Happy Reading.
🥀🥀🥀
Kedua orang itu serempak menatap orang yang menganggu mereka.
"Tai ayam? " ucap Tireya spontan membuat orang yang dipanggil seperti itu menjadi malu dan wajahnya memerah. Tangannya terkepal dibalik tasnya, apalagi melihat wajah Mario yang heran sambil menahan tawa.
Berusaha tidak menghiraukan perkataan Tireya ia pun membuka suara.
"Kak Tia, tadi Tio nyariin kakak. Dia sampe datang ke apartemen Dinda cuman buat nyari kakak. Ternyata kakak ada disini, syukurlah aku kira tadi kakak berada di 'mana'. " Dinda membuat wajahnya seolah-olah peduli dan lega karena telah mengetahui keberadaan Tia.Tireya hanya tersenyum sinis dalam hati, bagi orang awam mungkin perkataan dinda terdengar seperti seorang adik yang peduli akan kakaknya. Namun bagi Tireya dan Mario itu merupakan sindiran dan cemooh yang ditujukan Dinda padanya, sekiranya Dinda terlalu berani mengambil langkah. Ia menyindir Tireya sebagai seorang yang tidak bertanggungjawab dan berusaha memamerkan bahwa ia lumayan dekat dengan Tio sehingga Tio mencari Tireya di tempatnya.
Juga ia mencemooh Tireya secara tidak langsung bahwa Tireya adalah orang yang tidak baik dan berkepribadian yang buruk, hanya suka mencari kesenangan dan tidak memikirkan orang lain.
Dinda terlalu berani dengan kata-katanya ia tidak memikirkan balasan yang akan ia Terima, yang dipikirkannya perkataannya sudah cukup untuk membuat Tireya malu dan dia akan terlihat baik.
Namun semua harapannya dipatahkan oleh Tireya dengan mudahnya.
"Oh, benarkah? Kalau begitu makasih, tapi maaf ya Tio udah kasih kabar duluan ke gue. Dan gue gk denger kalo dia nyari ke tempat lo. Mungkin dia lupa bilang, dan juga gue ketemuan sama Mario karena ada urusan penting. Jadi gk sempat pamitan sama Tio"Tireya menekankan bahwa Dinda bukanlah orang yang penting bagi Tio dengan sengaja mengatakan kata 'lupa' sebagai alasan, ia juga mengatakan bahwa pertemuannya dengan Mario karena memiliki keperluan yang penting dan secara tidak langsung Dinda menyalahkan Mario yang mengajak Tireya bertemu. Itu cukup membuat Dinda bertambah malu dan kehilangan muka, karena tidak dianggap oleh Tireya dan juga takut menyingung Mario secara tidak langsung. Padahal maksudnya hanya ingin membalas Tireya karena dirinya ia diasingkan ke apartemen.
"Ah hahaha, maksud Dinda bukan gitu kak. Maaf ya Dinda cuman khawatir sama kakak, kalau tau kakak sama Tuan Anthony pasti Dinda tidak akan khawatir. Kalo begitu Dinda permisi dulu ya, Dinda mau mengunjungi nenek dari temen Dinda di panti asuhan" Dinda tertawa kering, dan melanjutkan perkataannya dengan masih menyalahkan keteledoran Tireya karena tidak memberitahunya, ia juga melirik kepada Mario berusaha mencari simpati. Namun dilirik malah sama sekali tidak memerdulikannya, akhirnya Dinda pamit undur diri dari sana dengan rasa malu.
"Berwajah tebak sekali yah tu lampir" ucap Mario setelah Dinda pergi, membuat Tireya heran. Dari perkataannya sepertinya Mario dekat dengan Dinda.
"Yah begitulah, ngomong-ngomong kenal? " tanya Tireya dengan penasaran, sungguh ia ingin sekali tahu tentang hubungan mereka berdua bukan karena merasa cemburu namun ia berpikir bisa saja ini membantunya dalam menyingkirkan wanita itu.
Mendengar pertanyaan Tireya, Mario tidak bisa menyembunyikan senyum nakalnya.
"Kenapa? Penasaran ya, apakah Nona Tireya mulai cemburu dengan wanita itu? " cerca Mario dengan nada main-main membuat gadis di depannya memutar mata malas.Dengan terkekeh Mario menceritakan tentang bagaimana ia mengenal wanita itu, tanpa diminta oleh Tireya. Dan satu fakta mengagetkan Tireya.
"Dia itu dulu pernah tinggal di rumah ku sebagai pembantu, lebih tepatnya orang tuanya. Dulu dia masih kecil sekitar berumur 5 tahunan, dan akhirnya orang tuanya sama dia pindah karena sudah tidak bekerja di tempat ku"
"Belasan tahun tidak muncul akhirnya dia muncul kembali menjadi anak perempuan dari keluarga Purwanto, awalnya aku heran karena tiba-tiba keluarga Purwanto memiliki anak perempuan. Namun akhirnya aku tahu bahwa sebenarnya Dinda itu adalah anak angkat mereka, anak mereka yang asli sudah meninggal. Dan demi menggantikannya mereka mengangkat Dinda"
"Hanya saja Dinda dulu terlalu menempel dengan asistenku, karena ia menyukaiku. Namun karena aku jijik langsung saja ku tolak" jelas Mario panjang lebar membuat Tireya cukup mengantuk mendengarnya. Namun karena ini sebuah fakta yang penting akhirnya ia mendengarnya dengan seksama. Diam-diam Tireya tersenyum tipis.
"Dapat lagi"
🥀🥀🥀
Dapat apanya neng? Gorengan?
Sesuai janji di part sebelumnya author up 2 sekaligus, gk php lagi kan.
Tanpa banyak bacot Terima kasih yang sudah membaca dan berkomen serta memberikan sedekah vote. Bila ada kata-kata dari cerita di atas yang menyinggung mohon di mianhae.
Sekian dari saya, see u-
KAMU SEDANG MEMBACA
TIREYA
FantasyJANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA. OK Leee~... Up tidak menentu, pantengin aja. Jangan lupa masukkan dalam perpustakaan mu agar dapat pemberitahuan ( ͡°⁄ ⁄ ͜⁄ ⁄ʖ⁄ ⁄ ͡°) HAPPY READING GUYS! "Jika aku bisa mengulang waktu, tidak akan aku mau...