21. Rasa sulit
***
Reza membuka knop pintu kos-nya dengan pelan. Sepulang sekola Reza memang langsung pulang karena memang tak ada ekskul apa-apa. Paling besok ada musyawarah dikelas untuk acara ulang tahun sekola dan juga ada ekskul voly.
Setelah membuka knop pintu kamar, tak lupa Reza pun menyimpan tas hitamnya dikursi meja belajarnya.
"Huhh.." desisnya.
Reza duduk dikursi meja belajarnya sambil mengcharger handphonenya yang sudah kehabisan batrai.
Alih-alih menyimpan handphonenya harus Reza batalkan karena melihat ada notif masuk dari ayahnya, Reynand dan beberapa notif yang selalu Reza acuhkan.
Sumberuang : Udah pulang sekolah? Ada hal yang harus Ayah bicarakan sama kamu.
Reza menyernyitkan dahinya, tumben Ayahnya mengirim pesan seperti itu. Biasanya langsung to the point.
Alvrenza : Udah, knp Yah?
Tak lama Rafisqi pun menelvon Reza, jika ayahnya sudah menelponnya itu artinya ayahnya rindu dan ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan.
"Iya, Hallo asslamualaikum, Yah." Reza bangkit dan duduk disambing tempat tidurnya.
"Waalaikumsalam. Beneran udah dirumah, Nak?"
Suara Rafisqi menjawab, Reza reflek mengangguk.
"Iya, udah. Kenapa?"
"Ayah mau berbicara serius sama kamu, Reza.."
Reza menyernyitkan dahinya, tumben sekali ayahnya memanggilnya dengan panggilan 'Reza'
"Hem.. apa, Yah? Serius banget?" tanya Reza.
Terdengar suara helaan nafas berat dari Ragisqi, membuat Reza bertanya-tanya. Sebenarnya sepenting apa pembicaraan Rafisqi kepadanya.
"Apa tidak ada kemauan buat kamu tinggal lagi sama Ayah?"
Reza terdiam beberapa detik, sudah lama sekali ayahnya tidak menyinggung perihal itu.
"Maksudnya aku kembali ke Jakarta?" tanya Reza menyandarkan tubuhnya.
"Iya. Ayah berharap kamu mau tinggal lagi sama Ayah di Jakarta."
"Aku udah betah disini, Yah. Lagian, kenapa Ayah kembali ngebahas ini? Bukan kah aku pernah bilang aku mau tinggal diBandung minimal sampe aku udah lulus SMA?"
"Ayah gak mau kamu terus tinggal sendiri, kamu itu cowok-
"Ya karena aku cowok, makanya aku mau belajar mandiri. Lagi pula, selagi aku tinggal di Bandung gak ada hal negatif kan?"
Disana Rafisqi mengangguk, iya selama tinggal diBandung Reza memang tak pernah melakukan hal negatif.
"Ayah cuma mau kamu tinggal sama Ayah. Lama-lama Ayah khawatir sama kegiatan kamu disana tanpa bimbingan orang tua, kamu semakin gede semakin harus Ayah perhatikan juga."
Reza menghela nafas, Rafisqi membuatnya bingung hari ini.
"Yah, Ayah kenapa? Ayah gak percaya sama aku disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvrenza Shaqeel || END
Teen FictionBertemu seolah tak saling kenal, nyatanya ada rindu yang saling bersuara ~ AlvrenzaShaqeel Kecewa dalam tatap dan rindu dalam diam ~ ReynandAkbar Start = 19 Desember 2021 Finis = 31 maret 2022