Egois?

1K 122 2
                                    

Happy Reading all...

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

"Kak Dinda?"

Dinda yang merasa namanya dipanggil langsung mengangkat kepalanya, untuk melihat wajah orang yang memanggilnya.

Begitu ia melihat wajah Tireya, Dinda terdiam sejenak, lalu langsung tersenyum polos dan memiringkan kepalanya.

Tidak ada yang menyadari namun ada satu orang yang melihat bahwa Dinda mengetatkan rahangnya, dan tangannya yang berada di sisi bajunya sedang terkepal erat.

'Kenapa dengan dia? 'Batin orang itu.

Tireya langsung tersadar dari keterkejutannya, dan menampilkan raut biasa saja lalu kembali berjalan menuju daddynya.

Tireya POV...

"Dad, miss you so much" ucapku lalu memeluk ayahku.

"Miss you too, baby girl" jawab ayah, sambil membalas pelukanku.

"Jadi kamu cuma  kangen sama ayah aja, sama bunda gk ya? " tanya bundaku setengah merajuk.

"Ih, bunda ah. Tia pasti kangen kok kangen banget malah sama bunda" ucapku menghampiri bunda, yang langsung dihadiahi pelukan hangat dari bundaku.

"Eh kakek, nenek kalian disini? Eh ada om Dani juga. Kok gk bilang-bilang mau datang? " tanyaku lalu menghampiri kakek dan nenek ku yaitu orangtua Ayah.

"Kamu yang udah gk pernah main ke rumah nenek, nenek udah kangen sama kamu cuman Tio yang sering kesini" ucap nenek sambil mencubit pipiku pelan, dan aku hanya bisa terkekeh.

"Gimana sekolah kamu, Cucu Opa? " tanya kakek.

"Sukses kek, aku udah lulus dengan gelar seperti biasa Cumlaude, hehe"

"Wah kak Tia hebat banget ya" terdengar suara dari arah belakang, seorang gadis datang dengan nampan stoberi ditangannya.

"Eh Sireya, gimana kabar kamu. Uhh lama gk ketemu ya" ucapku girang, aku ingat dengan Sireya. Dia anak pembantu yang menemaniku dari aku kelas 5 SD, dia sudah kuanggap adikku sendiri.

"Baik kak. Sisi kangen banget sama kak Tia" jawabnya lalu menaruh nampan itu di meja.

"Mommy! " Tio berteriak dari arah dapur, dan membawa secangkir susu ditangannya.

"Eh, jangan lari-lari kamu bawa susu loh" ucapku lalu mengambil alih susu di tangan Tio. Dan menyuruhnya duduk.

"Ekhem, kamu siapa ya? " tanya Dinda tiba-tiba, semua orang yang ada di ruangan itu pun menoleh pada Dinda.

"Eh iya, bunda lupa. Tia, kenalin dia Dinda. Calon adik kamu" jawab bunda, yang membuatku pura-pura terkejut.

Aku pun melihat ke arah Dinda yang menatapku dengan polos. Setahuku sifat Dinda tidak seperti ini, dia adalah orang yang ceplas-ceplos dan tidak pernah menye-menye.

TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang