25. SAPAAN MASALALU

1.1K 160 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Sugi memasak sup daging di dapur. Aroma masakan yang menggugah selera itu membuat Fiko mematikan televisi dan berjalan menuju dapur. Ada Obian juga yang baru datang.

"Masak sup daging, Bang? Banyak, nggak?" tanya Fiko.

"Kuahnya banyak, dagingnya dua sendok," sahut Sugi seadanya.

"Pelit banget. Yang beli daging siapa?"

"Gue. Kenapa lo? Mau protes? Daging sapi lagi naik-naiknya. Makanya gue suruh beli ayam aja si Juna. Jadi bisa buat lauk utama," celoteh Obian. "Lo udah masak nasi belum, Bang?" tanyanya pada Sugi.

"Gue kan lagi masak ini. Mana ada kesempatan buat masak nasi," sahut Sugi.

"Ya kan bisa masak sementara gue sama Juna ke supermarket."

"Berasnya sisa segenggam. Mau kasih makan kucing?"

Tiba-tiba Jion datang dengan mata setengah terbuka. Kata orang-orang muka bantal.

"Berantem! Berantem! Masak nasinya cepetan!" omel Jion.

Obian menghela napas lelah. Ia duduk di kursi sambil meraih ayam yang sebelumnya sudah ia cuci.

"Fiko, lo masak nasi sono," suruh Obian.

"Gue nggak bisa takar airnya."

"Tinggal celupin telunjuk lo. Pas di garis tengah jari lo aja airnya. Udah selesai."

Mau tak mau Fiko beranjak dari duduknya menuju tempat penyimpanan beras. Tak ada pilihan lain, kalau tidak, mereka tak akan bisa makan. Sementara itu, Jion masih menguap lebar. Tatapannya masih tertuju pada Sugi yang menaruh panci berisi sup di tengah-tengah meja makan. Jion baru menyadari ketidakhadiran sosok pengganggu yang biasanya merecoki tukang masak di dapur.

"Jirham mana?"

"Tau," sahut Obian.

"Jalan," sahut Fiko.

"Ke mana? Kok nggak izin gue dulu. Kan udah gue bilang kalau mau ke mana-mana izin sama gue. Soalnya gue dikasih tanggung jawab sama Ayah buat pantau kalian."

"Si Jirham mana mau repot-repot izin ke kamar lo sih, Bang. Apalagi lo lagi asyik molor," sahur Obian.

"Ya kan bisa coba ketuk dulu. Ah sudahlah, semoga aja tuh orang nggak bikin ulah. Oh ya, Juna mana? Tumben nggak ngerujak habis belanja tadi."

Obian lekas mencuci tangannya yang tadi membuat adonan ayam tepung. Sementara menunggu minyak goreng panas, Obian sempatkan untuk bercerita sedikit pada saudara-saudaranya.

"Eh, tau nggak kalian. Tadi pas di pasar, gue liat Juna dikejar sama emak-emak gitu. Muka Juna kek bete, dingin, dan kesel banget waktu menuju mobil nyamperin gue. Terus gue denger emak-emak itu teriak gini,  Kalau kamu masih punya hati, datang ke rumah sebelum Pamanmu tiada! gitu gue dengernya. Mungkin nggak sih itu emak-emak bibinya Juna?"

BROTHER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang