11. Kedatangan Rafisqi
***
"Apaan sih, ganggu banget setan," gerutu Reza sambil mengumpulkan nyawanya, ada rasa kesal yang Reza tujuan pada teman-temannya yang seenak jidatnya membangunkannya.
"Yeee.. bagus lo bangun, udah ditunggu Chaka tuh diruang Osis, lagian gua heran kenapa ketua kelas sama wakilnya harus ikutan kayak gituan," gerutu Naren duduk disamping Naren dan menyambar buku yang ada dimeja."Ah males gua, biarin aja sama Chaka." Reza kembali menelungkupkan kepalanya, rasa ngantuknya masih ia rasakan.
"Lo mau si Chaka ngomel-ngomel?" tanya Ardan.
"Biarin aja, emang dia berani ngomelin gua?"
"Gimana, sih, Dan. Chaka mana berani ngomelin si Eza," celetuk Naren yang so-soan membaca buku itu padahal mah cuma buka-buka aja.
"Ya dah serah."
"Lo kenapa bisa disini? Aneh tau gak," tanya Ravin.
Mereka memang jarang menapakkan kaki diperpustakaaan, mentok jika dihukum dan disuruh bawa buku paket, barulah mereka masuk perpustakaan.
"Tadi gua nyari lo pada tapi udah gak ada dikantin, yaudah gua mager makanya gua belok aja keperpus numpang tidur," jelas Reza, berbohong.
Tidak mungkin untuk sekarang Reza menjelaskan tentang ia dan Reynand. Walau pasti ada masanya, teman-temannya itu pasti mengetahuinya.
"Lah, lagian lo ketoilet lama banget, cok. Yaudah tinggalin," gerutu Naren.
"HEI KALIAN!" Suara tegas itu membuat Reza, Naren, Damar, Ravin, dan Ardan menoleh.
"Iya, Pak? Kenapa nih? Kok mukanya udah merah aja?" Pertanyaan beruntun Naren ucapkan.
"Kamu ini pake nanya-nanya. Seharusnya saya yang nanya sama kalian, ngapain kalian nongkrong diperpus," jelas Pak Asep.
"Yaelah, Pak. Ngadem doang, kok. Ehh tapi kita sambil baca kok, Bapak tenang saja," balas Damar dengan tenang.
"Disini bukan tempatnya ngadem, apalagi kalian berisik banget, lihat! Anak-anak yang sedang membaca keganggu gara-gara kalian," gerutu Pak Asep.
Mereka menoleh pada murid-murid yang sedang membaca, namun tak ada ciri-ciri mereka terlihat risih.
"Bapak boong, mana ada mereka risih, mereka tuh seneng karena ada cogans disini," ucap Ravin, dari sikapnya yang cenderung cuek namun Ravin memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi.
"Gak ada! Kalian itu kenapa sih, sehari gak buat masalah bisa gak?"
"Kayaknya bisa, Pak. Tapi kita gak sanggup kalau gak bikin masalah, gabut, Pak," celetuk Naren. Reza dan Ardan hanya menggelengkan kepalanya, terlalu lelah mempunyai sahabat seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvrenza Shaqeel || END
Teen FictionBertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Start = 19 Desember 2021 Finis = 31 maret 2022