24

17.9K 2.3K 88
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

Di sebuah kafe nampak tiga orang laki-laki berwajah tampan sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sebuah kafe nampak tiga orang laki-laki berwajah tampan sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Braga dan Xyan yang bersaing dalam permainan ludo serta Matta si murid cerdas yang berkutat dengan buku-buku matematika.

"Bangsat!"

"Yes! Huhu... Ketikung kan lo, mampus!"

Xyan hampir saja melempar ponsel milik Braga yang digunakan untuk bermain game itu karena emosi dengan ledekan Braga. Jika saja tidak langsung direbut paksa ponselnya.

"Lo jangan asal lempar-lempar dong! Kalah kok gak terima!" Braga menatap sinis Xyan.

Xyan malah balas melotot serta bangkit dari duduknya hendak menerjang Braga. Untungnya Matta segera menarik pelan ujung pakaiannya. "Duduk, lo diliatin banyak orang."

Benar saja. Saat Xyan mengedarkan pandangan semua pengunjung kafe tengah menatap ke arahnya. Kemudian Xyan duduk kembali dengan sedikit hentakan kasar.

"Ck, mana si Zeno? Dia yang ngajak tapi gak dateng-dateng!" Mulai lagi Xyan mengomel dan Matta hanya menggelengkan kepala saja sebentar lalu kembali fokus pada bukunya.

"Gue telpon ya?" Usul Braga yang diangguki oleh Xyan.

Beberapa hari lalu mereka terlibat perkelahian tapi hari ini Xyan dan Braga bersikap seolah-olah mereka tidak memiliki masalah satu sama lain. Sangat pintar berakting.

"Lo dimana bro? Udah dua jam gue sama Matta nungguin lo!"

Xyan melebarkan matanya saat namanya tidak ikut disebut oleh Braga. Si bangsat ini hobi sekali mencari ribut dengannya.

"Gue gak bisa dateng kesana. Ada tugas dari kakek gue."

"Hah? Heh! Halo! Woy-..Lah si anjir malah dimatiin" Braga memandangi ponselnya tak habis pikir. Bagaimana bisa ada orang seegois Zeno? Dia yang menyuruh untuk berkumpul tapi dia sendiri yang tidak datang?

"Apa katanya?" Xyan bertanya.

"Gak bisa dateng katanya" Jawab Braga.

Sontak Xyan mengernyitkan dahinya. "Apa-apaan? Gue udah luangin waktu kesini taunya dia gak jadi dateng? Sialan!" Xyan langsung bangkit dan segera pergi.

Tinggal tersisa Matta dan Braga. Apa yang bisa Braga harapkan dari manusia penggila nilai seperti Matta? Lihat saja, dia malah asik mengerjakan soal matematika.

"Jangan hiraukan gue, kalo lo mau cari mangsa silahkan. Asal jangan ganggu gue."

Braga menghembuskan napasnya lelah. "Gini amat temen-temen gue."

New world [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang