[Year 7] Chapter 8. Liontin

1.8K 109 13
                                    

Moon's head-note:

Teman-teman mau mengingatkan ada dua trigger warning di chapter ini. Detailnya bisa lihat di catatanku di chapter sebelumnya ya.

.

"Draco!"

Draco dikejutkan oleh suara Harry, dengan nada yang panik. Beberapa detik setelahnya, dirinya seperti diguncang-guncang. Matanya mengerjap terbuka dan dirinya segera mengerang mendapati sinar terang yang langsung menyerang matanya. Draco refleks menutupi matanya dengan punggung tangannya.

"Syukurlah," Harry menghela napas, berhenti mengguncang-guncang tubuh Draco. "Ada yang terluka, tidak?"

"Sepertinya tidak," Draco menggumam, perlahan melepaskan tangannya dari kedua matanya, lalu menemukan wajah Harry yang begitu pucat.

"Bagus," Harry mengangguk. "Soalnya lengan Ron sampai tersayat-sayat."

Mendengarnya membuat Draco langsung awas, dirinya seketika bangkit duduk, walaupun kepalanya pusing luar biasa. Draco melihat sekelilingnya, mereka berada di tengah hutan sekarang, dan tak jauh dari dirinya, tampak Hermione tengah memeluk tubuh Weasley yang berdarah-darah dengan lengan baju yang sobek. Permukaan kulitnya tampak koyak, Hermione memeluknya dengan gemetar.

"Kok bisa begini?" tanya Draco terpaku. "Kita ada dimana sekarang?"

"Di hutan dekat tempat piala dunia waktu itu," jawab Hermione. "Cuma itu yang kepikiran."

"Oh," Draco mengangguk.

"Kita tidak bisa kembali ke Grimmauld Place," bisik Hermione. "Yaxley berhasil mencengkeramku dan mengikuti kita ke Floo, aku baru bisa mendorongnya pergi saat kita sudah tiba di depan pintu masuk. Mereka tahu kita di sana—"

"Tidak masalah," Draco memotongnya karena sudah tahu apa yang terjadi. Karena penjelasan Hermione artinya tempat itu sudah tidak aman lagi. "Bukan salahmu kok, 'Mione."

Hermione sedikit terisak, dan Draco dengan sigap mengelus pundaknya. Setelah Hermione sedikit tenang, Draco segera berkeliling untuk melemparkan berbagai mantra pelindung di sekitar mereka. Dia dan Hermione sebelum ini mempelajarinya bersama-sama sampai mereka ahli melemparkan berbagai macam mantra pelindung.

"Harry," panggilnya pada pacarnya di tengah-tengah kegiatannya melempar mantra pelindung, "Bisa tolong ambilkan tendanya?"

"Tenda?" tanya Harry kebingungan.

"Di dalam tas Hermione," ujar Draco sambil menunjuk tas jinjing kecil di tanah dekat sahabatnya itu.

"Di dalam... oh, oke," ujarnya lalu mengambil tasnya, membuka dan mengucap mantra untuk menarik tenda. Yang ditariknya adalah lipatan kain. "Bukannya tenda ini milik... siapa itu namanya yang ada di Kementerian?" tanya Harry.

"Orangnya sudah tidak butuh lagi, sakit punggung kalau tidur di sini katanya," ujar Hermione. "Makanya Ayah Ron bilang aku bisa pinjam."

"Oh, oke," jawab Harry lagi sambil memandang kain di tangannya. "Jadi bagaimana caranya...?"

"Letakkan di tanah dan mundurlah," perintah Draco yang segera diikuti oleh Harry. Dirinya lalu mengacungkan tongkat sihirnya kemudian berseru, "Erecto!"

Tendanya langsung secara otomatis berdiri. Draco mengangguk lalu melanjutkan melemparkan mantra pelindung.

"Sejak kapan kamu bisa mantra-mantra begitu?" tanya Harry tampak terkesan.

"Sejak aku tahu bahwa aku akan menghabiskan waktu yang tidak tahu berapa lama untuk menemanimu menjalankan misi," jawab Draco mendengus. "Cave inimicum," seru Draco lagi melemparkan mantra ke udara. "Apa ada mantra yang aku lupakan, Hermione?"

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang