Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Selamat membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di dalam apartemennya, Peony tak bisa menghentikan air mata yang mengalir, entah kenapa dia semakin terisak dan dadanya semakin sesak. Padahal dia bukan ayah kandungnya, padahal Viktor hanya salah satu tokoh yang dia buat dalam novelnya. Lantas kenapa Peony merasa sesakit ini?
Tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan yang melingkari bahunya, memeluk erat Peony sambil mengusap rambutnya.
"Lo anak baik, semuanya akan baik-baik aja." Ucap Hades.
***
Peony sengaja datang pagi-pagi ke sekolah untuk menghindari Zeno dan Xyan yang sejak kemarin malam menerornya meminta Peony memilih akan berangkat sekolah bersama siapa.
Langkah Peony sangat pelan, dia menunduk menatap satu-persatu lantai koridor. Suasana hatinya masih buruk sejak bertemu ayah Bia semalam. Entah kenapa, Peony seperti merasa bahwa emosi Bia ada dalam tubuhnya.
Tukk
Karena melamun, Peony menabrak sesuatu yang keras namun empuk. Dia melihat sepasang sepatu di bawah kemudian mengangkat wajahnya dan menemukan Matta yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Melamun."
Peony tidak menjawab. Dia hanya tersenyum lesu. Tanpa kata, mereka berjalan beriringan menuju kelas. Sesampainya di kelas, Peony langsung menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan. Matta duduk di sebelah Peony. "Tumben dateng pagi." Katanya.
Peony menggumam tidak jelas, Matta hanya dapat mendengar ucapan akhir-akhirnya saja. "..Lo juga dateng pagi hari ini."
"Gue mau ngurus proposal osis tadinya, liat lo jalan nunduk gitu akhirnya gue milih nemenin lo aja disini."
Peony menghadap ke arah Matta masih dengan kepala yang dia tempelkan ke lipatan tangan, menutup matanya sambil berkata, "Kalo ada yang nyakitin lo, apa lo mau balas dendam?"
Matta ikut menempelkan kepalanya di atas meja, menghadap ke wajah Peony. "Gue akan lari."
Peony membuka matanya, menatap Matta sedikit terkejut karena wajah mereka sedekat itu. "Lari?"
Matta mengangguk. "Gue gak akan sanggup nyakitin orang lain karena gue akan ngerasa bersalah. Jadi, pilihan gue lari. Gue gak akan balas dendam, tapi gak melupakan juga. Gue cuma akan mengabaikan."
Benar. Matta tidak pernah ikut membully Bia dulu. Ketika geng setan mulai beraksi, Matta memilih pergi entah kemana, dia tidak mencoba membantu tetapi tidak juga menyakiti. Matta hanya akan lari.