chapter 25

8.1K 925 73
                                    

25. Usaha Ayah Rafisqi

***

Rafisqi hanya bisa diam melihat keadaan anaknya yang seperti ini. Setelah obrolan singkat tadi, Reza mengeluh kepalanya sangat sakit, untuk itu Rafisqi meminta Reza untuk istirahat saja.

Ting..

Ting..

Atensi melamunanya harus buyar ketika beberapa kali mendengar notif muncul dari ponsel sang anak.

Rafisqi mengambilnya untuk melihat siapa yang mengirim pesan kepada anaknya.

Damara : Za, udah enakan? Gua sama anak-anak gak bisa langsung kerumah sakit. Biasa mau ngomongin dulu soal kelas kita, gak papa kan?

Damara, Rafisqi tidak kenal dengan teman anaknya itu. Setelah Reza tinggal di Bandung, Rafisqi hanya tau bahwa anaknya itu mempunyai sahabat yang selalu menemaninya, Rafisqi tau karena bertanya kepada pemilik kos yang ternyata teman SMA Rafisqi, tentu saja Reza tidak tau tentang hal itu.

Alvrenza : Tidak apa-apa, Damara. Saya Ayahnya, terima kasih udah mau nemenin anak saya. Saya ingin bertemu dengan kalian..

Abrial : Tunggu tanggal mainnya di turnamen, Alvrenza. Tim gua pasti jadi pemenangnya.

Rafisqi menyernyitkan dahinya, Abrial tentu saja Rafisqi tahu bahwa ia adalah anak tiri dari mantan istrinya. Yang Rafisqi herankan, mengapa Abrial mengirimkan pesan seperti itu? Apa memang mereka mempunyai masalah pribadi? Rafisqi meninggalkan pesan itu, untuk apa di balas?

Narendra : Eza..........

Alvrenza : Iya?

Bunda : Nak, bisa bertemu? Bunda ingin sekali bertemu, maafkan Bunda.

Rafisqi menghela nafas pelan, mantan istrinya itu masih sering mengirimkan pesan kepada anak mereka, namun Reza tak permah membalasnya dan hanya membacanya, dan apa harus Rafisqi membacanya saja?

Tidak, tentu saja Rafisqi tidak akan hanya membacanya, ia harus membalasnya.

Alvrenza : Eza sakit, kunjungi rumah sakit ruang garden no. 17.

Bunda : Bunda seneng akhirnya kamu membalas pesan Bunda, kamu sakit apa sayang? Bunda akan segera kesana..

Alvrenza : Malam saja..

Akbar : Jangan kekanak-kanakan, bersikap seolah lo yang paling tersakiti padahal lo juga yakitin gua..

Rafisqi mengerutkan dahinya, siapa Akbar? Apakah anaknya? Ah iya ternyata dia Reynand Akbar.

Rafisqi menyimpan handphone Reza yang sudah sedikit retak itu. Rafisqi meronggoh handphonennya dan berniat untuk menelvon Reynand.

Berdering..

Rafisqi menatap singkat Reza yang masih tidur. Untuk itu Rafisqi melangkahkan kakinya untuk keluar.

"[Hallo, Ayah,]" sapa Reynand dibalik telpon.

"[Kenapa kamu mengirim pesan-pesan yang membuat adikmu sakit hati, Reynand?]" tanya Rafisqi to the point.

"[Ma-maksud Ayah?]"

"[Ayah tau bahwa kamu memperlakukan Reza itu buruk, kenapa kamu seperti itu, Rey?]" Reynand terdiam.

Alvrenza Shaqeel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang