35. Sisi lainnya
***
"Reza udah keterlaluan, Bun," ucap Reynand setelah menceritakan apa yang ia lihat.
Salsha terdiam setelah mendengar penjelasan mengapa Abrial terluka, dan Salsha cukup kaget mendengar cerita bahwa anak bungsunya yang membuat Abrial luka.
"Kenapa bisa mereka berantem?" tanya Salsha. Reynand menggelengkan kepalanya, katena nyatanya Reynand juga tidak tau permasalahan kedua remaja itu.
"Kamu marahin Reza?" Reynand mengangguk.
"Dia keterlaluan, Bun. Papah aja gak pernah mukul Abrial, sedangkan Reza yang bukan siapa-siapa berani mukul Abrial," tukas Reynand ada sisa emosi disana tentang Reza yang memukul Abrial.
"Tidak kamu tanya dulu kenapa mereka berantem?" Reynand menggelengkan kepalanya.
"Kakak udah emosi banget, Bun. Dan mungkin jika Kakak gak datang diwaktu yang tepat Abrial udah babak belur," jelas Reynand masih membela Abrial padahal kejadiannya saja Reynand tidak tau.
"Kamu gak lihat Reza terluka?" Reynand menggelengkan kepalanya. Reynand memang tak melihat Reza terluka, atau memang Reynand yang tidak menyadari?
"Bunda berprasangka mereka tonjok-tonjokan? Enggak, Bunda! Kakak lihat sendiri kalau Reza yang mukul Abrial dan Abrial enggak ngelawan."
Salsha menghela nafas, yang Salsha tau bahwa Reza anak yang manis yang tidak bisa bermain tangan apalagi sampai memukul orang sampai terluka.
"Biar Bunda samperin Al, Bunda butuh penjelasan dia. Penjelasan dari kamu bisa saja salah," tukas Salsha yang kini berdiri untuk menyusuli Abrial yang sudah beristirahat.
"Bunda gak percaya?" tanya Reynand.
"Percaya sama kamu mursrik, dah ah Bunda mah kekamar Al." Setelah berucap seperti itu Salshapun kekamar Abrial.
"De?" tanya Salsha tak kala membuka pintu bercat coklat itu.
"Ia, Mah," sahut dari dalam rupanya Abrial tidak langsung beristirahat.
"Bukannya istirahat kok malah main game?" tanya Salsha duduk disamping Abrial.
"Enggak ngantuk, Mah. Tadinya mau keluar gak dibolehin sama Mamah," balas Abrial.
"Kamu capek loh baru aja tanding apalagi besok atau pertandingan lagi, harusnya istirahat." Abrial mengangguk.
Abrial memang tipe anak penurut walau tersimpan keegoisan dari seorang Abrial.
"Mamah boleh nanya gak sama kamu?" Abrial mengangguk.
"Simpen dulu dong handphonennya!" Abrial menyimpan handphone dan menatap Salsha dengan tatapan bertanya.
"Mamah mau nanya apa sama Al?" tanya Abrial.
Salsha tersenyum dan membalai wajah tampan copyan Ardi tersebut, dengan pelan Salsha memegang luka yang ada disudut bibir Abrial.
"Kamu berantem sama Reza?"
"Enggak berantem, kan Reza yang nyerang aku, aku gak ikutan nyerang Reza," balas Abrial berbohong.
"Bener?" Abrial mengangguk.
"Tanya aja sama Kakak, Kakak kan lihat sendiri gimana Reza nyerang aku," balas Abrial.
"Kenapa kamu sama Reza bisa bertemu? Reza ada alasan juga kan kenapa dia mukul kamu?" Abrial terdiam, diam mencari alasan mungkin.
"Kita gak sengaja ketemu dilorong toilet, Mah. Terus aku sama Reza ngobrol gak tau kenapa Reza mukul aku, mungkin ada perkataan aku yang gak enak buat dia," jelas Abrial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvrenza Shaqeel || END
Teen FictionBertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Start = 19 Desember 2021 Finis = 31 maret 2022