chapter 8

8.9K 908 99
                                    

8. Kecewa itu ada

***

Reynand baru sana sampai rumah pada menjeleng adzan magrib. Abrial yang menunggu kepulangan Reynand langsung menyambut kakaknya itu dengan senang.

"Kak kok sore banget? Tadinya gua mau ngajak nonton tau," keluh Abrial setelah Reynand duduk disampingnya.

"Gua habis ngelatih klub volly, De. Jadi pulangnya sore," balas Reynand dengan apa adanya.

"Loh kok? Klub volly Pratama?" Reynand mengangguk.

"Kok jadi ngelatih? Kan lo cuma ngajar, Kak."

Reynand menghela nafas. "Disuruh, berhubungan coach mereka pindah tugas jadi gua ngisi kekosongan," jelas Reynand, ada decakan sebal yang Reynand dengar dari Abrial.

"Jadi pasti sering ketemu Reza dong, Kak?" Reynand mengangguk.

"Gua kira dia gak ikut volly, dulu dia suka basket padahal." Abrial terdiam beberapa saat, Abrial kurang suka jika Reynand membahas tentang Reza dihadapannya.

"Ia kah?" Reynand mengangguk.

"Gua gak tau kenapa dia bisa ikut klub volly, permainanya juga oke lah."

"Reza udah mulai deketin lo ya, Kak? Nanti lo deket lagi sama Reza dan lo lupa sama gua," lirih Abrial membuat Reynand menoleh dan mengacak puncak rambut Abrial.

"Enggak, gua gak berinteraksi sama dia. Mana mungkin gua lupa sama lo, De," jelas Reynand membuat hati Abrial menghangat.

"Bener?" Reynand mengangguk.

"Pokoknya gua gak mau lo lupa sama gua, gua udah bahagia banget punya Kakak kayak lo, Kak."

"Tenang aja."

Abrial tersenyum. "Lihat Reza, bahkan Kakak lo kini udah sepenuhnya jatuh sama gua," batin Abrial.

"Bunda udah pulang?" Abrial mengangguk.

"Mamah tadi pulang bareng sama Papah, Kak."

"Yaudah. Kakak mau bicara dulu sama Bunda." Abrial mengangguk.

Reynand masih sama memanggil Salsha dengan panggilan Bunda, sedangkan Abrial memanggiknya dengan panggilan Mamah.

Reynandpun menghampiri Salsha yang kemungkinan berada dikamarnya.

"Bunda..."

"Iya, Kak. Bentar!" Salshapun membuka pintu kamarnya dan mengajak anak pertamanya itu masuk.

"Papah mana, Bun?"

"Papah mandi, ada apa?" tanya Salsha ketika Reynand sudah duduk disopa yang ada dikamar itu.

"Bunda tau alasan kenapa Reza diBandung?" tanya Reynand, sejujurnya Reynand merasa penasaran tentang kehidupan adiknya setelah ditinggal sendiri diJakarta waktu itu.

Salsha menggelengkan kepalanya, tanda tak paham. Salsha tidak mengetahui alasan anak bungsunya berada di Bandung.

Flashback on

Setelah pertemuannya dengan Reza yang tidak disengaja, Salsha masih terisak dengan Abrial yang berada disisinya.

"Mah, udah dong. Jangan nangis," pinta Abrial sambil menyetir.

"Tadi beneran Reza anak Bunda, Al," isak Salsha.

Tak pernah terbayang oleh Salsha akan bertemu kembali dengan Reza, dilihat bertatap kecewanya Reza padanya dulu.

Abrial mengangguk. "Iya, itu Reza."

"Mamah kangen banget sama Reza, tapu kenapa Rez-

Alvrenza Shaqeel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang