chapter 6

9.2K 966 86
                                    

6. Tak lagi sama

***

Reynand menghampiri Salsha diruang kerjanya. Terlihat wanita itu sedang fokus berhadapan dengan laptopnya.

"Bunda.." Salsha menoleh, dan mendapati putra pertamanya yang kini sedang berjalan menghampirinya.

"Kak bagaimana?" Reynand menghela nafas.

"Rey kira Reza gak sekolah disana, ternyata beneran sekolah disana," lirih Reynand.

"Kak.. jangan kayak gitu, Nak," ucap Salsha.

"Bunda yang buat Rey menjadi seperti ini," balas Reynand dan duduk disopa yang ada diruangan kerja Salsha.

"Ini yang terbaik."

"Yang terbaik menurut Bunda, udah Rey turutin dan sekarang apa yang terbaik buat Reza?" Salsha terdiam.

"Bunda, Eza kenapa gak boleh ikut?" tanya Reza pada saat itu.

Salsha menghela nafas. "Eza bagaimana ketika bertemu dengan kamu?"

"Rey masih kecewa dengan semuanya, jangan maksa Rey untuk berperilaku baik dengan Reza."

"Kak.." Reynand menggelengkan kepalanya.

"Bunda, tolong dengerin apa kemauan Rey saat ini. Rey cuma mau Bunda gak maksa Rey buat berdekatan dengan Reza, Rey belum bisa dan gak semudah itu Rey menata hidup Rey kembali dengan Reza," jelas Reynand menatap penuh harap wanita yang telah melahirkannya.

"Kasi-

"Itu resiko Reza bukan resiko Rey, andai dulu Reza gak-

"Iya udah. Bunda hanya minta awasin Reza disekolah ya, Nak. Bunda mohon," pinta Salsha.

Reynad mengangguk. "Hanya itu bukan?"

"Iya, hanya itu."

Reynand menghela nafas pelan. "Baiklah."

Setelah mengobrol dengan Salsha, Reynandpun keluar dari ruang kerja Salsha. Salsha memang wanita karir walaupun suaminya penguasaha sukses.

Reynand melangkahkan kakinya menghampiri Abrial yang sedang duduk sendiri disopa dengan televisi yang menyala.

"Ngapain sih De? Gabut banget kayaknya," kekeh Reynand dan duduk disamping Abrial.

"Emang gabut. Kakak dari mana?" tanya Abrial.

Sejak Papah dan Bunda Reynand menikah, Abrial memang langsung dekat dengan Reynand begitu juga Reynand yang gampang mengakrabkan diri, apalagi Reynand yang mempunyai adik seumuran dengan Abrial.

"Habis dari ruangan Bunda." Abrial mengangguk.

"Hmm.. jadi Kakak beneran ngajar di SMA Pratama?" tanya Abrial lagi.

"Iya, lo tau Reza sekolah disana?" Abrial mengangguk.

"Tau, dulu pas turnamen ketemu disana."

"Kak.." tegur Abrial ketika Reza melamun.

"Ya?"

"Sedekat apa dulu kakak sama si Reza?" tanya Abrial mempunyai keingin tahuan tentang Reynand dan Reza pada saat itu.

"Sedekat hubungan kakak dan adik aja. Kenapa emang?" Abrial menggelengkan kepalanya.

"Reza berarti banget ya?"

Reynand terdiam. "Makan yok, gua laper banget dari tadi. Lo belum makan kan, De? Apa mau makan diluar?"

Abrial menatap Reynand yang malah mengalihkan pembicaraanya. "Boleh."

Alvrenza Shaqeel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang