chapter 13

8K 895 27
                                    

13. Sedang tidak baik

***

Reza mengambil handphonenya yang sempat semalam Reza simpan diatas meja belajarnya. Dengan tubuh yang terasa lemas, Reza mendudukan dirinya dikursi meja belajarnya. Dengan rusuh Reza mencari nama 'DamarAl' di dalam kontaknya.

Alvrenza : Mar, jemput gua ya. (05:12)

Reza kembali menyimpan handphone berwarna hitamnya itu, dengan sekuat tenaganya Reza mengambil beberapa buku yang memang menjadi jadwalnya hari ini.
Merasa lumayan kewalahan, Reza mengusap dadanya pelan.

"Za.. lo jangan stres please," lirih Reza mengkhawatirkan kondisi tubuhnya jika dirinya stres dan terlalu banyak pikiran.

Ting..

Reza menoleh pelan mendengar suara pesan masuk, dipastikan itu pesan masuk dari Damar. Tak ada niat untuk membuka pesan itu, Reza harus mencari sarapan untuknya hari ini.

Dengan langkah yang pelan Reza membuka knop pintu kamar kosnya. Namun, langkahnya terhenti merasa bahwa tubuhnya tidak akan kuat. Reza pasrah kali ini, dan lagi-lagi harus merepotkan Damar. Dengan itu Reza kembali mengambil handphonennya.

DamarAl : syap, Za.. Tunggu aja. (05:14)

Alvrenza : Beliin gua makan sekalian, ya.  (05:20)

DamarAl : Gua sbntar lagi otw. Iya, gua bawain makan.

Reza menghela nafas lega, Reza sangat berterima kasih diberikan sahabat yang sangat care kepadanya.

Tak ada gairah sama sekali, Reza kembali membaringkan tubuhnya dengan pelan, urusan mandi dan siap-siap, bisa Reza lakukan pukul enam nanti.

"Uhuk.. uhuk.." Reza terbatuk. Memang sangat menyiksanya jika asam lambungnya kembali naik, dari semalam Reza merasakan tak enak dari badannya. Mual, muntah bahkan sempat dadanya sesak sudah Reza rasakan dari semalam, tidurnya pun terganggu karena kondisi tubuhnya sendiri.

Reza sengaja tidak kembali mengunci kamar kosnya, tau-tau Damar nanti datang dan tak usah kembali bangkit untuk membuka kunci itu. Rumah Damar memang dekat dengan kos-nya, itu yang menyebabkan Reza lebih memilih Damar untuk menjemputnya kesekolah.

Tak Reza sadari bahwa pintu kamar kosnya sudah terbuka, orang yang membuka pintu kamar itu hanya menghela nafas mendapati Reza yang masih tertidur.

"Za.. bangun! Jam enam lebih," tutur Damar. Ya, Damar lah yang datang lengkap dengan seragam sekolahnya yang lumayan rapih. Diantara mereka berenam, Damar dan Naren lah yang kelihatan berpakaian lumayan rapi, dan posisi ketiga ada Reza walau sesekali tidak memakai almamater dan memilih memakai jaketnya.

 Diantara mereka berenam, Damar dan Naren lah yang kelihatan berpakaian lumayan rapi, dan posisi ketiga ada Reza walau sesekali tidak memakai almamater dan memilih memakai jaketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alvrenza Shaqeel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang