[Spesial Flashback]
Usai pertengkaran hebat antara Handika dan Vioner, rumah Handika tampak sepi kembali. Handika dan Bunga memutuskan untuk meninggalkan rumah, Dinda mendekam dalam kamarnya, dan Vero memutuskan untuk mencari keberadaan Vioner yang sempat kabur dari rumah usai kejadian itu.
Mulutnya mengumpat, mobilnya ia lajukan dengan kecepatan di atas rata-rata. Vero terpaksa mencari Vioner ketika ia mendapat firasat tak baik. Meski tak pernah akur, Vero tetap menaruh simpatik pada saudaranya.
"Kalau aja gue punya nyali besar, ambyar kalian semua. Nggak bakal terjadi drama gila kayak gini!"
Vero meninju stir mobil dengan amat kesal.
Sementara sosok yang dicari, sedang pesta alkohol di salah satu bar ternama. Vioner, pemuda yang tampak acak-acakan itu teler. Matanya terpejam, pipinya sepenuhnya tertempel pada meja kaca. Tangan kanannya sesekali meremas perut yang sedari tadi terasa panas dan tak nyaman.
"Papa gila ... Vio mau Papa baru ... nggak mau Papa itu. Papa ja-hat ...."
"Cowok ja-at ... Pa-pa ja-at cowok jahat Mama ...."
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Vioner. Seorang gadis dengan lipstik tebal berwarna merah itu tersenyum pada Vioner. Meski tak begitu jelas pandangnya, Vioner tetap melihat wajah gadis itu.
"Kamu Vioner 'kan?"
Vioner bangkit dan menatap gadis itu. Gadis itu bersedekap dengan tampang santai.
"Kamu pasti punya masalah besar 'kan? Aku tau kamu anaknya Om Handika. Asal kamu tau, Vio. Selingkuhan Om Handika itu berencana ingin mengambil surat perusahaan keluargamu yang ada di Jakarta. Maka sebelum itu terjadi, kamu harus segera mengamankan surat itu. Ayo cepet ke kantor! Kuasai lebih dulu sebelum kamu kecolongan. Kasihan mama kamu, Vio. Ayo berangkat sekarang," ucap gadis itu sebelum meninggalkan Vioner yang tampak melongo usai mendengar ucapan gadis itu. Vioner tersadar, lalu dengan sisa kekuatannya beranjak dari tempat itu.
Vioner menaiki sebuah taksi menuju perusahaan orangtuanya di Jakarta. Kesadaraannya sedikit terkumpul, walau rasa pening masih sangat terasa. Hingga tak terasa, Vioner sudah sampai di depan perusahaan tersebut.
Vioner berjalan sedikit sempoyongan memasuki kantor tersebut. Beberapa staff di sana menatap heran, juga memberi hormat ketika Vioner menoleh pada mereka.
"Tante Bunga! Tante Bunga mana!"
Vioner mendekati salah satu staff keuangan. Menatap pria itu tajam sambil bersuara nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [COMPLETED]
Teen FictionRumah singgah untuk para pemuda yang tak ada tempat pulang. Untuk mereka yang perlu kehangatan dari dinginnya jalanan malam. Dan untuk mereka yang ingin memulai kehidupan. "Kalian yang tak saling mengenal akan tinggal bersama dalam satu atap dan men...