Pesta

481 39 0
                                    

Happy Reading...

🥀🥀🥀

"Dapat lagi"

"Apa? "

"Hah? "

"Kau barusan bilang apa?" tanya Mario, pria itu ternyata mendengar gumaman Tireya tadi.

"Ah tidak aku hanya-" nada panggil dari telepon milik Tireya memotong perkataannya. "Tunggu sebentar" ucap Tireya lalu mengangkat panggilan tersebut, Diam-diam dia tersenyum dan berterimakasih kepada orang yang meneleponnya, karena telah menyelamatkannya dari pertanyaan Mario.

"Iya? "

"... "

"Sekarang? "

"... "

"Oke tunggu aku ya"

"Ok, bye sayangku"

"Too" lalu menutup teleponnya Tireya terkekeh malu.

Mario yang melihat dan mendengar pembicaraan mereka walau yang hanya ia tangkap kata yang  'bye, sayangku' dan sialnya ia yakin bahwa itu adalah suara pria membuatnya mendengus kesal.

"Siapa? " tanyanya dengan dingin.

Tireya yang sudah menormalkan kembali raut wajahnya bingung. Ia menaikkan sebelah alisnya pertanda tidak mengerti.

"Huh. Siapa yang menelepon? " tanya Mario dengan wajah datar, entah mengapa ia merasa sangat kesal.

"Aku harus pulang. Nanti bicarain lagi" Tireya langsung pergi begitu saja dengan terburu-buru, tanpa mendengar panggilan Mario.

***

Tireya memarkirkan mobilnya di depan kafe Bersahaja, dia turun dari mobil lalu masuk ke dalam kafe tersebut.

Kakinya melangkah menuju meja yang berisi seorang remaja laki-laki dan seorang anak kecil. Mereka berdua terlihat sedang bermain dan bersenda gurau.

"Udah nunggu lama? " tanyanya begitu duduk membuat atensi kedua pria itu akhirnya menatap padanya.

"Kakak cantik" pekik anak itu dengan bersemangat, dan langsung turun dari kursinya dan malah duduk di pangkuan Tireya.

"Belum lama, paling sejam-an" ucap pria di depannya dengan wajah cemberut.

"Adududuh, sini sayangnya aku kok marah sih. Liat muka kamu kayak gorengan, ga rata" gurau Tireya sambil mencubit pipi pria di depannya.

"Ah mommy" rengek pria di depannya kesal karena pipinya dicubit.

"Yaudah Tio sama Joji mau makan apa? " tanya Tireya kepada Tio dan Joji, ya yang meneleponnya tadi adalah Tio. Tio yang meminta Tireya untuk datang ke kafe milik orang tua joji yang tak lain adalah orangtua temannya sendiri, Keira oleh karena itu joji ada disana. Joji dititipkan kepada Tio yang kebetulan sedang berkunjung ke kafe itu, karena Keira sedang sibuk di dapur.

"Gk usah kita udah pesan kok, sekalian Tio mesen buat Mommy" ucap Tio lalu menatap Keira yang datang dengan nampan di tangannya.

"Eh udah sampe lo? " tanya Keira sambil menurunkan nampannya, dan menaruh semangkuk mie bakso dan 2 piring ayam lalapan. Bakso itu adalah milik Tio sedangkan kedua ayam lalapan milik Tireya dan Joji.

"Menurut ngana? Keliatannya gue sekarang ada dimana? " balas Tireya dengan nada malas, matanya menatap jengah temannya yang kepintarannya kurang dari 5% menurutnya

Sedangkan Keira hanya cengengesan dan menampilkan gigi putihnya yang rapi, lalu duduk di sebelah Tireya.

"Lo gk ada niatan bikinin gue minum? " alis Tireya terangkat melihat temannya ikut duduk bersama mereka.

"Heh setan! Gue udah bikinin kalian bertiga makanan ya, minum bikin sendiri lu pikir gue babu apa?! " dengus gadis itu sambil mencomot tempe di piring milik Tireya.

"Jangan makan punya gue, bikin sendiri sana. Sekalian bikinin kita minum, kan lu yang punya kafe" ucap Tireya santai lalu mengeser piringnya menjauhi Keira, dan mulai makan dengan hikmat.

Keira menggeram kesal, enak saja dia pemilik kafe nya masa dia yang bikin. Keira lalu memanggil pelayan yang kebetulan melintas di sampingnya, lalu menyuruhnya membuatkan sepiring ayam lalapan serta 1 jus alpokat pesanan Tireya, secangkir susu coklat untuk Joji, secangkir kopi miliknya, dan air putih untuk Tio pemuda itu tidak terlalu suka jus atau hal semacam itu, ia lebih suka air putih biasa okeh karena itu tubuhnya sangat sehat. Setelahnya pelayan itu pamit ke dapur.

"Eh, ada yang mau lo bicarain?Tumben-tumbenan lo mau ke tempat gue" ucap Keira sambil sesekali mencomot ayam milik Joji membuat lelaki kecil itu protes lalu menjauhkan ayamnya dari jangkauan Keira, membuat dia meringis kecil melihat betapa pelit anak di depannya.

"Cuman pengen" jawab Tireya singkat sambil membersihkan tangannya dari minyak, lalu menyeruput jus alpokatnya. Ahh sedap

"Halah mustahil kalo lo datang tanpa ada apa-apa, nda percaya kita. " Keira menatap sengit temannya yang kini sedang berbicara dengan pelayan, karena ingin buah mangga segar.

"Temenin gue ke pesta" balas Tireya dengan serius sambil dengan sabar menunggu mangganya, entah kenapa dia ngidam ingin memakan mangga.

"Pesta perusahaan lo? " tanya Keira, memang temannya yang satu ini tahu bahwa ia memiliki perusahaan sendiri, karena dialah yang melihat perjuangan Tireya sedari dulu.

"Bukan, pesta perusahaan kolega gue." jawab Tireya dengan malas, cukup heran dengan temannya yang satu ini. Apakah ada perusahaan yang aniv-nya 2x? Apakah dia lupa mengundang temannya ini 4 bulan lalu?

"Ohh, hehehe. Hayuk atuh, seorang Keira tidak bisa melewatkan makanan gratis" Keira cengegesan sendiri membayangkan makanan yang akan dilahapnya saat di pesta nanti.

Tireya menghela nafas lelah, mengapa dirinya mempunyai teman seperti dia? Bagaimana cara awal mereka bertemu?

"Iya-iya, makan aja pikiran lo. Kita akan kesana, bukan cuma buat makan" seringai tipis muncul di wajah Tireya, membuat Keira berubah menjadi serius.

"Lo udah mulai bergerak? " tanya Keira dengan wajah penasaran.

"Gue udah mulai, bahkan sebelum semua orang menyadarinya."

🥀🥀🥀

Ai kombek, ada yg miss me? Tidak? Baik skip.

Ada yg ngerasa g sih kalo cerita ini mulai melenceng?sorry guys tapi rencananya ini sudah tersusun dengan rapi. Terlihat melenceng tapi ini masih bagian dari cerita.

Yg ngerasa ini banyak flashback-nya, maapkeun tapi kita sudah melewati beberapa tahun dari kehidupan Tireya 1 bab sekaligus. Dan pasti ada rahasia dari orang-orang bahkan Tireya sendiri.

Oleh karena itu dibutuhkan flashback untuk membuka rahasia dan misteri milik setiap karakter(spoiler) cerita ini gk akan lengkap tanpa flashback. Cerita ini juga gk se simpel kliatannya.

Jadi gitu deh seberapa pentingnya flashback disini. Paham anak-anak?

Jika paham jangan lupakan tugas kalian semua ok. Semakin byk vote maka saya akan rajin up, saat ini saya sdg kecewa karena apapun. Semoga kalian tidak.

Sekian, see u~

(Note : ada yang mau gk sih cerita ini dibikin gc wa-nya?)

TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang