•••
Fiko menghentikan motornya di depan pagar rumah Vioner. Fiko turun dari motor Ninja putih itu dengan tatapan tak luput dari rumah mewah di hadapannya. Rumah bernuansa putih-abu-abu tua itu berada di perumahan elit. Fiko berdecak kagum dalam hati. Dua orang satpam yang berjaga begitu waspada melihat Fiko mendekati pagar rumah tersebut.
"Maaf, dengan siapa?"
Fiko menatap dua penjaga itu bergantian, lalu tersenyum simpul.
"Saya temannya Vioner. Udah lama nggak ketemu. Dulu sempat kasih alamat, tapi baru kali ini saya sempat datang. Bisa tolong panggilin Vio nggak, Pak?"
"Den Vioner sedang berada di luar negeri. Jika tidak ada keperluan lain, silakan pergi dari sini."
Fiko terkekeh pelan. Pergi? Mereka berani mengusirnya bahkan ketika ia belum menginjakkan kaki barang sebentar di rumah itu? Fiko mengangguk tenang.
"Saya anak ketiga dari Mr. Jeon—rekan bisnis Tuan Handika. Ada berkas yang perlu saya serahkan pada beliau. Tapi karena Anda mengusir saya, mungkin proyek pembangunan perumahan di Busan akan mengalami pembatalan sepihak. Saya permisi dulu," ujar Fiko sebelum berbalik mendekati motornya.
Kedua penjaga itu saling berbalas tatap. Mereka tampak takut, tetapi juga ragu dengan apa yang dikatakan Fiko.
"Tunggu dulu!"
Fiko berbalik pelan, menoleh pada penjaga yang memanggilkan barusan.
"Kenapa?"
"Kemari dulu."
Fiko kembali mendekat ke arah pagar itu.
"Apa buktinya kamu anak ketiga dari Mr. Jeon?"
Fiko merogoh ponselnya dan menunjukkan potretnya bersama seorang pria paruh baya berjas hitam.
"Ini Mr. jeon dan di sebelahnya saya."
Kedua penjaga itu saling melempar pandang lagi.
"Apa dia beneran Mr. Jeon?" tanya penjaga berkulit sawo matang pada temannya.
"Aku nggak pernah liat siapa Mr. Jeon itu."
"Terus bagaimana?"
Penjaga berkulit cokelat susu itu mendekati Fiko dan menatapnya serius.
"Katanya Mr. Jeon asal Korea. Kamu anak ketiganya kenapa bisa di sini? Bahasamu juga asli Indonesia." Penjaga itu kembali bertanya.
"Ni meotdaero sareo eochapi ni kkeoya. Aesseuji jom mareo jyeodo gwaenchanha," ucap Fiko yang sukses membuat penjaga itu melongo.
Penjaga satu mendekatkan mulutnya ke telinga penjaga kedua. Mereka tampak berbisik sambil melirik ke arah Fiko.
"Kayaknya dia beneran anak ketiga Mr. Jeon. Tadi dia bisa bahasa Korea."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [COMPLETED]
Teen FictionRumah singgah untuk para pemuda yang tak ada tempat pulang. Untuk mereka yang perlu kehangatan dari dinginnya jalanan malam. Dan untuk mereka yang ingin memulai kehidupan. "Kalian yang tak saling mengenal akan tinggal bersama dalam satu atap dan men...