•••
Andro dan kelima anak angkatnya berkumpul di ruang keluarga. Hari sudah larut malam, tetapi mereka masih terjaga karena ada masalah yang harus mereka tuntaskan. Apalagi Andro sendiri yang meminta permasalahan itu selesai malam ini juga. Bahkan Andro berkata akan menginap sekalian di rumah singgah itu. Andro menatap satu persatu dari mereka, lalu berhenti di wajah Jirham yang menunduk dengan kedua tangan saling bertautan. Ia mungkin sudah menebak siapa yang akan diusut malam ini.
"Tolong ceritakan kronologinya dari awal," ucap Andro penuh penekaan.
Selang beberapa detik berlalu, Fiko pun angkat bicara. Tadinya ia akan membiarkan Jirham untuk bercerita lebih dahulu. Namun tampaknya Jirham tak ada niatan berbicara barang sedikitpun.
"Fiko yang jelasin, Yah."
"Silakan, Fiko."
"Malam, sekitar jam setengah delapan Jirham ngajak Vioner buat temenin dia ke kedai martabak. Fiko nggak tau itu di mana. Fiko udah wanti-wanti Jirham biar nggak kemaleman pulangnya. Tapi ... malah nggak balik-balik. Fiko telepon nggak diangkat. Vioner juga. Terus akhirnya jam setengah sepuluh Fiko nyusulin mereka. Selebihnya Ayah bisa tanya sama Jirham. Soalnya Fiko belum tanyain gimana kronologinya Vioner bisa kayak gitu," tutur Fiko menjelaskan dengan tenang. Andro mengangguk paham, lalu tatapannya tertuju pada Jirham yang langsung menunduk kala pandangannya bertemu dengan netra Andro.
"Bagaimana Jirham, kamu mau jelasin ke saya?"
"S-saya ... saya nggak buat dia kayak gitu, Om. Saya cuma ajak dia ke kedai martabak doang," ucap Jirham.
"Kedai martabak di bangunan tua?" tanya Fiko.
"Ya bukan."
"Lalu apa, Jirham?" tanya Andro.
"Pokoknya saya emang bawa dia ke kedai martabak. Cuma pas di jalan kami ketemu sama geng motor kakaknya Vioner. Katanya kakak Vioner yang nyuruh mereka buat balas dendam. Akhirnya Vio dibawa ke bangunan tua itu," tukas Jirham menjelaskan.
"Tapi kenapa lo gapapa? Harusnya lo bela dia dan bonyok juga dong?" kali ini Juna ikut berbicara.
"Ya kan mereka cuma ada masalah sama Vioner. Gu-gue dikunci di luar nggak boleh masuk pas dia nyiksa Vioner. Terus baru dibuka pas mereka mau kabur. Nah, gue masuk dan mau bantuin Vioner keluar dari sana. Tiba-tiba Fiko datang dan nyalahin gue," ujar Jirham membela diri.
"Lo kenal siapa mereka?" tanya Jion.
"K-kagak. Gue kagak kenal."
"Emangnya kakaknya Vioner ditahan di kantor polisi mana?" tanya Obian.
"Ya kan nggak ada yang tau, Bang. Cuma Vioner yang tahu. Masalahnya dia belum mau ngomong banyak tentang dirinya," sahut Fiko.
Andro menghela napas, masalah yang cukup rumit baginya. Dari keenam anak angkat yang tinggal bersama itu, hanya Vioner yang membuatnya berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [COMPLETED]
Teen FictionRumah singgah untuk para pemuda yang tak ada tempat pulang. Untuk mereka yang perlu kehangatan dari dinginnya jalanan malam. Dan untuk mereka yang ingin memulai kehidupan. "Kalian yang tak saling mengenal akan tinggal bersama dalam satu atap dan men...