8

24.2K 2.9K 27
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

Bia atau Peony sudah siap dengan rompi pekerja yang disiapkan oleh minimarket tempatnya bekerja paruh waktu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bia atau Peony sudah siap dengan rompi pekerja yang disiapkan oleh minimarket tempatnya bekerja paruh waktu ini. Sudah dua hari Bia bekerja disini. Namun, sosok yang ditunggunya belum juga muncul.

Bia mendengkus kesal. "Sial, capek-capek gue nunggu dua hari kenapa gak muncul juga si setan"

Gerutuan Bia terhenti saat pintu minimarket terbuka secara kasar. Ada seorang laki-laki dengan wajah dipenuhi luka dan legam memasuki minimarket dan berjalan ke arah jejeran mie.

Mata Bia terus mengawasi laki-laki tersebut. Hingga objek yang diperhatikan itu berada di hadapannya.

Dengan cepat Bia membawa satu soda dan satu cup mie itu untuk di scanner. "Semuanya duapuluh enam ribu"

Laki-laki tadi langsung melakukan pembayaran. Dia memberikan Bia uang lima puluh ribuan.

"Mau sekalian pulsanya kak?"

"...."

"Rotinya dua lagi diskon kal-.."

Tanpa menghiraukan ucapan Bia, laki-laki itu pergi menyeduh mie nya. Dia tidak mengambil kembaliannya. Bia menatap punggung laki-laki tersebut dengan tatapan mempertimbangkan sesuatu. Setelah melewati pintu keluar, ternyata laki-laki itu duduk di kursi yang disediakan oleh minimarket.

"Kak, kembaliannya" Bia menyodorkan uang kembalian tadi pada laki-laki berwajah penuh luka itu.

Laki-laki itu sepertinya merasa terganggu. Dia berdecak kencang lalu melayangkan tatapan tajam pada Bia. "BACOT! BUAT LO AJA!"

Bia menyentuh bagian dadanya karena merasa kaget dibentak tiba-tiba seperti itu. Matanya mengerjap beberapa kali. "A-ah, makasih kak"

Bia pun undur diri. Takut dirinya akan kembali diamuk jika bersikeras memberikan uang kembalian itu pada lelaki galak tadi.

Sampai di meja kasir, Bia mendengkus kasar. Dia melotot menatap punggung lelaki tadi dari balik kaca. "Kalo bukan karena pekerjaan, gue juga gak mau ya kayak gini! Cih, dasar maung! Galak banget!"

Waktu terus berjalan, hingga pukul duabelas, Bia menutup minimarket itu agar bisa  segera pulang ke apartemennya.

"Bia"

Baru saja selesai mengunci pintu minimarket, Bia dipanggil seseorang. Dia, Hades. Sedang berdiri beberapa langkah dari tempat Bia.

"Peony. Panggil gue Peony mulai sekarang. Gue gak mau denger nama itu lagi"

Hades tersenyum tipis lalu mengangguk. "Oke, ulang ya. Peony!"

Bia atau Peony berjalan ke arah Hades. Sesuai permintaannya, sekarang mari kita panggil Bia dengan sebutan Peony.

"Sejak kapan lo disitu?" Sambil berjalan, Peony bertanya pada Hades. Matanya menatap laki-laki itu.

"Gatau juga, udah lama sih nungguin lo"

"Ngapain disini?" Tanya Peony setelah sampai di hadapan Hades. Melihat pakaian Hades yang selalu urakan khas seorang badboy.

"Jemput lo, masa anak gadis dibiarin pulang tengah malem sendirian" Hades mengerlingkan mata ke arah Peony.

Peony jadi tertegun sebentar. Sebelumnya, tidak pernah dia ditunggu oleh seseorang. Biasanya, Peony atau lebih tepatnya Bia, selalu ditinggalkan.

"Peony"

"Peony" Hades melambaikan tangannya di depan wajah Peony untuk menyadarkan.

Tersentak sedikit, Peony pun menatap Hades. "Kenapa?"

Hades mengerutkan dahinya. "Kok, kenapa? Lo yang kenapa? Ngelamun mulu. Kesambet tau rasa"

Peony mengabaikan ucapan Hades. Dia sibuk menormalkan degupan jantungnya yang terasa tidak biasa. "Ayo, pulang" Ajak Peony pada Hades.

Setelah beberapa langkah, tubuh Peony ditarik Hades masuk dalam dekapannya. Peony melotot. Dengan cepat Hades memeriksa keadaan Peony. Kedua tangannya diletakan di bahu Peony. Matanya memancarkan kekhawatiran. "Lo gapapa kan? Ada yang sakit? Tadi, motornya nyenggol lo gak?"

Peony tetap diam sambil menatap penuh wajah khawatir Hades. Detak jantungnya semakin cepat. Dia baru sadar ada sebuah motor yang hampir menyerempetnya tadi. Untung saja Hades menariknya dengan cepat.

Peony tak tahu yang membuat jantungnya berdetak begitu cepat itu karena sebuah motor hampir menyentuh tubuhnya atau karena Hades sempat memeluknya.

"Peony, kebiasaan lo yang sering ngelamun itu harus dikurangin. Hampir aja motor itu bikin lo luka" Hades langsung mengomeli Peony.

Melihat gadis itu malah diam saja dan kembali pada hobinya yaitu melamun. Hades berdecak kesal. Dia menepuk pundak Peony dua kali.

"Hey, dengerin gue gak?"

"Peony! Hey!"

"Hm?" Peony menjawab agak linglung. Membuat Hades menghembuskan napasnya pelan.

"Apa yang bakal terjadi kalo gue gak jemput lo hari ini, Peony?"

Peony segera menatap Hades. "Gue gatau"

"Gue gatau, kalo gak ada lo bakal kayak gimana"

Ucapan itu tak hanya Peony tujukan untuk kejadian tadi saja. Tapi, untuk semua yang dia lewati bersama dengan Hades. Peony tidak tahu akan seperti apa dirinya jika saja tidak ada Hades di sampingnya.

Tidak bisa Peony bayangkan jika dari awal dia memasuki dunia novel ini, dia tidak bertemu Hades. Peony pikir, mungkin rencananya tidak akan berjalan sebaik ini dan juga, dirinya tidak mungkin merasakan kehangatan ini. Perasaan yang muncul karena mendapat perlakuan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Hades.

Satu nama itu, Peony sangat bersyukur menciptakan tokoh seperti laki-laki itu dalam dunia fiksi.

"Hades, andai lo nyata"

"Hades, andai lo nyata"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holaaa👋👋👋

Nah, double update nih😁

Jangan lupa vote dan komennya di tunggu ya😍

See you👋

New world [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang