•••
"Bang, motong wortel gimana, Bang? Yang bagian pantatnya dulu atau kepalanya nih," tanya Juna yang tengah membantu Jion memasak.
Jion yang tadinya menggoreng ayam menoleh malas pada Juna.
"Bahasa lo tinggi banget sumpah."
"Yang mana sih? Yang bagian mana dulu gue potong?"
"Dikupas dulu bego. Baru lo potong kecil-kecil. Terserah mau bagian apa dulu."
"Kalau bagian tengah duluan?"
"TERSERAH!"
"AHAHAHA! Canda Bang elah lo serius banget hidup. Bareng Bang Sugi noh tinggal di gua sahara."
"Gurun. GURUN!"
"Gurun teh saha?"
"Ck, potongin sekalian bibir lo biar gue goreng. Bacot banget dari tadi. Lagian Obian mana sih, kok elu yang bantuin gue," kesal Jion.
"Gue nggak tau dia dimana ya. Jadi lo nggak butuh bantuan gue nih? Kalau kagak gue mau nyamperin Ayah di belakang lagi mancing bareng Fiko."
"Eh, Jirham mana?" tanya Jion baru ingat tentang satu saudaranya lagi.
"Ngapain dih tanyain dia," sewot Juna masih mengupas kulit wortel itu.
"Ya gimanapun dia sudah bagian dari keluarga kita. Dia udah tanda tangan surat berjanjian sama kita dan juga ayah. Jadi mau nggak mau kita harus terima dia. Kalau dia salah, ya tugas dia benerin dia."
"Woah, Bang. Elu kalau udah gini kelihatan tuanya. Bener deh."
"Ck. Jangan ngatain gue tua. Gue ini dewasa."
Di sisi lain, Andro dan Fiko sedang memancing bersama di kolam ikan belakang rumah. Mereka duduk berdampingan sambil menikmati waktu sore bersama. Bagi Andro kalau tidak Jion, ya Fiko sebagai anak yang dekat dengan beliau. Menurut Andro, Jion itu paling dewasa dan bisa diandalkan. Sedangkan Fiko orang yang nyaman diajak bicara dan sangat tenang. Dia orang yang netral, tidak mudah memihak.
"Menurutmu, Ayah harus gimana?"
Fiko yang tadinya fokus pada pelampung di atas kailnya, menoleh pada Andro.
"Tentang Vioner?"
"Kamu paham bangat apa maksud Ayah."
"Menurut Fiko, kita turuti apa mau Vioner. Tapi kita juga pertahankan dia dari jalan yang berbeda. Maksud Fiko, kita tetap pantau dia. Kalau dia dalam keadaan buruk, langsung kita ambil balik. Pada saat itu, Ayah bisa membuat surat perjanjian dan mengakui Vioner seutuhnya sebagai anak angkat Ayah, bagain dari kami," tutur Fiko.
Andro mengangguk, apa yang Fiko ucapkan ia setuju. Tangan Andro terangkat menyentuh kepala bagian belakang Fiko. Beliau menatap sosok pemuda di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [COMPLETED]
Teen FictionRumah singgah untuk para pemuda yang tak ada tempat pulang. Untuk mereka yang perlu kehangatan dari dinginnya jalanan malam. Dan untuk mereka yang ingin memulai kehidupan. "Kalian yang tak saling mengenal akan tinggal bersama dalam satu atap dan men...