Kebetulan atau disengaja?

305 24 0
                                    

Happhay Reading.

🥀🥀🥀

HAPPY READING

***

Tireya POV

"Pokoknya lo harus temenin gue" ucapku sambil mencomot pisang goreng yang telah ku lumuri sambel balado.

"Iya, nanti gue temenin. Yang penting itu lo harus jemput gue" kata keira,lalu berdiri dari duduknya lalu berjalan ke belakang. 

"Bawel deh" kataku sambil membuka telepon ku. 

Baru saja aku membuka telepon tiba-tiba saja muncul notifikasi pesan dari nomor tak dikenal. Nomor siapa ini ?  pikirku.Karena penasaran aku membuka pesan tersebut.

+6248758*****

Apa kau ada waktu nanti malam?

Siapa?


calon suamimu

Orang gila dari mana ini?pikirku

Aku tidak punya calon suami.

Bercanda ini Mario

Hehe

apa-apaan pria ini?!pikirku. Aku hanya membaca pesannya tanpa ada niat untuk membalas pesannya tersebut. 

Lagi-lagi pesan masuk dari nomor yang sama, aku tidak membukannya sama sekali. Sekitar 3 kali bunyi pesan masuk ke dalam teleponku.

"Mom yuk pulang" kata Tio, kulihat dia sudah kelelahan karena menjaga adik Kiara.

Aku pun mengambil tas ku lalu beranjak dari kursi. Karena Kiara sedang sibuk aku pun memutuskan untuk pulang tanpa memberitahunya,dan hanya mengabari melalui WA.

Tireya POV END

Tireya terbangun dengan tubuh yang begitu kesakitan. Dengan kepala yang sakit ia berusaha bangun dari tidurnya, dinginnya lantai menembus tubuh Tireya. Ia melihat ke sekeliling lalu menemukan ia berada di rumah lamanya bersama Rey.

Matanya membulat sempurna, ia berusaha untuk bangun walau seluruh badannya terasa sakit, ia tidak boleh berada di tempat ini lagi. Tempat yang membuatnya muak hanya dengan melihatnya. Dengan tertatih-tatih Tireya berjalan keluar dari kamar lamanya, ia menuruni tangga dan menemukan seseorang di dapur. 

"Kau?!" pekik Tireya sambil menunjuk seorang pria yang ada di dapurnya.

"Eh kau sudah bangun?" kata pria itu sambil tersenyum,lalu mendekat ke arah Tireya.

"Stop, jangan maju satu langkah pun!" langkah Tireya mundur dengan teratih-tatih, namun pria itu tidak mendengarkannya dan malah semakin mendekat ke arah Tireya.

"Ku bilang berhenti, jika kau mendekat sekali lagi aku akan menusuk mu!" Tireya menodongkan pisau yang ia dapat dari meja kepada pria itu. Namun hal itu tidak membuat pria itu berhenti mendekat , malahan makin mempercepat langkahya.

"KUBILANG BERHENTI!" Tireya menusukkan pisau itu ke dada pria tersebut, tetapi hal aneh terjadi sosok pria itu berubah menjadi sosok yang sangat dikenalnya.

"Mom, mommy kenapa?" 

"Tio?" Tireya membuka matanya dan menemukan keberadaan Tio di sampingnya, anak itu telah naik ke atas tempat tidurnya.

"Iya mom, ini Tio. Mommy kenapa? mimpi buruk yah?"ucap Tio sambil menatap wajah Tireya dengan khawatir.

Tireya hanya menutup matanya lalu menanggukkan kepalanya, Tio pun bergerak mengambilkan minum lalu meminumkannya kepada Tireya. Tireya mengambil gelas tersebut dari tangan Tio lalu meminumnya sendiri,Tio menghela napas melihat ketenangan ibunya tersebut,padahal  umur mereka tidak terlaluh jauh.

"Tio, Tante Kiara udah nelpon belum?"tanya Tia tiba-tiba karena tau pemuda di depannya akan menanyakan tentang mimpinya tadi.

"Oh iya ada mom, kak Kiara  udah telpon mommy lebih dari 10 kali" ucap Tio lalu menyerahkan handphond Tireya.

Terlihat memang banyak panggilan masuk dari Kiara termasuk dari nomor tak dikenalnya itu,yang sebenarnya sengaja tak diberi nama karena menurutnya tak penting.

Tireya lalu berdiri dan keluar dari kamarnya dan menuju dapur, diikuti oleh Tio.

"Mau makan apa Tio?" Tanya Tireya sambil menyiapkan dapurnya.

"Roti ajalah" ucap Tio,ia tidak membahas tentang mimpi Tireya tadi walau ia sangat penasaran dengan apa yang dialami oleh mommy-nya itu.

Tireya membuat roti lapis dengan secangkir susu coklat untuk Tio dan secangkir Green Tea untuk dirinya sendiri. Mereka makan dalam keheningan tak seperti biasanya, karena keduanya larut kedalam pikiran masing-masing. Sementara mereka menikmati minuman mereka tiba-tiba telpon berbunyi lalu Tireya langsung saja mengangkatnya.

"Halo Kiara, udah siap?" tanya Tireya.

"Kenapa baru angkat? Kemana aja dari tadi?"jawab orang dalam panggilan tersebut. 

Hah, ini bukan suara Kiara,batin Tireya. Ia melihat kembali nama pemanggilnya, dan mendapati nomor tak dikenal yang sengaja tak diberi nama atau disimpan olehnya. Shit, harusnya gue liat dulu tadi. 

"halo" suara Mario kembali terdengar di telinganya dengan terpaksa Tireya menjawab Mario.

"Ya?" dengan berat hati Tireya membalas perkataannya. 

"Aku dengar kalian akan pergi ke pestaku malam nanti, mau ku jemput?" ucap Mario.

Tireya yang mendengar itu mengangkat alisnya, keluarganya akan datang? Kenapa tidak ada yang memberitahunya?Ini akan menjadi pertunjukkan yang menarik. 

"Baiklah, jemput aku jam 7 malam ini"seringai muncul di wajahnya membuat Tio yang melihat merasa aneh kepada Tireya.

"Aku harus mencari tahu" 

***

TO BE CONTINUE


TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang