chapter 31

7.4K 898 145
                                    

31. Pertemuan mengundang arti

***

"Udah malam banget, gua harus pulang," tukas Damar saat melihat jam menunjukan pukul setengah duabelas malam.

"Gak nginep aja?" tanya Reza dan Damar menggelengkan kepalanya.

"Lain kali aja. Gua tau lo butuh waktu sendiri," balas Damar. Reza mengangguk tidak bisa menahan Damar untuk pulang, Reza juga paham pasti Damar kecapean setelah latihan tadi.

"Kalau ada apa-apa hubungi gua, ya?"

"Iya, Mar." Damar pun pergi dari kos-an Reza. Bukan tega meninggalkan Reza sendiri dalam keadaan seperti ini, Damar hanya memberikan waktu untuk Reza berdamai dengan dirinya sendiri.

Setelah Damar benar-benar pergi, Reza tersenyum miris. Merasa tak percaya bahwa saat ini ia masih diberikan sahabat yang perduli dengannya, contohnya Damar. Orang yang tak pernah malu memberikan pengertian dan rasa perdulinya.

"Gua gak tau cara ngebalas kebaikan lo harus seperti apa, Mar," lirih Reza.

Flashback on

Reza terdiam disebuah taman dekat dengan masuknya jalan kesebuah perkomplekan. Reza bingung harus apa, karena saat ini hanya sepi yang ia rasakan melihat jam yang baru saja menunjukan pukul lima subuh.

"Gua kok bego ya? Tapi ini yang terbaik, kan?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

Reza menghela nafas pelan, pegal ia rasakan disekujur tubuhnya. Rasanya, ingin sekali merebahkan tubuhnya itu.

Tanpa Reza perhatikan, ternyata ada orang yang mendekat kearahnya.

"Hallo?" sapa orang itu menepuk bahu Reza.

Reza yang sedang melamun kaget mendengar seseorang yang menyapanya, namun Reza menghela nafas lega tak kala mendapati wujud seorang manusia bukan makhluk yang ada dipikiran Reza, seperti setan penunggu taman?

"L-lo siapa?" tanya Reza heran.

"Gua lah yang harusnya nanya lo siapa," balas cowok yang kemungkinan seumuran dengannya.

"Gua Reza.." Cowok itu tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya.

"Gua Damara Lakeswara," ucap cowok yang bernama Damar itu.

"Iya.."

"Gua boleh duduk?" Reza mengangguk pelan, ia canggung menghadapi orang baru.

"Kayaknya lo bukan orang sini, tapi bisa gua prediksi lo seumuran sama gua, kan?" Reza mengangguk lagi, toh yang diucapkan Damar memang benar walau Reza tak tau apa ia seumuran dengan Damar.

"Lo dari mana?"

"Dari Jakarta.." balas Reza dengan pelan. Damar memperhatikan muda Reza yang memang terlihat sangat kusut.

"Kenapa lo ada disini?" Reza menggelengkan kepalanya..

"Gua kalut, makanya gua ada disini." Damar mengangguk paham, dari jawaban singkat Reza, Damar bisa menyimpulkan bahwa Reza kabur atau bahkan terpisah dengan keluarganya?

"Lo mau ikut sama gua dulu gak? Rumah gua deket sini tinggal masuk komplek."

Pertemuan pertama kali ditaman itu membuat Reza bisa menyakini bahwa remaja bernama Damar Lakeswara itu lelaki yang baik dan perkiraan itu benar adanya.

"Coba kalau gua gak ketemu sama lo, Mar. Mau seperti apa gua sekarang?" tanya Reza.

Tentu saja Reza ingat dengan pertama kalinya Reza mengikuti Damar untuk ikut kerumahnya dan diperkenalkan langsung dengan ibu dan ayah Damar.

Alvrenza Shaqeel || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang