Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Silahkan membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti yang Zeno ucapkan kemarin, hari ini dia kembali menjemput Peony untuk berangkat bersama ke sekolah. Sepertinya hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan baru dan pemandangan yang tidak asing bagi warga sekolah melihat Zeno dan Peony bergandengan tangan menuju kelas. Di koridor langkah mereka berdua terhenti karena Cath menghalangi jalan.
Peony mendengus kesal. Apa lagi yang akan direncanakan oleh penyihir ini? "Ngapain lo?"
Cath tidak melirik Peony sama sekali. Dia malah menatap Zeno intens walau Zeno tak menatapnya balik dan malah asik memainkan jari-jari milik Peony. Murid lain mulai berkumpul untuk melihat drama pagi ini. Bisa Peony lihat Cath sedikit mendesis saat Zeno tidak meliriknya.
"Gue mau ngomong sama Zeno." Ucap Cathleen. Peony menatap Cath penuh rasa tertarik. Dia ingin tahu apa yang akan Cath lakukan kali ini.
"Zeno, gue mau ngomong berdua sama lo." Ucap Cath sekali lagi karena Zeno belum juga mengalihkan pandangannya dari jari-jari kecil Peony. Seperti tangan Peony lebih menarik daripada apa yang akan Cath katakan padanya.
Peony terkekeh melihat Cath diacuhkan Zeno. Lihatlah, dulu Zeno paling tidak bisa mengabaikan Cath tapi kini dia jadi pihak satu-satunya yang tidak menganggap kehadiran Cath.
Cath melihat ke arah Peony dengan wajah kesal. "Gue mau ngomong sama Zeno!"
"Yaudah." Balas Peony santai. Hal itu malah membuat Cath tambah emosi, malu juga karena dirinya dilihat orang-orang seperti tengah memohon untuk bicara dengan Zeno.
"Zeno!" Panggil Cath keras. Tapi, Zeno seolah tuli. Dia diam saja sambil memilah-milah jari Peony dengan raut serius. Cath merengut kesal sedangkan Peony tertawa meledek.
"Zeno," Panggil Peony tak pelan tetapi tidak keras juga. Hebatnya, Zeno langsung menatap Peony membuat wajah Cath memerah entah menahan emosi atau menahan malu. "Cath mau ngomong sama lo."
"Lo ikut." Balas Zeno.
Peony menggeleng. Dia melepaskan genggaman tangan Zeno mengabaikan raut Zeno yang merengut tidak rela itu. Dia menyuruh Zeno dan Cath pergi. Dengan terpaksa Zeno berjalan menjauh dan diikuti oleh Cath.
Mereka sedikit menjauh dari keramaian, memilih bicara depan taman kecil yang terletak di dekat lapangan outdoor.
"Apa?" Cath tidak bisa melihat Zeno yang dikenalnya dulu saat berhadapan dengan Zeno yang sekarang. Dia nampak terlalu dingin, tidak sehangat dulu lagi.
Zeno berdecak. "Waktu gue kebuang sia-sia ngomong sama lo." Dia berniat pergi dari hadapan Cath namun segera ditahan oleh gadis itu.
"Lo berubah Zeno. Peony udah pengaruhin lo terlalu banyak."