32

12.8K 1.8K 165
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

Selamat membaca😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zeno mengajak Peony berkencan setelah pulang sekolah jadi Peony tak bisa menepati janjinya dengan Gisel untuk menceritakan semua yang terjadi padanya. Lelaki itu sangat pemaksa. Zeno sudah berada di depan kelas Peony sebelum bel berkumandang, awalnya hal itu dimanfaatkan Peony dengan baik untuk memancing kecemburuan Cath tapi dia menyesal. Zeno membawa Peony ke pusat perbelanjaan. Mereka berkeliling mencari makanan dan bermain di tamezone.

"Pukul!" Zeno memerintahkan Peony untuk memukul kodok yang keluar dengan palu. Peony bergerak dengan kaku karena dia belum pernah main seperti ini. Dulu saat masih kecil, Peony tak bisa ke mall karena tidak punya uang, saat dewasa Peony tidak bisa main di tempat seperti ini karena dia tidak punya teman.

"Gue gabisa!" Pekik Peony. Zeno di sebelahnya malah tertawa melihat raut panik Peony karena tidak satupun kodok yang berhasil dia pukul. Kemudian Zeno pindah ke belakang tubuh Peony. Dia memegang palu yang ada dalam genggaman Peony. Gadis itu tersentak kaget namun perlahan tubuhnya rileks. "Gue bantuin." Bisik Zeno.

Berkat bantuan dari Zeno, mereka berhasil memukul banyak kodok hingga menghasilkan banyak tiket yang keluar. Peony kesenangan. Dia tertawa begitu banyak dan senyumannya pun sangat lebar. Zeno jadi ikut senang. Jika biasanya Cath memintanya untuk membelikan banyak barang seperti baju, sepatu, make up dan lain-lain. Peony malah memaki Zeno saat dia dibawa ke store-store pakaian. Barulah dia mulai terlihat senang saat memainkan banyak game di timezone.

Sekarang mereka beralih ke sebuah box berisi banyak boneka untuk dicapit. Zeno mencobanya dua kali namun gagal. Peony terkikik, "Sombong sih, padahal gak ada satupun yang bisa ditangkep."

Zeno merengut kesal. "Ini lebih susah dari keliatannya!"

"Gue mau coba." Sekali percobaan setelah diajari oleh Zeno cara bermain, kemudian,

Berhasil.

Sebuah boneka kelinci didapatkan oleh Peony membuatnya berjingkrak heboh sambil menepuk-nepuk tangan Zeno. "Gue berhasil! Gue bisaa! Gue dapet boneka! Aaaaa.."

Tadinya Zeno kesal karena merasa harga dirinya jatuh dikalahkan oleh seorang gadis. Tapi, melihat betapa senangnya Peony setelah berhasil memenangkan boneka, Zeno tak bisa untuk tidak tersenyum.

"Pintar." Zeno mengelus puncak kepala Peony halus. Peony menoleh ke arahnya dan tersenyum manis. Ya tuhan Zeno tidak kuat lagi, dia ingin mencium pipi Peony.

Wajah Zeno maju mendekati pipi Peony, hingga tersisa beberapa jengkal sebuah tangan menghalangi.

Peony menatapnya tajam. "Mau ngapain lo?"

New world [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang