Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Selamat membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pertama kali Zeno melihat Peony, dia sudah merasa bahwa gadis itu berbeda dengan banyak gadis yang dia kenal. Dia berani melawan Cath yang saat itu posisinya di sekolah bukan sebagai siswi biasa-biasa. Peony punya nyali. Mungkin karena murid baru, dia masih naif dan berlaku secara spontan membela orang yang sedang dirundung. Gadis imut itu ternyata mengenal Braga, dan Braga sepertinya menganggap Peony penting, Zeno menjadi penasaran. Entah kebetulan atau sudah direncanakan, Peony selalu terlibat dengan anggota kelompoknya terutama Cath. Sejak pertama kali dia menginjakkan kaki di sekolah, Peony seolah mencatatkan diri sebagai musuh Cath. Yang paling membuatnya aneh adalah bagaimana dia selalu melihat Peony curi-curi pandang ke arahnya. Zeno yakin gadis itu punya maksud lain dengan mengganggu kelompoknya.
Dia mencaritahu, mendapatkan banyak informasi tentang Peony. Anak yatim piatu yang dibuang orang tua asuhnya. Jadi Peony hanya anak miskin tanpa orang tua atau keluarga, dia sebatang kara, tapi dengan beraninya mendekati kakeknya. Zeno merasa sangat marah saat melihat Peony di pesta, dia muak melihat bagaimana cara gadis itu menarik perhatiannya, diperparah dengan kemunculannya saat para saudara Zeno merendahkan dirinya, Zeno semakin marah karena gadis kurang ajar itu mengetahui kelemahannya. Namun setelah ancaman yang Zeno beri, gadis itu malah menghiburnya.
"Bagi gue sendiri, gak ada yang namanya anak haram. Istilah 'haram' itu dipake karena perbuatan orang tuanya, bukan anaknya. Anak gak bisa milih dilahirin oleh siapa, punya orang tua kayak apa. Anak dari hasil perselingkuhan cuma korban dari kelakuan bejat ayah danibunya. Bagi gue aja sih."
"Jadi, bukan salah lo kalo terlahir dari hasil perbuatan haram itu. Bukan salah lo juga karena jadi anak yang lahir diluar nikah."
Mungkin mulai dari sana, Zeno menatap Peony dengan pandangan yang berbeda. Semakin gadis itu menjauh, semakin gencar dia mendekat. Zeno memaksa Peony untuk menjadi miliknya, dia senang.
Hingga dia melihat Peony dan Xyan malam itu, dengan santai Xyan menawarinya sebuah hubungan rahasia dan Peony menerimanya.
Tentu Zeno marah.
Tapi dia biarkan. Pikirnya, tak masalah berapa pun banyak laki-laki yang mencoba memiliki Peony, jika Peony tidak suka, maka dia hanya akan bermain-main saja dengan mereka. Tapi Zeno khawatir tentang Matta. Cara Peony memperlakukannya berbeda dengan cara dia memperlakukan lelaki lain. Apa Peony menyukai Matta?
Jika Zeno tidak bisa memiliki hati Peony, maka orang lain pun tidak. Matta dan Peony saling suka, itu yang Zeno pikirkan sehingga dengan tanpa empati dia memperingati dan terus mengancam Peony agar menjauh dari Matta. Namun, Peony nakal. Hingga Zeno harus melakukan cara ekstrem untuk memaksa Peony agar tidak melihat ke arah Matta lagi.