6. CERITA TAK LENGKAP

1.5K 230 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Andro menatap Vioner lamat-lamat. Pemuda itu terus saja menunduk tanpa ada semangat sedikit pun di wajahnya. Bahkan ketika dia diapit oleh dua orang yang banyak bicara, Juna dan Jion.

"Vioner, gimana tanggapan kamu setelah tinggal di sini?" tanya Andro tersenyum seperti biasa.

"Hmm."

Jion melirik orang di sampingnya dengan tatapan Julid.

"Ayah minta jawaban, bukan hmm hmm kek si Nessa."

"Bang, jangan kasar sama Adek gue," komentar Juna merangkul Vioner. Tetapi setelahnya melepaskan dengan hati-hati.

"Gak tau," sahut Vioner.

Andro mengangguk sabar, lalu menatap anak-anak angkatnya yang kebetulan ada di sana juga.

"Jion, Juna, Fiko? Gimana pendapat kalian tentang Vioner?" tanya Andro.

"Kalau Jion sih, ngedeketin dia agak susah. Ya ngomong aja nggak mau, gimana mau dekat 'kan?" ujar Jion menatap saudara-saudaranya meminta persetujuan.

"Ada benernya, cuma masih bisa diatasi menurut Fiko, Yah. Saran Fiko sih, Vioner mau menyahut kalau diajak ngomong. Paling enggak gitu kalau nggak mau ngomong duluan," ujar Fiko santai.

Juna mengangkat tangan.

"Kalau dari Juna, Vio itu adek yang gemesin sebenarnya. Cuma auranya belum kelihatan aja. Mungkin cuma Juna yang bisa melihat ke sisi dalam dirinya. Makanya Juna tahu, kapan timing yang tepat buat ngedeketin dia. Jadi, percayakan sama Juna aja, Yah. Juna yakin dia pasti bakal betah di sini," ucap Juna tersenyum.

Andro sekali lagi mengangguk, beliau tersenyum.

"Vioner, kamu ingat 'kan janji apa yang udah kamu sepakati sama Om?"

"Iya."

"Jadi Om minta, kamu harus mulai berubah dari sekarang. Om nggak maksa, cuma ... kami perlu tahu apa masalah yang buat kamu kayak gini. Kami nggak bisa membiarkan kamu berada dalam lingkar masalah, tanpa mau membuka diri untuk meminta bantuan pada orang lain. Sekali lagi Om ingatkan, kamu harus bersyukur, Vio. Kamu sekarang berada di sekeliling orang-orang yang mau bantu kamu. Nggak ada manusia nggak perlu bantuan orang lain. Bahkan ketika ia terlahir hingga meninggalkan dunia, manusia tetap membutuhkan bantuan orang lain. Jikalau kamu bilang nggak perlu bantuan, itu berarti kamu sombong. Om nggak mau jagain orang sombong," tutur Andro. Sejatinya itu caranya membangkitkan suatu rasa di dalam hati Vioner. Andro ingin mendapatkan tanggapan yang berbeda dari Vioner. Selain kata 'iya' 'tidak' dan sebuah anggukan.

"Bagaimana Vioner? Kamu mau tetap di sini dan cerita masalah kamu ke kami, atau memilih buat pergi dari sini dan nggak ada yang peduli sama kamu. Kamu bakal jadi orang yang terbuang dan berakhir menjadi orang yang menyedihkan."

BROTHER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang