Surprise or Surprise

312 24 0
                                    

HAPPY READING

***

Tepat jam 6 sore terdengar klakson dari arah luar apartment milik Tireya, pintu mobil Bugatti La Boiture Noire terbuka dan menampilkan sesosok pria yang maskulin dan sangat tampan keluar dari mobil tersebut sambil membawa sebuah bunga di tangannya. Dan mulai masuk ke dalam apartment Tireya dan melewati penjaga begitu saja dan anehnya penjaga tidak ada yang menghalanginya.

 Pria terus berjalan ke dalam apartment lalu naik ke lift dan sampailah di depan pintu muka dan memencet bel pintu tersebut, tak lama pintu terbuka dan menampilkan sesosok gadis dengan gaun indah berwarna hitam. bahunya yang terekspos membuat dirinya tampak elegan, dengan tulang selangka yang terpampang indah.

"Sangat Cantik...tidak apa yang ku pikirkan? "batin pria itu, lalu itu berjalan masuk ke dalam apartment Tireya namun belum sampai ke dalam dia sudah ditahan oleh Tireya.

"Apa yang kau lakukan? Kita akan langsung pergi" ucap Tireya membuat dirinya berhenti,dan tertegun. Apa maksudnya itu? Dia memanggilku dengan 'kau'? Pria itu tiba-tiba saja merasa sangat senang hanya karena hal itu.

"Mario, Apa yang kau tunggu?" karena terlarut dalam khayalannya Mario lupa ia ada dimana saat ini.

"baik ayo pergi" Mario berjalan mendahului Tireya, membuat gadis itu sedikit heran.

'kenapa ia membawa bunga?' Tireya heran melihat sikap Mario yang tak seperti biasanya namun ia tak peduli dan berjalan santai.

Sampai mereka keluar dari dalam apartment, begitu sampai di depan mobil Mario, tak lupa ia membukakan pintu untuk Tireya. Mereka duduk dan hanya diam saja, sampai mobil berhenti kembali yang berarti mereka telah sampai di tempat tujuan. Mario dengan kegugupannya dan Tireya dengan sikap masa bodohnya.

Mario membuka pintu mobilnya, dan membukakan pintu bagi Tireya sontak semua orang termasuk para wartawan yang sedari tadi menunggu pemimpin dari perusahaan terbesar di Dunia. Dan tak sia-sia perjuangan mereka semua berdiri berjam-jam, mereka akhirnya mendapatkan berita yang sangat luar biasa. Semua berlomba-lomba mengambil gambar dari kedua orang yang sedang berjalan di atas red karpet, membuat Tireya mau tidak mau jengah karena begitu banyak kamera yang menyorot mereka berdua.

Sampai ke dalam gedung terpampanglah isi mansion yang begitu besar dengan dekorasi mewah, lampu hias yang tergantung di atap mansion dan kedua tangga yang berseberangan menambah kesan menawan.

Kedatangan mereka berdua mengalihkan atensi semua orang, apalagi dengan gandengan tangan Tireya kepada Mario membuat semua orang menduga-duga tentang hubungan mereka. 

Mata Tireya menatap ke seluruh ruangan mencari-cari dimana keluarganya berada, dan ia tersenyum begitu melihat wajah ayah dan ibunya yang ternayata telah menemukannya dahulu. Dengan perlahan Tireya berjalan menuju ke arah keluarganya, namun tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.  

"Eh, kakak ada disini?" Tireya berbalik menghadap asal suara tersebut. Dan yang ditemukannya adalah wajah dari ulat keket berbulu babi.

Yah siapa lagi kalau bukan Diana, sang parasit yang untungnya telah diusir dari kediaman orang tuanya. Walau yang diinginkan Tireya adalah wanita ular itu pergi dari hidupnya.

Tireya menatap jengah ke arah Diana yang ternyata bersama antek-anteknya,entah makhluk sampah dari mana yang ia pungut.

"Kak, kakak datang dengan siapa disini? akak kok nggak bilang-bilang sih klo mau datang"ucap Diana dengan nada yang diimut-imutkan lalu wajah yang dibuat sedih agar orang-orang mengasihaninya, dan mengira Tireya sebagai kakak yang jahat.

Namun bahkan untuk bersimpati saja Tireya malas dan merasa jijik mendengar kata-kata 'Kakak' dari wanita jahanam di depannya itu.

"Sorry yah, tapi saya sibuk sama perusahaan jadi tidak ada waktu untuk hal-hal tidak penting. Kalau begitu permisi." Tireya mengakhiri percakapan sia-sia antara dirinya dan Diana. Saat dirinya akan pergi, ia dikagetkan dengan suara jatuh yang begitu kencang bersamaan dengan suara teriakan dari belakangnya.

"Arghhh"

BRUKK

Lampu hias yang tergantung  indah di atap tiba-tiba saja jatuh dan hampir mengenai Tireya, kalau ia tidak cepat ditolong oleh seseorang.

"Mario?!" Tireya yang masih shock hanya bisa terdiam dalam pelukan pria yang merupakan ayah dari anaknya itu. Tiba-tiba saja sebuah ingatan muncul di dalam pikiran Tireya, adengan yang sama berputar di kepalanya dan bedanya saat itu ia terkena pinggiran lampu dan tangan yang terulur di depannya adalah tangan yang sama yang memeluk erat dirinya.

"Mario, dia menyelamatkan diriku dua kali" batin Tireya, diam-diam ia merasa sedih karena dulu Rey tidak membantunya sama sekali. Dan laki-laki itu malah menolong sekertarisnya, yang bila diingat tidak terluka sama sekali dibandingkan Tireya yang mengalami pendarahan di kepalanya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Mario dengan lembut, menyadarkan Tireya dari keterkejutannya.

"Aku...."

"aww,sakit"

Suara ringisan keluar dari mulut Diana dengan cukup keras membuat orang-orang mengalihkan pandangan mereka kepadanya termasuk Tireya dan Mario.Melihat usahanya berhasil, ia pun membuat wajah sedih dan kesakitan. ia berusaha membuat Mario membantunya untuk berdiri, oleh karena itu ia melihat ke arah Mario berharap dia akan luluh namun yang didapatkannya hanyalah pandangan dingin dan tidak peduli dari Mario.

"Kak,maaf karena aku tahan kakak tapi kenapa kakak dorong aku? Bilang kak, Kakak nggak sengaja kan mau dorong aku?" ucap Dinda dengan suara keras, sambil menangis tersedu-sedu dengan dibantu berdiri oleh teman-temannya.

Seluruh atensi para tamu teralihkan ke arah Tireya, termasuk keluarganya yang sudah merapat untuk melihat apa yang terjadi sekaligus khawatir kepada Tireya.

"Tireya, kamu tidak apa-apa?"tanya Mario dengan khawatir, yang diangguki oleh Tireya. Tireya melepaskan pelukan Mario darinya, dan berdiri sendiri namun saat baru berdiri Tireya meringis dan melihat kakinya yang terdapat pecahan kaca dari lampu hias. Mengakibatkan luka kecil yang lumayan dalam.

"shit, BAGAIMANA LAMPU HIAS ITU BISA JATUH?! " bentak Mario dengan keras membuat siapa saja merasa merinding karena orang yang terkenal dingin dan irit bicara itu, ternyata sangat menakutkan saat marah apalagi rahangnya yang mengeras dan matanya yang memancarkan kemarahan itu baru kali ini terjadi.

"aku tidak apa-apa" Tireya berusaha menenangkan Mario yang terlihat begitu marah. Alay pikirnya padahal ini hanyalah luka kecil, namun kenapa pria itu marah. Tireya melihat ke arah mata Mario memandang, dan ia menemukan jawabnnya.


"Mario, kau marah karena lampu itu jatuh. baiklah aku akan menggantinya.Berapa?" tanya Tireya membuat orang-orang disana hanya bisa terdiam, karena kepolosan Tireya jelas-jelas Mario marah karena dirinya terkena pecahan lampu itu.

Tireya yang merasa semua orang menatapnya,hanya balik menatap lalu berkata.

"Apa?"

***

TO BE CONTINUE







TIREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang