•••
"LEPAS BAJU LO!"
Vioner melepaskan jaket yang ia kenakan dan celana jeans. Suara jeritan Vioner membuat Vero sangat frustrasi. Vero meremas rambutnya terlalu panik, melupakan cara meminta tolong atau sekadar berteriak.
"Cepetan, Vio!"
Vero semakin diserang rasa gugup ketika melihat tabung gas yang ada di bawah kompor. Sudah pasti akan terjadi ledakan. Dengan cepat Vero menarik tangan Vioner untuk cepat keluar. Kaki Vioner terpeleset, punggungnya menimpa kursi yang terbakar. Membuat erangan keras menyapa gendang telinga Vero.
"ARRGHHHH! K-KAK ...!
"VIONER!"
Tak ada pilihan lain, Vero menarik tangan Vioner dan menyeretnya keluar dari ruangan itu. Penjaga berdatangan, terlihat panik menghampiri Vero dan Vioner.
"Pak Vero, apa yang—"
"Cepat panggil pemadam dan pastikan semua karyawan keluar gedung perusahaan!"
"Baik, Pak!"
Dapur perusahaan ada di lantai dua. Vero lekas menggunakan lift sebelum tak bisa berfungsi. Beruntungnya ia mampu membawa Vioner ke lantai dasar. Para karyawan terlihat panik keluar gedung perusahaan. Tak lama terdengar suara ledakan keras dari lantai atas. Vero berdecak gelisah, seluruh kekuatannya ia gunakan untuk menyeret tubuh Vioner yang setengah sadar.
"Setibanya di luar gedung perusahan, saya udah nggak sadarkan diri. Saya nggak tau apa yang terjadi setelah itu. Bangun-bangun saya udah ada di rumah sakit dengan punggung terbalut perban. Nggak berselang lama setelah saya sadar, Papa datang dan paksa saya pulang hari itu juga. Pertama kalinya dalam hidup saya ... saya mendapatkan perlakuan kasar dari Papa dan Kakak," tutur Vioner seraya menghapus jejak air matanya. Fiko tertunduk, berusaha menahan dirinya agar tidak larut dalam kesedihan pemuda di hadapannya.
"Vio ... gue tau ini berat banget. Maaf gue buat lo cerita masalah ini. Tapi kalau nggak diselesaikan, masalah nggak akan kelar. Gue tulus mau bantu lo. Jadi tolong jawab semua hal yang gue pertanyakan, oke?" ucap Fiko penuh harap. Ia lega melihat Vioner mengangguk.
"Apa lagi yang pengin kamu tau?" tanya Vioner.
"Ceritakan lagi tentang emm ... sorry—tentang mama lo dan kakak lo mungkin. Apa yang terjadi sama mereka setelah itu?"
"Mama masuk rumah sakit setelah kejadian itu. Tante Bunga sengaja mengabari Mama yang lagi drop. Katanya saya jadi korban kebakaran perusahaan itu. Mama serangan jantung hari itu dan dibawa ke rumah sakit. Saya sempat jenguk Mama. Saya cerita sama mama apa yang terjadi dan bilang saya baik-baik aja. Mama kesal sama Tante Bunga yang mengada-ngada. Belum juga Mama pulih, kabar tentang Kak Vero yang menjadi penyebab kebakaran itu didengar oleh mama. Mama drop lagi sebelum meninggal malamnya. Hiks ... luka mama belum sembuh, tapi luka lain malah datang ... hiks ... mama nggak kuat lagi—mama Vio pergi hari itu ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [COMPLETED]
Teen FictionRumah singgah untuk para pemuda yang tak ada tempat pulang. Untuk mereka yang perlu kehangatan dari dinginnya jalanan malam. Dan untuk mereka yang ingin memulai kehidupan. "Kalian yang tak saling mengenal akan tinggal bersama dalam satu atap dan men...