Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu 😊
Setelah itu?
Selamat membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peony pulang dalam keadaan mood yang tidak bagus. Dia kabur dari Zeno sebelum lelaki itu menemuinya di kelas setelah bel pulang berbunyi. Peony mendesah lelah. Bukan ini yang dia inginkan, niatnya memang tercapai untuk menghancurkan kelompok pembully itu namun tidak menyangka Zeno dan Xyan akan begitu terobsesi padanya. Zeno mulai mengancam lagi, Peony tidak ingin orang tak bersalah seperti Matta menjadi korban. Sudah cukup hidupnya menderita, salah sedikit saja dan Zeno marah, maka tamat sudah hidup Matta.
Peony tahu betul betapa takutnya Matta pada orang tuanya. Dia bertahan bukan karena ingin, tetapi karena Matta takut. Peony pernah ada dalam posisi Matta. Menyembunyikan rasa sakitnya karena orang lain tidak akan ada yang mengerti. Mereka hanya akan menghujat tanpa tahu alasan dibalik orang-orang depresi.
Zeno, karena dia tahu aib Matta, dia tahu Peony peduli pada Matta, dia menggunakan itu untuk mengendalikan Peony.
Peony mencoba menghentikan tangannya yang gemetar. Peony takut dia akan terluka nantinya. Dia takut balas dendamnya tidak akan berhasil dan malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
Sebuah tangan besar membungkus tangan gemetar Peony. Gadis itu mendongakkan kepalanya dan melihat Hades membungkuk ke arahnya.
"Apa yang bikin lo ketakutan?"
Peony tidak menjawab. Dia sedang menggigit bibirnya dalam untuk menahan diri agar tidak menjatuhkan air matanya saat ini.
Melihat Hades memancing dirinya untuk menumpahkan segala emosinya. Namun, saat ini Peony sedang dalam masa marah pada Hades karena penolakannya waktu itu.
Akhirnya pertahanan Peony runtuh. Dia menunduk lalu menangis. Hades langsung memeluknya dalam keadaan tubuh yang berdiri. Peony yang duduk di sofa melingkarkan tangannya di pinggang Hades dan menenggelamkan wajahnya di perut lelaki itu untuk menyamarkan isak tangisnya.
Persetanan dengan harga diri, Peony tidak peduli kemarin-kemarin Hades menolaknya, yang terpenting sekarang dia butuh Hades di sisinya.
Hades terus menepuk punggung Peony hingga gadis itu merasa tenang dan berhenti menangis baru saja dilepaskannya pelukan Hades.
Hades tersenyum ramah. "Udah beres? Apa masih mau nangis?"
Peony menggeleng. Dia duduk menjauh dari Hades, sedikit malu karena wajahnya sudah tidak karuan. Sedangkan Hades? Lelaki itu tampil keren dengan balutan kaos hitam polos dan celana jins sobek-sobek. Hades terlihat lebih tampan sekarang, Peony sempat berpikir apakah itu karena dia tidak bertemu Hades selama beberapa hari?