44

10.5K 1.4K 103
                                    

Holaa👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

Peony tidak menganggap ucapan Zeno sebagai ancaman belaka saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peony tidak menganggap ucapan Zeno sebagai ancaman belaka saja. Dia tahu betul bagaimana karakter novel yang dia buat begitu terobsesi. Sayangnya dia menyesal karena itu. Jelas Peony akan mencoba sebaik mungkin untuk menghindari Matta, tidak peduli pada laki-laki lain selain Matta jika mereka dikubur hidup-hidup oleh Zeno pun Peony hanya akan berlalu. Tetapi tidak untuk Matta. Peony ingin melindungi dia sebagaimana Hades melindunginya dulu. Melihat Matta bagaikan melihat dirinya yang dulu.

Peony pikir saat di kelas hari itu hanya ada dirinya dan Matta saja. Tentang kecupan tidak sengaja itu tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Namun, Zeno ada disana saat itu. Dia melihat semuanya. Peony tidak bisa tidak cemas memikirkan hal-hal yang akan terjadi kedepannya.

"Piyoooooooo!" Tubuh Peony tersentak mendengar panggilan keras dari Gisel. Ya, waktu istirahat telah tiba dan setelah pembicaraannya dengan Zeno berakhir, Matta kembali ke dalam kelas dengan keadaan baik-baik saja. Hal itu membuat Peony menghelakan napas lega.

"Melamun aja lo. Mikirin apa sih?" Tanya Gisel yang duduk di sebelahnya.

Peony menyedot minuman yang dia pesan sebelumnya, merasakan air dingin mengalir di tenggorokannya. Rasanya Peony mulai tenang. Meski tidak menutup kemungkinan Zeno akan bertindak besok atau beberapa jam kemudian, mungkin?

"Peony!"

Peony yang kembali melamun dikejutkan lagi dengan panggilan dari seseorang.

Itu Xyan.

Wajahnya terlihat sangat tidak bersahabat. Lelaki itu duduk di depan Peony. "Gue bilang berangkat bareng gue ke sekolah! Kenapa pergi duluan?"

Gisel mendengus. "Lo cowok paling aneh sih menurut gue. Terang-terangan pengen rebut cewek dari pacarnya."

Xyan menatap Gisel tak suka. "Peony pacar gue!"

Gisel menampilkan raut tercengang dan menunjuk Xyan. "Bahkan sekarang lo halu?"

Xyan menggeram marah. Dia menggebrak meja secara kasar. "Gue gak halu! Peony emang pacar gue."

"Dia pacar Zeno kali!"

"Tapi, Peony juga pacar gue!"

Gisel menggeleng tak habis pikir. Kehaluan Xyan memang harus disadarkan. "Yang bener aja lo! Gue tau lo suka Peony tapi halunya jangan kebangetan dong.." Ucap Gisel sewot.

Mata Xyan menggelap, dia berdiri dan menghampiri Gisel, gadis itu beringsut menempelkan diri ke arah Peony di sebelahnya karena takut.

"Peony pacar gue! Tanya aja ke dia sendiri biar lo percaya. Gue jadian sama Peony sehari setelah dia pacaran sama Zeno."

New world [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang