Anak Tia?

4K 404 7
                                    

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀🥀🥀

"A-anak? Maksud mbak, anak kecil itu anak mbak?" Lina mulai bergetar ketakutan.

"Iya dan kalian silahkan pergi dari rumahku, aku tidak menerima kalian lagi. Dani tolong urus istri kurang ajarmu itu, bila istrimu belum berubah jangan mimpi kalian bisa masuk ke rumah mas." Ucap ayahku dingin.

"T-tapi mas, istriku kan gk tau dia itu anak mas. Kalo dia tau pasti dia gk akan dorong anak itu kok." Bela om ku yang bernama Dani.

"Owh jadi kalau aku bukan anak ayah kalian tetap akan mendorongku?" Tanyaku dengan dingin. Mereka terkejut karena aku bisa berbicara dengan lancar, terlebih lagi nada suaraku yang sangat dingin sampai membuat mereka merinding.

"B-bukan begitu nak tante gk sengaja aja, ka..."

"Sudah pergi dari rumah kami sekarang juga, maaf tapi perbuatan kalian tidak termaafkan bila anakku lecet sedikit saja. Pah panggil dokter pah, tadi aku liat Tia kepalanya terkena ujung meja." Ucap ibu khawatir lalu menatap tajam keluarga Om Dani.

"Iya sayang" Ayah melihat om dani " Dani pergilah " Lanjut ayah singkat lalu menelepon Dokter pribadi.

Aku bisa melihat kilatan dendam dan amarah di mata om dan tanteku mengarah kepadaku, aku tidak takut ataupun gentar. Aku membalas mereka dengan tatapan tajam dan dinginku, aku bisa melihat mereka terkejut dan langsung keluar dari rumah kami dan pergi dengan mobilnya.

🥀🥀🥀

Dokter sudah pergi setelah memeriksa kepalaku, dan ternyata kepalaku terluka karena terkena ujung meja. Alhasil kepalaku di perban agar lukanya tidak terinfeksi.

Ibu dan ayah langsung memeluk ku erat lalu mengecup kepalaku.

"Tidur ya sayang, mimpi indah" Ucap ayahku.

"Kalo kepalanya sakit langsung tekan tombol di dinding ini ya" Ucap ibu sambil menunjukkan tombol tersebut.

Aku hanya menganggukkan kepalaku. Mereka pun keluar dari kamarku. Aku pun memutuskan untuk tidur, namun baru saja aku ingin menutup mataku aku mendengar suara tangisan, tangisan bayi.

Karena suara tangisan itu semakin jelas dan menganggu tidurku, akhirnya aku memutuskan untuk mencari sumber suara tersebut.

Dan suara tangisan itu sepertinya dari arah luar rumahku, lebih tepatnya di depan pagar rumahku. Akhirnya aku keluar dari kamar dan menuju ke pintu keluar, saat di luar aku melihat ibu dan ayah sudah ada di sana. Aku memutuskan untuk mengikuti orang tuaku.

"Ada apa ini mang?" Tanya ayah pada satpam kami yang bernama mang didi.

"Tidak tahu Tuan, Tiba-tiba saja ada suara tangisan dari luar pagar" Ucap mang didi.

"Ya sudah ayo kita ke sana" Ucap ibu dan kami pun berjalan ke arah pagar.

Oh ya jadi rumahku itu sangat besar, tempat penjaga pagar itu bukan di dekat pagar melainkan lebih dalam lagi, sedangkan pagar itu cukup jauh dari tempat penjaga. Tempat penjaga itu tersembunyi, jadi bila ada maling ataupun orang jahat mereka tidak akan menyadari bahwa ada tempat satpam di situ. Rumahku juga dilengkapi dengan CCTV yang cukup banyak, karena rumah kami cukup besar. Bila kalian bertanya bagaimana cara satpam kami melihat orang yang ada di luar pagar? Jawabannya sudah pasti dengan CCTV, dan pagar rumahku juga otomatis jadi bila mang didi sudah mengkonfirmasi maka tinggal menekan tombol, pagar ku pun langsung terbuka.(mengerti lahh)

Sesampainya di depan pagar, ternyata sudah banyak warga yang Mengerumuni di depan rumah kami.

"Ada apa ya ini?" Tanya Ayahku.

"Nah ini nih. Pak ini anaknya kok di taruh di depan rumah begini sih, kasian tau" Ucap salah seorang warga.

"Tunggu-tunggu anak? Kami hanya punya anak satu dan dia sudah berumur 3 tahun. Tia sini sayang" Ucap ibu lalu memanggil aku.

"Loh tapi pak ini anaknya di bawa oleh ibu tadi, ibu tadi bilang anak ini anak bapak. Ah atau jangan-jangan ini anak bapak sama selingkuhan bapak lagi" Ucap seorang warga, dan langsung di setujui oleh orang-orang di sana.

"Bukan pak ini bukan anak saya, dan saya tidak pernah berselingkuh dengan siapapun" Ucap ayahku.

"Iya pak saya tahu betul bagaimana suami saya, ini pasti ada kesalahpahaman" Timpal ibuku.

"Baiklah ini akan kami selidiki dulu jadi bapak-bapak dan ibu-ibu di mohon jangan asal menjudge sendiri. Maaf pak Rudi dan Ibu indah kami sudah menganggu kenyamanan anda berdua" Ucap pak RT kepada orang tuaku.

"Iya pak tidak apa-apa" Jawab ibuku, lalu pak RT mulai beranjak untuk mengangkat bayi yang berada di dalam keranjang tersebut namun langsung terhenti karena mendengar suaraku.

"TUNGGU" Teriakku.

"Ada apa tia?" Ucap ibu.

Aku tidak menjawab, aku mendekat ke arah pak RT dan mengambil alih keranjang bayi tersebut. Lalu aku mengangkatnya, hm cukup berat. Kulihat mereka semua terkejut melihatku mengangkat keranjang itu dengan santai dan tidak merasa kesulitan sama sekali.

"Eh eh dek jangan di angkat itu berat loh, sini kasih ke ayah" Ucap ayahku mencoba mengambil keranjang dari tanganku, namun langsung ku tepis tangan ayah.

"Tidak, bayi ini akan menjadi anak Tia" Ucapku  entah kenapa aku ingin anak ini menjadi anakku.

"Apa? Anak Tia?" Ucap mereka serempak lalu memandang horor ke arahku.

***

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀🥀🥀

Halo guys, apa kabar kalian. Baik-baik saja bukan?

Jadi ini merupakan karya pertama author di dunia oren, jadi kalo masih banyak typo dan kekurangan lainnya mohon dimengerti dan dikoreksi.

Semua bebas berkomentar di sini, agar masih dalam batas wajar ya guys. Alangkah baiknya kalian memberikan komentar yang positif, atau kritikan yang membangun, agar author bisa berkembang menjadi lebih baik lagi.

JANGAN LUPAKAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KALIAN YA PARA READERS...

SEMOGA TERHIBUR.

Lilac~
17 November 2021

TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang