Kecelakaan bunda

695 59 1
                                    

아녕하세요 🥰

Author yang cetar membahana Combek.
Tinggal beberapa chp lagi menuju tamat, author so excited buat nunjukin ke kalian semua akhir cerita ini.

Walau ekhem, cerita ini hanyalah butiran pasir di laut, tapi dengan adanya kalian yang mendukung author itu sudah cukup( '・ω・)

Jadi selamat menikmati detik-detik terakhir dari cerita ini.

Sekarang tebak deh, ending cerita ini :

-Happy ending

-Sad Ending

-Mysterious Ending

-Ngegantung?

Komen di salah satu ending yg kalian inginkan.
Semua itu tergantung kalian guys, buat endingnya sendiri author udah pikirin. Jadi semangat buat nge-vote dan komennya guys...

Happy Reading. Enjoy ...

🥀🥀🥀

Tireya POV

Aku terbangun di pagi hari, karena sinar matahari yang masuk ke dalam kamarku. Menerpa mataku yang masih tertutup, dan menganggu mimpi indahku bertemu pujaan hati.

Bisa ku pastikan kedua mataku memiliki kantong mata berwarna hitam. Semua itu karena menghabiskan waktu menonton drama Korea, china, bahkan indo sayur. Dan sebagian besar ceritanya berakhir sad ending, akibatnya ia menangis semalaman.

Sekarang ia harus puas dengan mata panda yang menghiasi wajahnya.

Berbicara soal begadang, bagaimana nasib Tio semalam? Ya, dia diusir dari kamar dan dengan pasrah tidur di kamar ibundanya. Karena ibundanya tidak memiliki minat dan niat untuk berpindah tempat.

Sebenarnya Tireya merasa sedikit bersalah pada anaknya, hanya karena dia galau anaknya yang harus menjadi korban. Tapi ingat sedikit, bukan banyak. Itu bukanlah masalah yang besar, karena kamar di apartemen ini ada beberapa. Tidak banyak memang hanya sekitar 10 kamar(?).

Yah ia masih saja terpikir dengan rahasia tentang dunia ini, dan rahasia tentang pemimpin yang selalu diserukan oleh Yumyum. Sungguh membuat bingung, kenapa juga ia yang diutus ke dunia penuh penderitaan ini.

"Feel like Cinderella, naega byonhae..."

Nada dering telepon terdengar dari handphone canggih milik Tireya, membuat atensinya teralihkan sepenuhnya pada dering tersebut.

Dengan malas Tireya mengambil Handphonenya, lalu menggeser tombol berwarna hijau di layarnya.

"Halo, kenapa Jo? "

"Mba bisa pulang sekarang gk?"

"Ada apa emang jo?"

"Itu... "

"Apa sih jo, jangan bikin penasaran deh!"

Tireya jadi kesal sendiri, mana mood-nya sedang tidak baik malah dibuat penasaran. Jojo, keponakannya-anak tantenya- meneleponnya tiba-tiba. Tidak biasanya mereka menghubungi Tireya jika tidak penting, mana tanpa basa-basi lagi.

Terdengar helaan nafas berat dari ujung telepon Jojo, membuat kening Tireya berkerut.

"Bunda masuk rumah sakit"

Deg...

Tireya terdiam. Mulutnya kaku, kepalanya tiba-tiba pening seperti ada ratusan beban bertengger di kepalanya, badannya lemas seketika. Segala pikiran buruk dan negatif berdatangan, membuat dirinya dihantui rasa khawatir yang berlebihan.

TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang