chapter 28

7.4K 888 50
                                    

28. Nadir

***

Farhan berdecak kesal menatap Reza. "Ayolah, Za. Masa kelas kita gak solo vokal," ucap Farhan yang sedang meminta Reza untuk menjadi peserta dalam perlombaan solo vokal dalam memperingati ulang tahun sekola.

Perlombaan yang disertakan banyak, mulai dari seni, akademik, dan olahraga.

"Gua gak ada persiapan," keluh Reza duduk disalah satu bangku yang ada diruangan panitia.

Saking banyaknya acara perlombaan, setiap ketua kelas dan wakil ketua kelas 10&11 diikut sertakan dalam menjadi panitia, namun tidak melibatkan ketua kelas dan wakil ketua kelas dari kelas 12. Toh, sudah diwakilkan oleh Osis kelas 12, lagian tidak mungkin harus terus merepotkan kelas 12, bukan?

"Gua udah daftarin lo, Za. Urutan 12, masih sans kelas kita lo bisa latihan dulu dikelas," tukas Farhan yang memang anggota Osis kelas 11 yang menjadi panitia seni, Reza panitia olahraga dengan Chaka juga.

"Sans-sans mata lo sans, gua gak bisa gua malu," ketus Reza.

"Kenapa harus malu? Suara lo enak, pasti menang kelas kita, Za." Reza menghela nafas dan mengacak rambutnya prustasi, apa harus?

"Woy, upacara pembukaan mau dimulai!" teriak Chaka yang muncul dari arah pintu.

Reflek, orang-orang yang masih ada diruangan panitia, mereka langsung menoleh kearah sumber suara dan membuat Chaka malu sendiri, untung tidak ada kelas 12 sekarang diruangan ini.

"Pokoknya Za lo harus jadi wakil kelas 11 IPA 1, gak mau tau gua!" tukas Farhan dengan tegas.

"Iya-iya dah," kesal Reza dan langsung menyusul Chaka.

"Ayok, Chak!" ajak Reza.

Merekapun kelapangan utama yang memang sudah ramai dengan siswa-siswa yang sudah berbaris.

"Si Ardan sama yang lain di mana dah?" tanya Reza tak melihat keberadaan sahabat-sahabatnya itu.

"Agak siangan katanya, emang ya tuh bocah seenaknya," kesal Chaka.

"Gua baris dibelakang aja deh," ucap Reza kepada Chaka.

"Heeh ntar pingsan ribet lagi lo," celetuk Chaka dan Reza berbaris disamping Farhan.

"Za ya?" Reza menatap Farhan kesal.

"Iya, bawel banget lo gua wakil ketua kelas berani-berani lo sama gua," gerutu Reza.

"Ngapain gua gak berani sama lo, Za," balas Farhan tak mau kalah, Farhan tipikal orang yang nyeselin emang.

Tak lama acara pembukaan acara ulang tahun sekola pun dimulai, dan sialnya Reza harus bersampingan dengan Reynand yang berbaring dengan barisan para guru, panitia dan guru sampingan memang.

Terlihat Reynan memanggil anggota  PMR yang akan bertugas untuk berjaga dibelakang panitia.

"Pastikan disetiap barisan dibelakangnya ada anggota PMR, jangan terlalu fokus dengan siswa-siswi yang lain, panitia juga sama, perhatikan panitianya juga," tukas Reynand berbicara dengan anggota PMR yang sudah berhadapa dengannya.

"Baik, Pak." Reynand mengangguk dan kembali kebarisan, beberapa detik Reynand menoleh kepada Reza.

Reza juga mendengar perkataan Reynand kepada siswa yang ada dibelakangnya, Reza juga sadar bahwa Reynand melirik kearahnya.

"Jangan nunduk wae, Za. Pusing baru nyaho lo," celetuk Farhan.

[Nyaho = Tahu]

"Bawelsan sia," ketus Reza.

Alvrenza Shaqeel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang