2

52.5K 4.7K 6
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlerlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

Selamat membaca😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bia, bangun!"

"Bia!"

"Bia, lo mati?"

"Bia!"

Samar-samar Bia mendengar suara berat khas seorang lelaki memanggil namanya. Dengan perlahan Bia membuka kedua matanya. Mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk kedalam retina miliknya.

Setelah terbuka sepenuhnya, Bia menatap bingung kearah pemuda tampan yang tengah duduk disamping ranjangnya. Bia bangkit perlahan dibantu orang itu. Tubuhnya tersengat sebentar kala lengan orang itu menyentuh bahunya.

"S-siapa?"

Pemuda tampan itu membelalakkan matanya kaget. Yang justru terlihat sangat menggemaskan bagi Bia. Dia memajukan wajahnya mendekat, Bia secara reflek mundur.

"Lo lupa gue?" Tanya laki-laki muda tadi.

Bia menggeleng. Dia tidak pernah merasa kenal seorang lelaki tampan bergaya badboy yang sedang memperhatikannya itu. Ayolah, jangankan lelaki keren dihadapannya ini, orang yang wajahnya dibawah rata-rata pun enggan berkenalan dengannya. Jadi, Bia merasa sangat bingung sekarang.

"Kamu, kenal aku?" Tanya Bia dengan suara yang sangat kecil. Nyaris terdengar seperti gumaman.

"Hah?" Telinga lelaki tadi mendekati arah bibir Bia. Membuat tubuh Bia menegang sebelum beringsut mundur menempel pada sandaran ranjang.

"Lo, kenapa sih? Ngomong apa lagi tadi gak kedengeran"

"K-kamu kenal aku?" Tanya Bia sekali lagi. Kali ini dengan suara yang cukup lantang.

"Yaiyalah, lo beneran lupa sama gue? Karena kepala lo dijedotin ke tembok sama Cath?"

Bia mengerutkan dahinya bingung. Siapa lagi itu Cath? Apa Bia pernah kenal seseorang dengan nama tersebut? Perasaannya mengatakan tidak.

"Cath?"

"Iya, Cath. Lo lupa juga sama dia? Kepala lo beneran kenapa-napa ya? Cek ke dokter gih"

"Siapa Cath?" Bia menatap laki-laki dihadapannya dengan bingung.

"Cathleen Helcia, cewek yang suka bully lo. Keadaan lo sekarang juga karena dia"

Bia terdiam. Seperti tidak asing dengan nama tersebut. Seperti pernah mendengar, sangat familiar. Dia menoleh pada lelaki yang belum diketahui namanya itu.

"Nama kamu siapa?"

Lelaki tadi menyerit heran. "Hades. Nama gue Hades"

Pening. Kepala Bia langsung pening saat mendengar nama 'Hades'. Perasaannya mulai tidak enak. Setelah Cathleen Helcia, sekarang ada Hades juga. Bia menyentuh kepalanya  yang berbalut kain kasa itu.

"Nama aku, Bia Charise?"

Hades mengangguk membenarkan ucapan Bia. "Lo udah inget? Kenapa juga masih pake aku-kamu, bukan lo banget"

Bia mengabaikan celotehan Hades. Saat ini otaknya memikirkan kemungkinan yang terjadi pada dirinya. Meskipun rasanya sangat tidak mungkin, Bia tetap harus mengkonfirmasi bahwa pikirannya salah.

"Cath maksud kamu, disini dia bukan pacarnya Zeno Fredell Maximilan kan?" Bia bertanya dengan raut kaku. Tidak mungkin. Tentu saja tidak.

"Iya. Lo inget ternyata"

Tubuh Bia seketika lemas. Pandangannya menatap lurus kedepan. Bagaimana bisa? Bia masuk kedalam novel yang dia tulis sendiri. Sulit dipercaya. Ini pasti mimpi.

"Hehehe, gak mungkin. Gue pasti lagi mimpi" Gumam Bia.

"Oke, tidur lagi. Nanti pasti ilang mimpinya, oke. Tenang Bia. Tenang"

Bia menutup kedua matanya. Berusaha mengabaikan pikiran melanturnya tadi. Satu menit berlalu, Bia tak kunjung merasa perubahan apapun. Dia membuka kembali matanya. Kini dia memampar pipi kanan dan kirinya kencang agar segera bangun dari mimpinya.

Hades menahan kedua tangan Bia. "Hey, jangan nyakitin diri sendiri!"

Bia melihat kearah Hades. Wajahnya memelas. "Bawain kaca"

Hades langsung bergegas mengambil sebuah kaca diatas nakas dan memberikannya pada Bia. Terpampanglah, wajah bulat gemuk yang asing dipantulan cermin itu.

"I-itu gue?"

"Dan lo, Hades ya?"

Hades mengangguk semangat. Dia tersenyum. "Pake lo-gue lagi nih? Padahal pas lo ngomong pake aku-kamu kedengeran lucu, loh"

Berbeda dengan Hades yang tersenyum lebar, wajah Bia semakin memelas. Dia terus menatap cermin, melihat rupa dirinya yang sekarang.

"Bia Charise, Hades, Zeno Fredell Maximilan, Cathleen Helcia. Hahaha... Hehe..." Raut wajah Bia masih terlihat memelas namun, dia malah tertawa seperti orang gila.

Hades menatap Bia dengan raut ngeri. "Kayaknya, benturan di kepala lo bukan bikin lo lupa ingatan deh. Tapi, gila"

"Cath, sialan banget! Bisa-bisanya dia bikin lo jadi gila!"

Bia hanya terkekeh dengan raut datar. Sedetik kemudian matanya berkaca-kaca.

"Huaaaaaaaaaaa"

"Huaaaaaaaaaaa"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holaa👋

Masih awal-awal alurnya mungkin masih kerasa ngebosenin. Tapi, coba baca beberapa part lagi. Semoga betah😁

Jangan lupa vote dan komennya ditunggu ya😊

See you😍

New world [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang