4. Kehilangan semangat
***
Reza menatap pantulan wajahnya didepan cermin kamar mandinya. Reza tersenyum miris.
"Darah dia mengalir ditubuh gua, sampai kapanpun dia orang tua gua. Kenapa gua harus marah, apa susahnya lo nerima kenyataan sih, za?" lirih Reza bertanya pada dirinya sendiri.
Reza mengepalkan jari-jari tangannya, kenangan-kenangan dan masa sulitnya seakan menjadi kaset yang terlintas dipikirannya.
Mengapa Bundanya itu harus menemuinya disaat Reza belum bisa menerima kenyataan itu.
Ting..
Reza menoleh mendengar notif pada handphonenya. Reza mengambilnya dan membuka notif itu.
Abrial : gara-gara lo, bunda sedih.. lo tau sopan santun gak?
Reza berdecih pelan, persetan dengan sopan satun. Kekecewaanya masih terasa hingga sekarang.
'Eza, Bunda janji gak akan ninggalin Eza. Bunda janji sama Eza.." Reza mengangkat jari kelingkingnya.
"Promise?" Bunda tersenyum dan mengangguk juga mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking anaknya.
"Promise." Reza tersenyum lebar.
"Makasih, Bunda."
Rezapun memeluk Salsha dengan erat, menenggelamkan wajahnya dilekukan leher sang Bunda.
"Eza sayang Bunda," lirih Reza dengan tulus.
"Apalagi Bunda, Bunda sayang Eza lebih dari apapun."
Reza memejamkan matanya, sekuat mungkin Reza menghalau momen-momen kedekatannya dengan Salsha.
Ya, mereka pernah sedekat itu. Sedekat hubungan anak dan ibu pada masanya. Namun, itu hanyalah dulu.
Reza yang sekarang, Reza yang kehilangan semuanya. Tidak ada lagi sosok Bunda yang Reza rindukan, yang ada hanya Bunda yang kini menjadi orang lain dan itu Reza yang bisa merasakannya.
"Bun.." lirih Reza.
Reza tak munafik jika ia masih membutuhkan sosok itu, bahkan sampai kapanpun Reza akan membutuhkannya. Tapi, dilihat dari keadaan yang sekarang Reza menguatkan diri untuk terus menyemangati diri sendiri untuk tetap kuat berdiri sendiri dengan tanpa adanya Bunda disisinya.
"Huh.."
***
VollyBallklubB^ (10)
Ardan : Pak Ijal ngundurin diri jadi coach, dia pindah ngajar ke sma sebelah..
Fahmi : maksud lo?
Ardan : gua tau dari Bang Alex, dia chat gua barusan.
Narendra : serius?
Bagas : serius, om gua juga udah ngomong sama gua. Dia minta gua buat ngucapin mohon maaf gak bisa nemenin kita terus, dia juga berharap klub volly Pratama makin jaya.
Chaka : ngprank ya? Cielah dah gak jaman..
Bagas : serius nyet ini..
Ravin : terus kita tanpa coach?
Damar : padahal kita mau turnamen, turnamen ini yang ditunggu-tunggu coach Ijal.
Fahmi : ah sayang banget..
Bagas : pihak sekolah lagi nyari coach baru buat kita. Jadi sans aja, walau Pak Ijal tetap dihati..
Fahmi : yang jelas gak ada lagi Naren yang disuruh susuh pus up karena latihanya gak bener..
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvrenza Shaqeel || END
Teen FictionBertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Start = 19 Desember 2021 Finis = 31 maret 2022