48

12.5K 1.7K 388
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

Banyak murid ikut datang ke pemakaman Matta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak murid ikut datang ke pemakaman Matta. Bahkan semua guru juga ikut hadir disana. Braga yang biasanya banyak bicara hanya diam, Xyan juga tidak menunjukan emosi apapun, Gisel menangis kecil sambil merangkul Peony yang hanya diam dengan wajah sembab. Cath yang masih dalam masa skorsing pun ikut hadir walau nampak enggan. Hanya satu orang yang Peony kenal tapi belum menunjukan diri disana, Zeno.

Peony memilih pergi lebih dulu sebelum orang-orang. Dia berdiri di pinggir jalan dan menaiki taxi. Dalam perjalanannya, Peony mencoba menghubungi Zeno.

"Hallo, babe?"

"Lo dimana?"

Berbeda dengan nada riang dari Zeno, Peony berkata dengan nada dingin.

"Biar gue aja yang nemuin lo. Gue ke apartemen lo sekarang, tunggu disana, ya.."

Tanpa membalas lagi, Peony menutup ponselnya.

***

Zeno tersenyum lebar. Akhirnya Peony menghubunginya. Ternyata benar, setelah kepergian Matta, Peony baru akan melirik ke arahnya. Ah, dia senang sekali. Zeno segera meraih kunci motornya dan menuju ruangan kakeknya untuk meminta izin.

Tok tok

"Masuk!"

Zeno masuk dengan santai, wajahnya berseri-seri seperti orang yang baru saja mendapat lotre. Kakek Zeno mengerutkan dahinya. "Apa suatu hal yang baik terjadi?"

Zeno mengangguk. "Aku mau bertemu Peony, semua tugasku sudah selesai dikerjakan, artinya aku bisa pergi, kan?"

Kakek Zeno berdehem. "Kamu tidak datang ke pemakaman temanmu, tapi malah berbahagia karena akan berkencan dengan Peony?"

"Dia bukan temanku. Kami hanya sebatas kenalan."

Kakek Zeno mengangguk kecil. "Yah, itu lebih baik daripada kamu bergaul dengan gadis angkuh itu."

Satu alis Zeno terangkat. "Cath? Anak om Viktor?"

"Peony juga anak Viktor."

Zeno maju mendekati meja kerja kakeknya. "Maksud kakek?"

"Kamu pikir kakek tidak tahu kelakuan kamu bersama teman-temanmu disekolah? Gadis angkuh itu memanfaatkan dirimu untuk kepentingannya. Bodoh! Untungnya Peony datang dan mengalihkanmu."

"Enggak! Bukan itu, maksud kakek tadi apa? Peony juga anak om Viktor?" Zeno meminta penjelasan kakeknya secara paksa.

Kakek Zeno mendengus kecil. Dia menunduk untuk menarik salah satu laci di bawah meja kerjanya. "Kakek bertemu Peony di tempat yang seolah-olah sudah direncanakan sebelumnya. Dia tiba-tiba mendekati kakek dan memberitahukan rencana bisnisnya. Tentu kakek curiga, sebelum mengundangnya ke pesta kita hari itu, kakek menyuruh sekretaris kakek mencaritahu tentang Peony." Kakek Zeno melempar sebuah amplop coklat ke atas meja dan Zeno langsung membukanya dengan tergesa-gesa.

New world [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang