Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Selamat membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baru sampai di apartemennya beberapa menit lalu dan setelah drama pengusiran Zeno yang begitu alot akhirnya selesai, Peony baru bisa merebahkan dirinya di ranjangnya.
Namun, sepertinya orang-orang memang tidak sudi membiarkannya istirahat. Bunyi bel yang ditekan berkali-kali secara cepat terdengar. Mau tak mau Peony segera beranjak membukakan pintu. Tepat setelah pintu terbuka, seorang lelaki langsung menerobos masuk dan memeluk Peony dengan erat hingga dia merasa sesak.
"X-xyan?"
"Kenapa lo malah peluk Zeno tadi?" Tanyanya dengan nada merajuk.
"Hati gue sakit, karena gak bisa peluk lo."
"Lebih sakit lagi rasanya ketika liat orang lain yang peluk lo disaat lo sedih, bukan gue."
Ya Tuhan, ada apa dengan dia?
"Lepas dulu, gue sesak." Xyan tidak melepaskan pelukannya dan hanya melonggarkan sedikit. Ingat, sedikit saja.
"Gue udah cekik leher Cath terus dorong dia juga ke dalam kolam, kerja bagus, kan?" Xyan menatap wajah Peony dari atas. Peony hanya bisa mengangguk membenarkan agar Xyan senang.
Raut sumringah ditunjukan oleh Xyan. Dia langsung membenamkan wajahnya di leher Peony. "Leher lo panas." Suara Xyan teredam.
"Lepas dulu mangkanya." Peony mencoba mendorong kepala Xyan namun seolah menempel, Xyan tidak merubah sama sekali posisi kepalanya.
"Minum obat demam, mandi dan ganti-HOODIE SIAPA INI?" Xyan segera melepaskan pelukannya. Dia baru sadar tubuh Peony tenggelam dalam hoodie besar dengan bau laki-laki. Ah, pantas saja tadi dia mencium aroma maskulin dari tubuh Peony.
"Punya Zeno."
"LEPAS!"
Peony memutar bola matanya malas namun tak urung dia lakukan perintah Xyan tersebut. Setelah dilepaskan, Xyan langsung membuang hoodie Zeno ke sembarang arah. Kedua tangannya terkepal. Peony kini menyadari perbedaan antara pacar pertama dan keduanya. Jika Zeno seorang yang posesif dan mengekang, Xyan tipikal pencemburu dan emosian.
"Gue mandi dulu." Ucap Peony segera pergi dari hadapan Xyan sebelum lelaki itu mengamuk.
Tak lama setelah Peony pergi, bel apartemennya kembali berbunyi. Xyan yang ingin tahu siapa yang mengunjungi gadisnya segera membuka pintu.