Nona kedua?

409 34 5
                                    

HAPPY READING.

"Mario, kau marah karena lampu itu jatuh. baiklah aku akan menggantinya.Berapa?" tanya Tireya membuat orang-orang disana hanya bisa terdiam, karena kepolosan Tireya jelas-jelas Mario marah karena dirinya terkena pecahan lampu itu.

Tireya yang merasa semua orang menatapnya,hanya balik menatap lalu berkata.

"Apa?

***

Semua orang memandang Tireya dengan aneh. Gadis ini polos atau bodoh?Apa yang membuatnya berpikir kalau Mario berpikir tentang lampu hias itu bukan dirinya? Apakah kurang jelas yang dilakukan oleh Mario?Apakah kekhawatiran yang ada di wajahnya tidak terlihat dimata Tireya? Mereka tidak habis pikir dengan gadis itu.

Mario memandang Tireya dengan mata dingin,apakah dirinya terlihat mengkhawatirkan tentang lampu hias? Mario menunduk ke bawah Tireya lalu memegang kakinya,sontak seluruh tamu acara terkejut begitupun dengan sang empunya kaki.Pasalnya seorang pengusaha, pemilik perusahaan terbesar di dunia menunduk dan memegang kaki seseorang DI DEPAN UMUM? 

Tireya yang risih akan perlakuan Mario sekaligus pandangan para tamu yang seolah hendak memakannya, berusaha melepaskan tangan Mario dari kakinya namun kakinya malah ditahan dan tangan kanannya diarahkan oleh Mario ke pundaknya. Mau tidak mau akhirnya Tireya hanya pasrah karena dirinya sudah berulang kali mencoba untuk melepaskan jeratan itu,namun kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan Mario.

Mario diam-diam tersenyum karena Tireya yang menurut kepadanya dan tidak bisa melakukan apa-apaMario melihat keadaan kaki Tireya yang mulai mengeluarkan darah walau tidak terlalu banyak. Dengan cepat dan tanpa memberikan aba-aba Mario mengendong Tireya dan membawanya pergi dari aula bahkan sebelum Tireya bertemu dengan keluarganya. 

Tireya yang malu sontak memberontak dari gendongan Mario, namun dengan kejamnya Mario mencengkram pinggul Tireya membuat gadis itu sedikit meringis. Akhirnya karena lelah mencari masalah ia pun pasrah dan tidak lagi membuerontak kepada Mario. Hal itu membuat senyum kecil di wajah pria dingin itu muncul, akhirnya ia bisa membuat gadis ini terdiam patuh,atau bisakah dia sebut gadisnya? 

Apa yang ia pikirkan? Mario mempercepat langkahnya menuju ruangannya, setibanya disana sudah ada 2 orang berjaga di kiri dan kanan pintu. Melihat Tuan mereka datang otomatis mereka membukakan pintu tersebut, lalu menutupnya begitu mereka berdua masuk. 

Begitu masuk  Tireya bisa melihat ruang tidur yang sangat besar dan mewah lengkap dengan ruang kerja dan kamar mandi. Kasur king bed yang besarnya lebih daripada kasur Tireya bahkan dapat menidurkan 5 orang berukuran sama seperti Mario dan muat 12 orang dengan ukuran badan seperti Tireya.

Mario dengan lembut mendudukan Tireya di kursi dan pergi mengambil obat merah lalu kembali dan bersimpuh didepan Tireya, Mario membuka P3K dan mengambil obat merah, alkohol, plester,dan kasa lalu ia menuangkan alkohol ke kasa dan mengusapkannya pelan ke arah luka Tireya. Ia sedikit melirik, ingin melihat reaksi Tireya namun yang didapatkannya hanyalah ekspresi biasa yang sangat tenang, bahkan terlalu tenang seperti tidak terjadi sesuatu.

Akhirnya kaki Tireya telah selesai diobati. Mario pergi mengembalikan kotak P3K itu lalu kembali lagi dan duduk bersebelahan dengan Tireya. 

Tireya yang merasa ditatap pun menatap balik, dan malah menemukan pandangan dingin dari seorang Mario. Tireya  pun merasa bingung, apa yang membuat orang ini menatapnya dengan intens? Apa ada yang salah dengan dirinya?

Oh apakah karena ia masih marah karena lampu hias itu? Atau ini berhubugan dengan lukanya? Apakah dirinya ketahuan tidak bisa merasakan sakit? Namun itu mustahil, tapi apakah mungkin karena dia sedari tadi tidak berekspresi saat di obati.

Yap, dia tadi memakan ramuan healing dari sistemnya. Ramuan itu berfungsi untuk membuatnya tidak dapat merasakan sakit dari luka luar, dan membuatnya sembuh seketika dengan cepat hanya sekitr 10 detik semua sakitnya akan sembuh kembali.

Oleh karena itu ia tadi merasa kesakitan namun setelah itu lukanya sembuh, oleh karena itu saat Mario tadi mengobatinya ia tidak merasakan sakit kembali. Karena itu ia merasa sedikit takut jika hal itu dicurigai Mario.

"Kenapa?"  tanya Tireya dengan sedikit ragu, Mario yang melihatnya lumayan terkesan karena biasanya gadis itu tidak akan berbicara dengannya membuat dirinya penasaran akan perubahan ini. Apakah gadis itu sudah mempunyai rasa padanya?

"Sakit?" tanya Mario sambil menatap ke arah lain, karena ia lumayan merasa salah tingkah karena pemikirannya tadi.

Tireya yang sediki telmi terdiam. Sakit? Mario berkata kepadanya atau kepada orang lain? Namun tidak ada orang lain di tempat ini kecuali mereka berdua, jadi Tireya menunjuk kepada dirinya sendiri. Dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Mario.

Tireya harus banyak-banyak bersabar bila  ingin tetap awet muda-walaudirinyasaatini masihmuda- jadi ia hanya menarik napas dan menjawab dengan tenang.

"Aku baik-baik saja. Sekarang, bisa aku keluar?" tanya Tireya lalu berangsut pergi dari sana,namun belum sempat ia berdiri dengan tegap, tangannya telah ditarik dengan kuat sehingga menbuat dirinya terjatuh di atas Mario.

Lama mereka berpandangan sampai mereka lupa akan duliar luar. Wajah mereka semakin dekat, sampai keduanya dapat merasakan deru napas masing-masing. 

" KAKAK!" sebuah suara mengagetkan Tireya dari lamunannya. HAH GILA APA YANG IA PIKIRKAN TADI?

Seorang gadis berusia seumuran dengan Tireya terlihat di depan pintu, terlihat ia memaksa masuk ke dalam ruangan tersebut.

matanya menyala karena marah lalu dengan secepat kilat ia telah berada di depan Tireya dan menamparnya dengan kuat.

PLAK!

Wajah Tireya tertoleh ke samping, otaknya belum bisa mencerna perlakuan yang diterimanya. 

"NONA KEDUA!" 

Nona kedua? Siapa dia yang berani menamparnya dengan tidak tahu diri.

"Dasar jalang sialan!"makinya kepada Tireya, membuat kilatan dingin dimatanya.

"Siapa kau?"

"Aku adalah nona mansion ini!" 

Nona? Kalau kau nonanya maka aku adalah ratunya.

***

TO BE CONTINUE

TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang