55. TERBONGKARNYA FAKTA LAMA

1K 170 49
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Juna dan Jirham tiba di kediaman Ninda. Rumah yang tak begitu besar bernuansa cream. Juna turun dari motor Jirham dan mendekati seorang wanita paruh baya—pembantu rumah Ninda.

"Permisi, Bi."

"Eh, Mas Juna. Udah lama nggak kemari."

"Hehe. Iya, Bi. Oh ya, Ninda-nya ada, Bi?"

"Loh, kan Mas Juna tau Non Ninda ada di Swedia."

"Tapi dia pulang hari ini, Bi. Tadi pagi kami ketemu, cuma entah ada apa dia kabur gitu aja."

"Masa sih, Mas. Soalnya Non Ninda nggak ke sini lagi. Rumah ini pun udah Ninda kontrakan sejak 5 bulan yang lalu."

"Jadi Ninda nggak ada ke sini hari ini?"

"Nggak ada, Mas."

Juna mendesah kecewa. Menoleh sebentar pada Jirham yang bergelagat seperti mengintip seseorang dari balik pagar rumah itu.

"Kalau gitu, saya permisi dulu ya, Bi. Mungkin Ninda punya rumah baru."

"Iya, Mas. Hati-hati."

Juna menghampiri Jirham.

"Ngintipin siapa lo?"

"Shuuut .... " Jirham meletakkan telunjuk di bibirnya sendiri. Menyuruh Juna lebih mendekat agar bisa melihat apa yang ia tunjuk.

Jirham menunjuk ke sebuah rumah tak jauh dari rumah Ninda. Tampak seorang wanita menggedor pagar rumah yang terkunci. Tak lama pagar dibuka oleh satpam.

"I-itu Tante Bunga, kan?" tebak Juna. Ia mengenalinya, begitu juga Jirham. Sebelum mereka berangkat melakukan pencarian, Fiko sudah mengirim foto-foto orang yang akan mereka cari. Termasuk foto Bunga.

"Makanya. Kita harus ngabarin yang lain kalau Tante Bunga ada di sini. Gue yakin Tante Bunga itu habis melarikan diri. Ketahuan muka dia tegang banget dan tergesa-gesa gitu."

"Yaudah gue kabarin," sahut Juna seraya merogoh ponselnya. Memberitahu teman-temannya di grup tentang keberadaan Bunga dan alamat tempat itu.

Bunga masuk ke dalam rumahnya dengan napas yang tak stabil. Terlalu banyak berlari dan perasaan yang waswas. Bunga langsung menuju dapur untuk sekadar mengusir dahaganya. Belum sepenuhnya puas meminum segelas air, suara teriakan Juna terdengar di telingnya.

"TANTE BUNGA! SAYA TAU TANTE ADA DI DALAM!" teriak Juna.

"BETUL TUH. JADI KALAU TANTE NGGAK MAU BUANG TENAGA, MENDING SERAHIN DIRI!" sahut Jirham ikut berteriak.

Bunga panik, ia tergesa-gesa menuju jendela. Diraihnya sedikit gorden depan untuk melihat siapa yang datang. Dua orang pemuda yang Bunga yakini anak angkat Andro.

"Sial. Mereka pakek liat aku ada di sini lagi."

Bunga menggigiti telunjuknya sendiri saking gugupnya. Berjalan mondar-mandir dengan perasaan amat gelisah. Satu nama yang muncul di otaknya, yaitu Handika.

BROTHER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang