Alvrenza menghempaskan tubuhnya diatas tempat duduk disamping salah-satu temannya, setelah membiarkan tubuhnya basah terguyur air hujan yang membasahi kota Bandung disore ini.
"Mau minum gak, Za?" tanya Damar.
Reza, panggilan akrabnya. Damar meraih sebotol air mineral yang sempat ia beli beberapa waktu lalu, dengan itu Reza menerima dan menegaknya hingga tersisa setengah.
"Keahlian lo tambah bagus aja, jadi insecure gua," tutur Damar.
Nama lengkapnya Damar Anggara Lakeswara. Cowok bertubuh tinggi namun kurus itu sering merasakan insecure atas kemampuan teman-temannya, tanpa dia sadari bahwa kemampuannya dapat membuat orang insecure juga.
"Ngaca, Mar. Pukulan lo lebih oke dari pada gua," balas Reza. Damar terkekeh, selalu merendah.
"Ardan noh yang makin oke, tubuhnya juga mendukung banget," lanjut Reza.
Reza walau terkenal kalem dan tak terlalu ramah bisa banyak berbicara ketika bersama teman-temannya yang sudah dianggap sahabatnya. Contohnya bersama Damar saat ini.
"Udah tubuh tinggi, kekar, tenaga gede. Sabilah dia jadi kapten tahun ini," tutur Damar dan diangguki Reza.
"Baju lo basah, sob. Ganti dulu gih," ucap Damar.
Sejak turunnya hujan, Damar memang tak melanjutkan latihannya karena sedang terserang flu. Berbeda dengan teman-temannya yang terus melanjutkan hingga Reza lah yang lebih dahulu istirahat meninggalkan teman-temannya yang masih terlihat asik.
"Iya," singkat Reza.
Seperti perkataan Damar yang memintanya mengganti baju, Reza mengambil tas berwarna hitamnya dan akan mengganti baju ditoilet.
Sepeninggalnya Reza, orang-orang yang sedang latihan tadi menghampiri Damar.
"Reza mana, Mar?" tanya Ardana Dewangga, sosok yang paling tinggi dan mempunyai tubuh kekar. Keahliannya dalam mengsmash bola dan menyusun stategi dalam pertandingan.
"Toilet," balas Damar dengan singkat.
"Vin, ayo ganti baju. Gua udah kedinginan ini," rengek cowok bertubuh paling mungil diantara mereka. Cowok itu bernama Narendra Al-azabani Putra yang bersepupuan dengan Ravindra Syauqani Al-azhar.
Ravin menatap malas sepupunya yang selalu bersifat kekanak-kanakan. Itulah Naren, paling beda diantara mereka, hobbinya merengek dan merengek.
"Udah, Vin. Turutin noh bocil lo," celetuk cowok yang memegang bola volly. Cowok yang terkenal paling bertingkah, paling bawel, paling riweh dan paling selengean diantara mereka, dia Chakaliam Dirgantara.
"Enak aja bocil-bocil," sewot Naren. Mendengar balasan Naren yang sewot, Chaka tertawa keras. Hobbi sederhana Chaka, menganggu Naren yang berakhir mendapat balasan tatapan tajam dari Ravin.
"Udah ayo! Lo ganggu Naren, gak gua anterin balik!" ancam Ravin menunjuk Chaka yang masih tertawa walau tak sekencang tadi.
Menurut Chaka, melihat wajah musam Naren adalah kepuasan tersendiri. Rezapun datang dengan pakaian yang sudah diganti, switer berwarna hijau army dipadukan dengan celana abu-abunya.
"Balik?" tanya Reza pada sahabat-sahabatnya.
"Balik deh, gua harus jemput bokap gua habis ini," ucap Ravin, wajah Ravin enak untuk dipandang, kalem dan manis.
"Ayo-ayo pulang, gua dah laper pengen makan mie ayam depan gang itu," ujar Chaka dengan heboh.
"Lo gua turunin disana tapi.." Chaka mengangguk.
"Soklah."
Tadi pagi Chaka memang bersama Ravin untuk berangkat sekolah bareng, walau sebenarnya rumah Chakalah yang paling jauh, namun Ravin dengan ikhlas menjemputnya.
"Jadi ini teh mau ganti baju gak?" tanya Naren.
Ravin terkekeh pelan. "Ayo!"
"Gua duluan ya!" pamit Reza yang diangguki Ardan.
"Hati-hati lo." Reza membalasnya dengan acungan jempol.
Keenam lelaki itu adalah pentolan SMA Pratama, semuanya goodlooking walau kelakuannya tak jarang membuat orang-orang menggelengkan kepala. Namanya juga orang ganteng, bebas.
Keenamnya mempunyai ciri hasnya masing-masing, jika Ardan yang mempunyai wajah yang sanggar dan tubuh yang tinggi, berbeda dengan Naren yang mempunyai tubuh mungil namun tak terlalu pendek, hanya saja teman-temannya yang tinggi-tinggi.
Damar, cowok berkaca mata tapi bukan kutu buku. Walau wajahnya terlihat anak alim, tapi Damar bandel juga. Damar adalah atm berjalan mereka jika mereka sedang kekurangan uang.
Ravin, terkenal diberbagai kalangan. Dikenal dengan parasnya yang manis dengan kulit yang tidak terlalu putih. Ravin definisi cowok ganteng dengan versinya sendiri. Senyuman yang manis dan wajah yang kalem, itulah Ravin.
Jangan lupakan, mataharinya mereka. Chaka, orang paling suka memberikan kebahagia dan jarang menampilkan kesedihan. Orang terbobrok, membuat orang-orang disekitarnya hanya bisa mengumpati kelakuan Chaka yang aneh dan tidak bisa diam
Dan pemeran utama dalam kisah ini Alvrenza Shaqeel Mahaparna, sosok itu yang disebut-sebut paling sempurna. Bukan hanya parasnya yang ganteng, namun hatinya juga baik. Definisi goodlooking juga goodattitud. Reza yang paling diincer sebelum Ravin.
Dan kehidupan seorang Reza akan dimulai, entah itu kisah yang sedih entah kisah yang menyenangkan.. Semuanya akan terkupas dicerita ini.
***
Hallo semuanya, Pupu bikin cerita baru nih. And, semoga kalian suka ya.
Terus tungguin Pupu Up ya!! Jangan lupa follow, Vote, and komen!
Tentunya share ketemen-temen kalian juga ya!! Tambahin ke perpus juga..
Makasih gais..
IG : @PupuPauziah_
Next!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvrenza Shaqeel || END
Teen FictionBertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Start = 19 Desember 2021 Finis = 31 maret 2022