54. Membongkar kebusukan Siska
***
Abrial hanya bisa terdiam dengan rasa bersalah yang kini menyerangnya, benar kata Chaka. Seharusnya damailah jalan pintasnya agar semuanya baik-baik saja.
"Kak, bangun ya.." ucap Abrial menatap Reynand yang tidak berkutik dengan penuh harap.
"Apa harus Reza yang kesini biar lo bangun, Kak?" tanya Abrial berpikir bahwa ketika Reza yang meminta Reynand bangun maka Reynand akan bangun..
"Reza nya sakit, kalau dia udah sehatan dia pasti jenguk lo dan minta lo bangun. Jadi, lo sabar dulu ya."
Salsha membuka knop pintu ruang rawat Reynand, kedua mata nya menatap Abrial dengan tatapan datar.
"Kamu ngapain masih disini, Abrial?" tanya Salsha. Abrial dibuat menoleh mendengar pertanyaan dari Salsha.
"Al cuma nemenin Kak Rey, Mah." Abrial membalas dan menundukan kepalanya, teringat kemarahan besar Salsha kepadanya.
"Reynand gak butuh kamu,lebih baik kamu pulang dan istirahat."
"Tapi, Mah."
"Al tolong." Abrial menghela nafas pelan, ia mengalah dan memilih meninggalkan ruang rawat Reynand dari pada Salsha kembali murka kepadanya.
"Yaudah, Mah." Abrial bangkit dan menyalimi Salsha, walau Salsha terlihat sedikit tidak ikhlas.
"Al pulang, nanti Al suruh Bibi masa biar Mamah bisa makan. Permisi." Salsha tak membalas, kekecewaan kepada Abrial masih ada, tapi Salsha lebih kecewa kepada dirinya sendiri.
Salsha kembali berkaca-kaca melihat anak sulungnya yang terbaring lemas tanpa bergerakan dibrankar rumah sakit. Salsha duduk dan menggegnggam tangan Reynand dengan lembut dengan sesekali mengecupnya singkat.
"Cepat bangun sayang, kasian Reza. Dia butuh kamu banget," lirih Salsha.
Setelah khawatir dengan keadaan Reynand, Salsha lebih khawatir dengan kondisi Reza yang sebenarnya Salsha belum bisa menjenguk anak itu.
"Maafin Bunda yang harus egois, maafin Bunda yang gak pernah ingat kebahagiaan anak-anak Bunda. Cepat bangun, Bunda rindu..." Salsha menghapus air matanya pelan, menatap sendu wajah Reynand yang pucat.
Pintu kamar rawat Reynand kembali terbuka, dan tanpa menoleh Salsha sudah mengira siapa yang masuk.
"Salsha.."
"Iya, Mas.." Rafisqi mendekat dan berdiri disamping kiri tubuh Reynand terbaring.
"Sampai saat ini belum ada perkembangan," ucap Rafisqi dengan pelan.
Rafisqi baru saja kembali menghadap dokter untuk membicarakan keadaan Reynand.
"Kita pasrahkan semuanya sama yang di atas, Mas.." Rafisqi menghela nafas pelan.
"Reza bagaimana?" Rafisqi menggelengkan kepalanya.
"Masih susah diajak bicara, hanya mau berbicara dengan sahabatnya. Ya karena saya rasa selama ini yang ada buat Reza hanyalah sahabatnya, mereka sangat penting dari pada kita, Salsha," tukas Rafisqi.
***
Disatu tempat, Ardi yang memang ada pekerjaan di Jakarta harus bisa menyelesaikan pekerjaanya dan meninggalkan kondisi tak mengenakan diBandung.
"Bukannya dia Salsha?" gumam Ardi ketika melihat seorang wanita yang memasuki salah satu mall yang berada di Jakarta.
Ardi membuka pintu mobilnya dan tidak melepaskan tatapan kepada wanita yang Ardi curigai sebagai istri dari Rafisqi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvrenza Shaqeel || END
Teen FictionBertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Start = 19 Desember 2021 Finis = 31 maret 2022