Masa depan yang berbeda

376 10 0
                                    

Happy Reading

***

Pintu apartemen terbuka disaat waktu menunjukkan pukul 22.50 malam. Tio masuk dan melihat ke sekitar dengan was-was, dilihatnya lampu telat mati dan tidak ada pergerakan apapun. Melihat keadaan yang aman Tio pun dengan cepat naik tangga dan masuk ke kamarnya.

Ia menghela napas ketika berhasil masuk dengan baik.

"Good

Ucapan seseorang mengagetkan Tio dan dilihatnya di kasur, Tireya telah duduk dengan memegang sebuah pistol di tangannya.

"M-mommy!" Tio dengan gugup memanggil Tireya dengan tubuh gemetar, ia tau apa dan milik siapa benda yang di pegang Tireya.

Tireya berdiri dan bersamaan dengan itu suara terkunci terdengar, Tio melihat pintu di belakangnya telah terkunci dan melirik jendela kamarnya yang juga telah terkunci.

Tireya berjalan menuju meja belajar Tio, "ada yang bisa kau jelaskan padaku?" tanya Tireya dengan nada dingin dan datar. Tio tidak tau apa yang dipikirkan Ibunya ataupun yang ia rasakan karena wajah tanpa emosi itu membuatnya bertamabah gugup.

"M-mommy, Tio bisa jelaskan. Tapi taruh dulu pistol itu, p-pistol itu sangat berbahaya!"ucap Tio berlahan mendekati Tireya.

"Stop!" seru Tireya sambil mengarahkan pistol itu di kepalanya sendiri, membuat Tio berhenti maju.

"Duduk" Tio dengan patuh duduk di sofa yang ada di kamar itu. Tireya menurunkan Pistol itu dan mengarahkannya pada Tio yang sedang duduk, ia menaruh telunjuknya di pelatuk pistol. 

"Katakan, kenapa kamu melakukannya?" tanya Tireya dengan dingin pada Tio, sedangkan Tio menunduk dengan takut. "A-aku tidak mengerti maksud Mommy" Tio melirik pistolnya, mencari cara mengambil pistol dari tangan ibunya. Tia yang tau siasat Tio tersenyum dingin. 

Tireya berdiri lalu menodongkan pistol itu pada Tio. "Siapa kau?" tanya Tireya dengan dingin. 

"Aku Tio anak mommy" Ucap Tio dengan menundukkan kepalanya. Dan Tireya tau bahwa saat ini dia sedang berbohong. "Kau bukan anak ku, anak ku tidak akan berbohong kepadaku" Tireya memutari Tio dengan senapan yang digosokan ke kepalanya sendiri.

Mata Tio membulat ketika melihat apa yang dilakukan oleh Tia 'Apa hanya sampai disini? apakah aku harus jujur?'

Tireya menatap mata Tio dengan intens, Tio yang melihat tatapan Tia menjadi semakin takut. "M-mommy, a-ak-aku ha-" 

"Baiklah ayo makan" tiba-tiba saja Tireya menurunkan pistol tersebut lalu keluar dari kamar seolah tidak ada yang terjadi.

"A-apa barusan?" tanya Tio dengan rasa bingung dan takut yang mendominasi. Ia pun teringat, sepertinya ada yang diketahui oleh Tireya.

Ia mengambil hp nya lalu menghubungi seseorang. "Ambil permata itu, lalu lakukanlah ritual"

***

Tireya menatap laci yang ada di bawah meja, begitu banyak tumpukan kertas bertuliskan kata-kata dengan huruf yang sulit dibaca

Ia saat ini berada di alam bawah sadarnya. Sudah seminggu ia berada disini,  dan yang dilakukannya hanyalah membaca beberapa surat yang ia dapatkan disana. Dan ternyata itu semua adalah catatan tentang apa yang terjadi setelah Tireya meninggal di kehidupan sebelumnya.

Diceritakan bahwa mayat Tireya ditemukan di reruntuhan sebuah rumah karena kecelakaan mobil,  dan pelakunya adalah seorang wanita berumur akhir 30-an bernama Diana. Dan yang mengejutkannya Rey datang bersama anaknya dan merekalah yang menguburkannya, dan setiap minggu datang ke kuburannya. Dia menangis ketika membaca kata demi kata. Anak perempuannya telah dewasa dan setiap hari saat pergi ke sekolah ia menyapa Tireya melalui fotonya yang berada di ruang tamu. Rey setiap hari merindukan Tireya dan selalu menyesali keputusannya. 

Dan sebenarnya sedari awal Rey tidak berniat untuk menduakannya, namun dia terlibat masalah dengan sekertarisnya yang menyukainya. Dan akhirnya sekertarisnya menjebak dia sehingga hamil anaknya. Yang mau tidak mau harus ia pertangggung jawabkan, karena orangtua sekertarisnya itu sudah datang ke perusahaan dan membuat keributan. 

Membuat Rey takut mereka akan curiga dan melaporkan kepada Tireya. Karena ia merasa ini adalah salahnya akhirnya ia berniat berpisah dengan Tireya dan membuat rencana agar Tireya marah kepadanya, ia tidak ingin Tireya tau kemalangannya ini. Akhirnya ia berhasil menceraikan Tireya dan mengambil anak mereka, ia tau dia memisahkan anak dari ibunya, namun ia tidak ingin membuat Tireya merasa terbebani dan sakit hati setiap melihat anak mereka.

Ia berencana menikahi sekertarisnya hanya sampai anak itu lahir, begitu selesai ia pun akan kembali kepada Tireya. Namun semua tidak sesuai keinginannya, dikarenakan Tireya mati karena tertabrak wanita gila yang menyukainya.

Tireya membaca semua itu dengan wajah datar, entah inilah kebenarannya atau hanya sekedar pemanis karena dia sudah mati sebelumnya.

Namun disaat ia mengetahui akan hal ini, dia merasa lega. Entah karena ia mengetahui bahwa Rey tidak bermaksud melakukan hal itu, atau karena anaknya yang di besarkan dengan baik oleh Rey.

Ia hanya sudah memilih masa depannya, dan tentu masa depan itu tidak ada nama Rey dan Tireya. Melainkan Tio, Mario, dan Tia. Ia sudah membuang jauh-jauh tentang Rey dan anak perempuan mereka.

Hanya kita bertiga.

***

To Be Continue

TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang