chapter 52

8.4K 999 205
                                    

52. Kondisi mereka

***

Siska terus berusaha menahan Rafisqi yang berizin untuk pergi ke Bandung setelah mendapat kabar bahwa kedua anaknya masuk rumah sakit.

Reynanad yang kecelakaan dan Reza yang jatuh sakit paska melihat keadaan Kakaknya.

"Mas harus jenguk anak Mas, Siska."

"Mas gak lihat keadaan aku? Mas mau keadaan aku kenapa-napa? Aku baru sembuh loh karena anak Mas yang mencelakai aku," jelas Siska.

"Bukannya gitu tapi ini penting, kedua anak Mas sakit. Sangat enggak mencerminkan seorang Ayah jika Mas tidak menjenguknya," ucap Rafisqi.

"Lalu aku?" tanga Siksa masih berusaha membuat Rafisqi untuk tidak pergi ke Bandung.

"Kamu bisa di Jakarta dulu, pembantu dirumah ini banyak."

"Nggak Mas, aku gak mau. Kamu gak usah jenguk mereka, mereka pasti bohong." Rafisqi menatap Siska dengan tatapan tak mengerti.

"Bohong kamu bilang? Jelas-jelas Abrial ngirim foto disaat Reynand dirawat, kamu ini kenapa sih?" tanya Rafisqi dengan kesal.

"Ya aku gak mau ditinggal."

"Cuma sebentar, Siska. Gak lama, setelah melihat keadaan mereka aku pulang," tukas Rafisqi memaksa izin toh ini hanya menjenguk Reynand dan Reza.

"Kalau anak kamu diperut aku kenapa-napa, kamu mau tanggung jawab?" tanya Siska dengan dingin.

"Yaallah Siska, kamu bisa jaga diri sendiri toh kamu hanya akan diam dirumah saja bukan?" Rafisqi sedikit kesal dengan Siska.

"Kamu tega ninggalin aku dalam keadaan hamil?"

"Astagfirullah Siska, Mas hanya sebentar. Setelah melihat keadaan mereka, aku pulang."

"Yaudahlah terserah kamu, kenapa sih semua anak kamu itu selalu saja merepotkan," ketus Siska.

"Apa kamu bilang? Merepotkan? Bahkan mereka saja tidak tinggal dengan kita, kamu ini kenapa sih?"

"Kamu yang kenapa? Gak pernah merhatiin aku, terserah deh kalau kamu mau ke Bandung," ketus Siska dan meninggalkan Rafisqi yang terlihat kesal kepadanya.

"Gak ngerti Mas kalau kamu udah kayak gini, Siska."

Siska tak mendengar perkataan Rafisqi, terus melangkahkan kakinya menuju kamar mereka berdua, namun Rafisqi tidak menyusulnya.

Siska membuka pintu kamar itu dan kembali menutupnya. "Bagus, dengan itu saya bisa bersenang-senang," gumam Siska tersenyum jahat.

***

Ardi menghadap Rio untuk meminta penjelasan akan kondisi Reza yang tiba-tiba ambruk. Rafisqi belum sampai Bandung, dengan itu Ardi merasa mempunyai tanggung jawab juga akan kondisi Reza.

"Reza ada penyakit lambung, Om. Anemia sejak empat bulan yang lalu, akhir-akhir ini Reza sering banget stres, banyak pikiran sampe kondisi tubuhnya aja nggak Reza pikirkan. Dan itu yang memicu kondisi Reza yang gampang drop, seperti tadi malam," jelas Rio tak ada yang ditutupinya terhadap Ardi, karena menurutnya Ardi harus tau tentang hal ini.

"Siapa nama dokter yang nanggani Reza?" tanya Ardi.

"Dokter Redi, Om." Ardi mengangguk paham.

"Yasudah, biar Om nanya lebih jelas sama dokternya, ayah Reza juga sedang diperjalanan. Rio, Om minta jaga Reza dulu ya."

"Siap, Om. Tanpa Om minta saya akan tetap disini," balas Rio.

"Makasih."

"Sama-sama, Om. Kondisi Reynand bagaimana, Om? Apa separah itu?" Ardi terdiam beberapa detik.

Alvrenza Shaqeel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang