Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Silahkan membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peony membuka pintu kelasnya. Perlahan, tiba-tiba sebuah air jatuh mengenai tubuhnya. Peony mendongakkan kepala, dia melihat sebuah ember tergantung tepat di atas kepalanya. Suara tawa mulai mengisi ruangan. Peony mengedarkan pandangannya melihat semua orang di kelas menertawakan tubuh basah Peony bahkan beberapa murid yang melewati kelas itu juga sempat tertawa melihat keadaan Peony yang mengenaskan.
Tangan Peony terkepal kencang. Wajahnya memerah menahan emosi. Dia melirik tajam Cath yang duduk di kursi guru. Sejenak dia mengambil napas dalam-dalam untuk meredakan amarahnya. Dengan santai dia berjalan ke arah Cath.
Setelah berada di depan Cath, Peony bisa melihat senyuman miring gadis itu sambil menatap Peony remeh. "Belom mandi ya lo? Kok bau?" Cath menutup hidungnya sambil mengibas-ngibaskan tangan menyuruh Peony mundur. Berakting seolah-olah dia ingin muntah walau sebenarnya Peony memang bau. Ember tadi berisi air bekas cucian pel.
Peony tersenyum manis. "Gue udah mandi kok. Enggak bau. Mau cium badan gue sebagai bukti?"
Cath menjerit tak terima saat Peony tiba-tiba memeluk tubuhnya dan menggesek-gesekkan tubuhnya agar lebih menempel pada Cath. "SIALAN, LEPASIN GUE!"
Peony tersenyum miring sambil menguatkan pelukannya. "Biar lo juga ketularan wangi badan gue"
"Gue jijik. Uhhh"
"Lepasinnn!"
Sekuat tenaga Cath berusaha melepaskan pelukan Peony. Kini seragamnya ikut basah dan bau berkat Peony, Cath semakin histeris. Dia berteriak meminta Beryl memanggil Zeno untuk kemari.
"BERYL! PANGGIL ZENO SEKARANG!"
Perintah itu dilakukan dengan cepat oleh Beryl. Sementara orang-orang di kelas menatap kedua gadis yang tengah berpelukan itu dengan sorot geli. Ingin tertawa tapi takut diamuk oleh Cath.
"Yah, cemen banget. Mainan lo ngadu" Peony meledek Cath.
"Lepasin, anjing!"
"Akkkhhhh lepassss!"
Akhirnya Peony melepaskan pelukannya. Dia menatap Cath penuh kemenangan. "Wah, kita sama-sama basah dan bau"
Cath membalas tatapan itu dengan tajam. Dia langsung menarik rambut Peony kencang hingga beberapa helai rontok saking kuatnya tarikan itu. Peony tak mau kalah. Dia ikut menarik rambut Cath kencang bahkan mencakar kulit kepalanya hingga lecet.