Rahasia Bunda

919 98 3
                                    

아녕하세요

Author yang cetar membahana Combek.
Tinggal beberapa chp lagi menuju tamat, author so excited buat nunjukin ke kalian semua akhir cerita ini.

Walau ekhem, cerita ini hanyalah butiran pasir di laut, tapi dengan adanya kalian yang mendukung author itu sudah cukup( '・ω・)

Jadi selamat menikmati detik-detik terakhir dari cerita ini.

Sekarang tebak deh, ending cerita ini :

-Happy ending

-Sad Ending

-Mysterious Ending

-Ngegantung?

Komen di salah satu ending yg kalian inginkan.
Semua itu tergantung kalian guys, buat endingnya sendiri author udah pikirin. Jadi semangat buat nge-vote dan komennya guys...

Happy Reading. Enjoy ...

🥀🥀🥀

Part sebelumnya...

Semua orang disana menatap Tireya dengan tatapan penasaran, dan suasana di sana semakin tegang. Hanya tersisa suara isakan Dinda yang tidak terlalu kencang.

Lama terdiam, Tireya pun menatap mereka semua.

"Yang dikatakan Dinda itu














"... Benar"

***

Terkejut.

Itulah yang mereka rasakan saat ini, setelah mendengar perkataan Tireya.

Kedua orangtua Tireya terkejut, bahkan Dinda sendiri pun terkejut dan senang. Ternyata kebohongannya tidaklah sia-sia.

"Tia... " bunda menatap Tireya dengan tatapan kecewanya, namun lain halnya dengan ayah Tireya. Dia hanya diam, dan menatap anaknya penuh selidik.

Kenapa dia sangat tenang? Begitulah pikirnya.

Yah untuk orang yang baru saja mengakui kesalahannya, Tireya terlihat sangat santai bahkan tidak terlihat jejak kekhawatiran di matanya.

"K-kak Tia, kakak gk kenapa-napa kan. Atau jangan-jangan Tio udah ada adik baru? " tanya Dinda dengan polos, ia sudah tidak menangis dan malah terlihat sangat senang. Mereka yang ada di sana menatap Dinda dengan malas, namun juga sedikit ragu. Walau perkataan Dinda seperti menjelekkan Tireya, namun bisa saja itu benar.

"Tireya ayah mohon jelaskan, kalau kamu tidak ke sana. Atau bila memang katakan bahwa kamu tidak melakukan hal-hal itu" ucap Ayah Tireya menatapnya dengan tatapan memohon, yang dibutuhkannya saat ini hanyalah kejujuran dari anaknya.

Sebenarnya yang membuat mereka tidak terlalu percaya pada Tireya adalah karena anak mereka ini terlalu banyak menyimpan rahasia.

Mereka pernah mendengar suara tangisan dari kamar Tireya pada malam hari, di saat ulang tahunnya. Namun saat ditanya, maka Tireya akan menjawab 'mungkin Tia cuman lagi ngigo aja bun' . Dan itu terjadi setiap tahun, dan jawabannya tetap sama akhirnya mereka pun menyerah untuk mencari tahu.

Kembali ke saat ini. Mereka sangat berharap kali ini Tireya ingin jujur pada mereka.

Tireya tersenyum melihat orang tuanya yang menatap ia dengan khawatir, ternyata bukan orangtuanya yang berubah hanya ia saja yang terlalu tertutup dan terperosok akan kesedihan.

Tireya menarik napas, dan menetralkan wajahnya laku menatap Dinda dengan tatapan dingin dan datar.

"Memang benar gue pergi ke bar" ucap Tireya dengan nada dingin. Dilihatnya dinda tersenyum puas, dan tatapan dingin dari kakeknya.

"Aku udah bilang kan bun, yah, kek. Maafin aku yah, aku cuman gk mau kak Tia dimarah-"

"Tapi lo tau gue dapetin apa disana? " lanjut Tireya memotong perkataan Dinda.

Semua yang ada disitu Mengernyitkan alisnya. Ada yang belum mereka ketahui?

"Ma-maksud kak Tia apa? " tanya dinda dengan takut-takut, di dalam hatinya terdapat perasaan was-was.

"Yakin mau liat? Oke" Tireya dengan senyum sinisnya menatap ke arah mereka semua.

"Lihat dan perhatikan"

Tiba-tiba saja Tio datang dari arah dapur dan membawa mesin proyektor, dan Tia pun mengutak-atik Mesin canggih itu lalu lampu proyektor menyala, dan menyorot ke arah dinding yang berwarna putih. Terpampang lah di dinding putih mereka sebuah adengan yang tidak pantas dilihat oleh anak-anak.

Dengan sigap Tireya menutup mata Tio, enak saja ia tidak ingin anaknya yang polos ternodai.

Yang berada dalam vidio tersebut bukanlah Tireya, melainkan Dinda. Tireya sendirilah yang memvidiokannya, terlihat dengan jelas wajah Dinda yang sedang duduk di atas pangkuan seorang pria parubaya, dengan pakaian seksinya yang berantakan.

Mereka bercumbu dengan panas lalu vidio berakhir saat keduanya berjalan menuju tempat yang Lebih dalam di bar.

"Bagaimana? Udah tau kan sekarang siapa yang ada di dalam vidio itu? " tanya Tireya yang berhasil menyadarkan mereka semua, termasuk Dinda yang sudah berkeringat dingin.

"I-itu gk bener kek, yah, bun. Itu semua gk bener" ucap Dinda mencoba mengelak dari bukti yang telah mereka lihat.

Namun mereka semua hanya menatap Dinda dengan datar.

"Ternyata, kamu tidak lebih dari seorang jalang. Aku memungutmu karena mengingat ibumu, tapi ternyata kalian sama saja" ucap bunda tiba-tiba.

Tireya menatap bundanya. Memungut? Apa maksudnya ini?

Melihat tatapan penuh tanya dari anggota keluarganya, membuat bunda menghela napas lelah.

"Jadi, sebenarnya Dinda itu adalah anak dari temen bunda yang udah meninggal sekitar 3 tahun lalu. Dan sebelum meninggal mama Dinda minta tolong sama bunda buat jaga Dinda. Tapi karena bunda gk tau yang mana Dinda akhirnya mama udah lupa sama janji itu." bunda menghentikan penjelasannya demi melihat tanggapan keluarganya, tentu saja Dinda juga yang sudah membuka topengnya. Gadis itu tersenyum sinis.

Tireya pun semakin penasaran akan rahasia yang disimpan oleh ibunya.

"Dan akhirnya bunda ketemu sama Dinda sewaktu bunda dijambret. Bunda bawa lah Dinda, dengan maksud untuk menjadikan dia anak bunda" lanjut bunda, lalu ia kembali menatap Tireya dengan tatapan menyesal.

"Maaf ya Tia, bunda cuman mau kamu bisa dekat dengan Dinda, bunda gk tau ternyata dia seperti ini. Padahal bunda udah berusaha untuk menuruti semua keinginannya" jelas bunda pada Tireya, dalam hati ia berharap anaknya tidak membencinya setelah melihat wajah datar Tireya.

"Tapi tante, tante ada hutang budi sama mama. Dan tante harus tau, mama meninggal itu semua karena bantu tante! " Dinda membentak bunda Tireya dengan kasar, ia tidak lagi memakai topeng wajah polosnya.

"Kamu yang gk tau diri! Ibumu itu meninggal bukan salah saya, tapi itu adalah balasan dari segala kesakitan yang ia berikan! " ucap bunda sambil menatap Dinda dengan tatapan penuh dendam Sekaligus kecewa.

Sedangkan Tireya, dia hanya diam menyimak. Namun tidak ada yang bisa melihat senyum kecilnya yang sangat tipis.

'Biar waktu yang buktikan!'

🥀🥀🥀

Tbc...

Uhh dikit lagi ending. Walau sebenarnya cerita ini udah melenceng jauh dari konsep awal, ૧(ꂹີωꂹີૂ)

Tetap dukung author ya, semoga cerita ini bisa selesai dengan baik

See you next part guys...

07 februari 2022
Lilac

TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang