membuat Draco berusaha untuk tidak melihat mereka lebih lama. Walaupun Draco masih dapat mendengarkan sumpah serapah yang dilontarkan oleh Weasley ke arah timnya.

Saat Tim Gryffindor sudah berada di depan mereka, pandangan mereka penuh tekad. Bahkan Harry tampak begitu serius, dengan sorot yang sama sekali tidak pernah bertemu dengan mata Draco.

"Naiki sapu terbang kalian!" perintah Madam Hooch, dan Draco langsung mengalihkan pandangan dari sahabatnya itu untuk mengikuti perintahnya. "Pertandingan dimulai saat bunyi peluit terdengar! Tiga... dua... satu..."

Mereka segera terbang ke udara saat peluitnya berbunyi, dan pertandingan memperebutkan Quaffle-pun dimulai. Draco mencoba untuk tidak begitu memperhatikannya, sadar bahwa hal itu bisa mendistraksinya dalam mencari Snitch, apalagi dengan Harry sebagai lawannya, yang adalah seorang Seeker handal. Jadi Draco terbang ke atas dan membiarkan matanya menjelajah, mencoba mencari titik emas tempat bola Snitch berada.

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang