29. Sugi : Saya Lebih Memperhatikannya

1.2K 169 59
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


"Vio marah sama Papa, oleh sebab itu Vio terus melakukan sesuatu yang membuat Papa marah dan malu. Vio cuma nggak rela Papa nyakitin Mama," lirih Vioner menjela sejenak ingatan masa lalunya.

Andro sedari tadi menahan gejolak amarahnya setelah mendengar cerita Vioner. Ternyata selain menyakiti hati adiknya, Handika terlebih dahulu menyakiti hati istri pertamanya.

"Vioner, Ayah ngerti kamu—"

Tok-tok-tok

Andro mendelik ke arah pintu yang diketuk dan dibuka oleh seseorang. Ternyata Juna yang datang memegang sepiring irisan mangga muda beserta bumbunya.

"Mau mangga muda?"

Andro memejamkan matanya erat saking kesalnya, sedangkan Juna masih menunggu jawaban.

"Juna, bisa nggak kamu ngira-ngira waktu yang tepat buat ke sini? Ayah sama Vioner lagi tukar cerita."

"O-oh. Hehe. Kirain. Ya udah berarti nggak ada yang mau, ya? Adek Vio juga nggak mau, ya? Ya udah Juna habisin sama bocil bawah tangga aja," ucap Juna sambil menutup pintu kembali.

Andro menggeleng, tak habis pikir dengan kelakuan Juna yang lagi-lagi mengganggu acara curhatan mereka. Andro kembali menatap Vioner, ingin melanjutkan kisah mereka.

"Tadi sampai mana? Baru sampai Vio ditinggalin Mama, ya?"

"Hmm."

"Lanjut lagi, ya. Masa Ayah cuma dapat seperempat ceritanya."

"Mau mangga."

"H-hah? Apa, Vi?" tanya Andro.

"Mau mangga Bang Juna."

Andro menghela napas. Mau tak mau harus rela menerima cerita tak utuh dari Vioner. Andro beranjak dari kasur dengan berat hati. Vioner pun mengikutinya berjalan ke arah luar.

Andro dan Vioner menuju ruang tengah, di mana Juna dan Jirham menikmati mangga muda itu. Herannya, Andro tak menjumpai Loria.

"Loh, Loria mana?" tanya Andro.

Juna menoleh.

"Diusir sama Jirham."

"Ma-mana ada! Kapan gue usir dia?" protes Jirham.

"Tapi elu yang menyinggung perasaan dia," sahut Obian yang membawa gelas kosong ke dapur.

"Ya ampun ... harusnya kamu yang sopan, Jirham. Ayah nggak ada ngajarin kamu nggak sopan. Ayah minta kebiasaan kamu di luar, jangan pernah dibawa ke rumah," ucap Andro seraya duduk di sofa.

"Ya maaf," sahut Jirham singkat.

"Kok kalian keluar? Katanya mau tukar cerita," tanya Juna.

"Gara-gara kamu tuh. Datang-datang goda iman orang sama mangga muda. Itu Vioner mau minta mangga. Kasih."

BROTHER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang