Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊
Setelah itu?
Selamat membaca😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peony bangun dari tidurnya karena merasa terganggu dengan suara bel yang terus berbunyi berulang kali. Dia mengucek-ngucek matanya beberapa kali agar pengelihatannya jelas. Peony melirik ke arah jam dinding dan mendapati saat ini adalah pukul dua pagi. Orang waras mana yang akan datang ke apartemennya jam segini?
Perasaannya sudah kesal, Peony membuka pintu dengan kasar. "Lo gak ada kerjaan banget bangunin orang tidur!"
Braga berdiri di hadapannya dengan ekspresi campur aduk. Amarah Peony mulai melunak melihat raut Braga yang sulit untuk dia artikan. "Kenapa?"
"Ayok ikut gue." Ucapnya.
Peony mengernyitkan dahinya bingung. "Ikut kemana? Jam segini? Lo gak ngajak gue dugem, kan?"
Braga menggeleng pelan. "Ambil jaket lo, udara malem dingin."
Peony mendengus kesal. "Ini udah pagi, btw." Namun setelah mengatakan itu dia segera mengambil jaket dan menutup pintu apartemennya. Peony mengikuti Braga.
"Kita mau kemana sih jam segini?"
"Mungkin lo akan nyesel kalo gak ikut." Peony tidak mengenal Braga yang sok misterius ini. Dia juga tidak banyak bicara sepanjang jalan, jika bukan karena Peony yang bertanya maka Braga mungkin benar-benar diam.
Peony merasa aneh karena Braga memarkirkan motornya di area parkir rumah sakit. Setelah menyerahkan helm ke Braga, Peony bertanya, "Sebenernya kita mau ngapain kesini? Lo gak ngajakin gue uji nyali di kamar mayat, kan?"
Braga menoleh. "Nanti juga lo tau." Braga meraih tangan Peony lalu membawanya masuk ke dalam rumah sakit.
Perasaan Peony mulai tidak enak karena Braga membawanya ke area ruangan operasi. Sampai di depan ruang operasi, dia melihat seorang wanita dan pria sedang bertengkar hebat.
"Jika bukan karena kamu dia tidak akan seperti ini!"
"Kamu yang memperburuk suasana, kamu bahkan bilang di hadapan media bahwa Matta bukan anakmu!"
Peony memiringkan kepalanya. Kenapa nama Matta disebut? Apa mereka orang tua Matta? Lalu kenapa mereka ada disini? Peony menoleh pada Braga dan meminta penjelasannya. "Apa maksudnya?"
Braga menghelakan napas. "Matta ditemukan pingsan karena overdosis. Sekarang dia lagi di ruang operasi."
"...." Peony terdiam. Dia masih belum bisa mencerna apa yang dikatakan Braga.
Braga mengguncangkan bahu Peony pelan. "Piyo?"
Dengan ekspresi kosong dia bertanya. "Lo bilang apa? Matta kenapa?"