Seperti biasanya, sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Selamat membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Besok, Peony akan masuk sekolah. Tapi, hingga saat ini dia belum bertemu dengan salah satu incarannya. Sempat berpikir apakah dirinya salah memilih tempat kerja dan sebenarnya laki-laki yang ingin Peony temui itu bukan selalu belanja ke minimarket tempatnya bekerja. Tapi, Peony jelas masih ingat. Dalam novelnya disinilah biasanya salah satu tokoh penting itu menghabiskan waktu.
Peony menghembuskan napasnya pelan. Matanya menatap keluar jendela melamun. Benar kata Hades, hobi Peony sekarang adalah melamun.
Tiba-tiba pintu minimarket terbuka. Sontak saja Peony langsung memasang wajah ramah dan lucu andalannya. Tapi, sedikit aneh melihat pengunjung itu memakai helm memasuki minimarket ini. Meskipun begitu, Peony tetap mempertahankan senyumannya.
"Selamat datang dan selamat berbelanja" Ucap Peony dengan ramah.
Namun, sedetik kemudian senyuman itu luntur digantikan oleh tatapan kaget. Orang itu tiba-tiba saja menodongkan pisau lipat ke arahnya.
Kepala Peony mulai pening memikirkan hal yang akan terjadi selanjutnya. Bukannya bertemu seseorang seperti rencananya, dia malah bertemu perampok kelas teri berhelm hello kity.
"DIAM! JANGAN TERIAK! ATAU SAYA TUSUK PERUT KAMU!"
Peony mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum membalas ucapan si penodong itu. "Kan, bapak yang teriak"
"SAYA BILANG DIAM!"
Dengan waspada sambil menodongkan pisau ke arah Peony, perampok itu mengacak-acak laci penyimpanan uang. "MANA KUNCINYA?!"
Dengan tenang Peony menjawab. "Gak ada pak, saya lupa naro"
Peony tentu tidak takut dengan adegan di depannya. Peony tahu, tidak ada adegan seperti ini dalam novel. Jadi, dia tidak akan terluka. Peony lebih takut jika bertemu dengan Xyan. Salah satu tokoh dalam novel yang terkenal kejam dan galak.
"BOHONG! BUKA LACI ITU SEKARANG ATAU SAYA BUNUH KAMU!"
Brukk
Tubuh perampok itu tumbang karena tendangan keras yang dilayangkan tepat pada punggungnya. Peony menatap si pelaku dengan kagum. Entah dari mana datangnya. Bak pahlawan kemalaman dia menginjak kaki perampok itu lalu menendang badannya berkali-kali.
Kemudian, laki-laki itu menoleh ke arah Peony dengan tajam. "TELPON POLISI! JANGAN DIEM AJA!"
Peony tersentak kaget. Lagi-lagi dia diteriaki seperti itu. Dengan cepat dia menelpon polisi. Laki-laki yang tadi meneriakinya berdecih sinis. Dia lengah. Tak sadar perampok yang sedang dia tahan mengayunkan lengannya ke arah wajahnya dan berhasil melukai rahangnya.