•••
Jion dibantu oleh Obian menyiapkan sarapan pagi. Ada telur gulung, dada ayam, sup, dan sosis goreng. Jirham sudah ada duduk di tempatnya sambil memainkan games online yang tak berkesudahan. Obian yang sedari greget dengan tingkah Jirham, berjalan menghampiri pemuda itu dan merampas ponselnya.
"Eh! Eh siniin hp gue! Itu nanti kalah!" kesal Jirham.
"Biar kalah sekalian. Nih! Gue matiin sekalian. Lo main nggak ada tamatnya heran!"
"Yah—yah elu mah. Argh! Tau ah gue males berantem sama lo," kesal Jirham merampas kembali ponselnya dan menyimpan di saku celananya.
"Apaan sih ribut-ribut. Masih pagi, bujang-bujang Ayah." Andro baru saja datang bersama Vioner yang ia rangkul dan Fiko berada di belakangnya.
"Itu, Yah. Jirham main hp terus. Bukannya bantuin nata makanan."
"Elu nggak nyuruh."
"Tadi gue suruh lo menuli!"
Andro menggeleng pasrah. Ia menarik satu kursi di samping Jirham untuk Vioner. Namun Vioner tampak enggan duduk di situ.
"Ayo Vi, duduk di sini."
"Eung ...."
Fiko yang mengerti beralih mendekati kursi yang ditarik oleh Andro.
"Fiko aja yang duduk di sini. Mungkin dia takut duduk sebelahan sama cempedak bulet." Andro tertawa mendengarnya.
"Apa?" tantang Jirham.
"Apaan?" tanya Fiko santai.
"Heran gue. Gue dibuly terus di sini."
"Udah jangan ribut," tegur Andro. "Vi, kamu duduk di samping Ayah."
Vioner duduk di samping Andro. Tatapannya tertuju pada Jirham. Jirham hanya menatapnya datar dan beralih menatap piringnya yang sudah ia isi penuh dengan nasi.
"Personelnya kok kurang? Junaid mana nih?" tanya Andro. "Sama Sugi juga, ya?"
"Bang Juna ke pasar beli mangga muda. Takut habis," sahut Jirham seadanya.
"Astaghfirullah. Kenapa anak itu. Ada-ada aja," ucap Andro terkekeh.
"Sugi ada di kamar, Yah. Tadi subuh baru pulang dari kafe," ucap Jion ikut bergabung di meja makan.
"Buka sampai subuh ya kafe kalian?"
"Kan malam minggu, Yah. Sugi buat peraturan gitu. Kalau malam minggu full buka sampai jam 3 pagi. Terus hari minggunya tutup aja katanya. Malam senin baru buka."
"Oh ... bagus deh kalau disiasati begitu. Pasti rame kalau malam minggu," ujar Andro.
Mereka mulai makan dengan santai. Sesekali Andro mengajak anak-anaknya berbincang dan tertawa bersama. Hanya Vioner yang makan dalam diam. Ia masih berpikir tentang Jirham. Apakah pria itu memang jahat atau baik?
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [COMPLETED]
Teen FictionRumah singgah untuk para pemuda yang tak ada tempat pulang. Untuk mereka yang perlu kehangatan dari dinginnya jalanan malam. Dan untuk mereka yang ingin memulai kehidupan. "Kalian yang tak saling mengenal akan tinggal bersama dalam satu atap dan men...